3

127 20 23
                                    

Jimin.

Pulang ke rumah setelah mengakhiri pertunanganku dengan Yunji rasanya seperti mengakui kekalahan. 

Hanya sedikit anak buahku yang mengetahui pembatalan itu. Jika itu terserah padaku, aku akan menyembunyikan masalah ini untuk sementara waktu, tapi Ayah bersikeras agar kami memberitahu mereka.

Itu sebabnya aku mengadakan pertemuan pertama kali setelah aku kembali ke Daegok. Aku memiliki sepuluh tim yang bertanggung jawab atas berbagai bidang bisnis. Salah satunya yang diketuai oleh sepupu ku Jeon Hoseok, yang kebetulan adalah salah satu sahabat ku. 

Ayahnya telah meninggal beberapa bulan yang lalu karena penyakit kanker yang sama, yang perlahan-lahan menyerang ayahku. Mereka berdua adalah perokok berat sejak masa remajanya, dan keduanya harus menanggung akibatnya.

Aku membuka Zippo, lalu menutupnya. Aku berhenti merokok enam bulan yang lalu karena hal ini, tapi aku tidak bisa berpisah dengan korek api yang diberikan kakekku untuk ulang tahunku yang keempat belas.

Aku berdeham, menyadari anak buahku telah menatapku dan menungguku mengatakan sesuatu. Lagipula aku sudah memanggil mereka. 

Mereka duduk mengelilingi meja kaca panjang di kantor ku, mata mereka tertuju pada ku. 

Aku yang termuda, bahkan Hoseok hyung hampir setahun lebih tua dariku. Saat aku mulai mengadakan rapat di rumahku sendiri dan tidak lagi di rumah orang tuaku, aku memastikan kantorku tetap modern dan fungsional — kaca dan kayu hitam yang indah. 

Aku ingin menunjukkan kepada anak buah ku bahwa segala sesuatunya akan berubah sekarang setelah aku berkuasa, dan penampilan luar selalu menjadi awal yang baik. Ayahku adalah seorang Underboss yang baik, tapi aku harus menemukan gayaku sendiri dalam memerintah.

Aku bangkit dari kursiku, lebih memilih berdiri agar aku bisa melihat semua orang dengan jelas.

Sejauh ini, hanya Hoseok hyung yang mengetahui kegagalan pertunangan tersebut.

Memperkuat diriku sendiri, aku memberi tahu anak buahku tentang pertunangan yang dibatalkan. Reaksi mereka berkisar dari terkejut hingga menyetujui. Tak satu pun dari mereka yang menganggapnya sebagai hal buruk.

Ketua tim tertua ku mengangguk. Rambut putihnya menunjukkan usianya, usia seorang pria yang telah bertugas sebagai Ketua tim di Daegok lebih lama dibandingkan aku di bumi — sebuah fakta yang kadang-kadang dia biarkan terlihat pada awalnya. 

"Masuk akal. Mereka tidak bisa mengharapkanmu menikah dengan seseorang yang telah dinajiskan oleh musuh.”

Aku mengertakkan gigi. 

Naluri pertamaku adalah membantahnya dan mengatakan yang sejujurnya — bahwa bukan aku yang membatalkan pertunangan, tapi tunanganku yang membatalkannya.

Sebaliknya, aku mengangguk, terlalu bangga untuk mengakui kekalahan. Hoseok hyung tidak mengatakan apa pun, dia juga tidak bereaksi. 

Aku kemudian memberi tahu mereka tentang pertunangan ku dengan Yeorin, dan seperti yang diharapkan, anak buah ku menerima ikatan tersebut. Bagi mereka, yang terpenting adalah wilayah kami mendapat pengakuan yang layak.

Perempuan dapat dipertukarkan jika mereka memiliki status yang diharapkan. Bukan hal yang aneh jika anak perempuan dijanjikan di usia dini, bahkan kepada pria yang lebih tua, asalkan pernikahannya ditunda hingga setelah ulang tahun mereka yang kedua puluh.

Meskipun mereka menerima ikatan tersebut, rasa pahit tetap ada di mulut ku setelah menceritakannya kepada mereka. Aku selalu senang mempunyai pengantin seusiaku. 

Kim Yunji dan aku setidaknya memiliki beberapa kesamaan. Kami mengenal orang yang sama dari acara sosial bersama kami. Selain itu, Yunji dan aku berbagi sikap tenang kami. Kita bisa membuat pernikahan berhasil.

Him & iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang