♤27

337 39 0
                                    

Hari ini karina memilih untuk tidak masuk sekolah. Ia hanya tidak ingin bertemu siapa pun.

Cukup trauma dengan apa yang terjadi. Bahkan yang bisa ia percaya hanya winter saja masih membuatnya ragu.

Karina melamun menatap luar jendela kamar winter dari sela sela gorden yang disingkap sedikit.

Pemilik kamarnya sedang mandi untuk bersiap kesekolah.

Karina terus diam setelah menceritakan semua pada winter kemarin. Hatinya sedikit longgar setelah curhat.

Tapi bayang bayang percakapan papanya dengan sosok yang ia yakini jeno itu masih menghantui sampai membuat karina tidak bisa tidur.

Ingin menangis saking hancurnya perasaannya. Tapi bagai kering air matanya tak ada setetes pun yang keluar.

Harusnya udah biasa kan?

Karina terus menggumamkan kalimat itu dibenaknya. Meyakinkan diri kalau ia tidak harus bersikap aneh seperti sekarang.

Namun mau bagaimana pun yang dapat ia lakukan sekarang hanya terus berdiam diri tak ingin ditemui siapa pun.

Winter membuka pintu kamar mandi sambil menggosok rambut basahnya dengan handuk kecil.

Matanya langsung menatap karina yang masih dalam posisi sama dari ia bangun tidur sampai selesai mandi.

Winter menghela nafas pelan. Memang ia belum memberi tahu pada temannya itu tentang kejadian kemarin saat ia mengamuk dirumah jaemin.

Ini sesuai saran mereka untuk tidak memberi tahu lebih dulu. Karena sudah pasti apapun itu karina tak akan mau mendengar.

Winter berdiri dipinggir kasur masih menatap sedih temannya itu lalu menaiki kasur dan mendekati karina yang mungkin tak sadar.

Winter memeluk erat karina dengan wajah sedih. Karina yang dapat pelukan tiba tiba tersentak kaget lalu menatap winter disampingnya.

"Lo jangan diem terus dong. Gue sedih tau" gerutu winter.

Karina tersenyum tipis.

"Maaf. Gue ngerepotin lo ya?"

Winter menegakkan tubuhnya menggeleng cepat.

"Gak ada yang bilang ngerepotin loh. Lagian udah biasa juga kan lo dirumah gue. Gak ada yang aneh"

Karina mengangguk saja lalu menunduk menatap kedua tangannya diatas pangkuan.

"Gue- gue mau nangis tapi gak bisa. Sakit banget karena gak bisa mengekspresikan apa yang ada diperasaan gue. Gue mau marah tapi rasanya gak sanggup" lirih karina.

Winter melengkungkan bibirnya sedih lalu kembali memeluk karina.

"Pokoknya apapun itu lo bisa cerita kegue. Gue siap nemenin lo. Jangan merasa gak punya siapa siapa ya. Masih ada gue"

"Thanks win"

♤♤♤

Jeno bersiap pulang. Renjun dan jaemin yang memang bersama jeno di dalam ruang osis hanya memperhatikan gerak gerik laki laki itu.

Memang jeno lebih diam hari ini. Mungkin karena masalah eric, selain itu juga karina enggan untuk ditemui olehnya.

Aura jeno terlihat lebih gelap setelah kejadian kemarin. Mereka sebagai teman dekat jeno tahu kalau cowok itu dalam kondisi yang tidak baik.

"Gue duluan"

"Tunggu jen" tahan jaemin yang membuat jeno menoleh kearahnya.

"Tunggu haechan bentar" sahut renjun yang sepertinya tengah bertukar pesan dengan temannya yang belum hadir itu.

WITH YOU | JENO X KARINA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang