25

165 20 37
                                    

Guy's, jangan biarkan teman di sebelah kalian ikut membacanya ya 😁
.
.
.

Jimin.

Yeorin berbaring di hadapanku seperti seorang dewi, kakinya terbuka, memberiku pemandangan indah ke vaginanya yang cantik. 

Klitorisnya bengkak dan merah, sangat membutuhkan perhatian. Bibir vagina dan pipi pantatnya berkilau karena nafsunya padaku. 

Sialan. 

Tubuhku menjerit untuk benar-benar menjadikannya milikku, untuk menenggelamkan diriku ke dalam wanita cantik ini.

Sebaliknya, aku menelusuri paha bagian dalam dengan jari telunjukku, perlahan beringsut ke bagian luar bibir vaginanya. Aku sudah lama ingin melakukan ini selama berminggu-minggu. Setiap kali aku memuaskinya dengan vibrator, tubuhku menjerit untuk merasakan, untuk tenggelam ke dalam dirinya.

Tadi malam telah menjadi permulaan, sekilas gambaran istri seksi ku. Aku membutuhkan lebih banyak.

Dia mengepal dan inti kecilnya tampak semakin membengkak. Aku mengerang, mataku mencari mata Yeorin. Wajahnya memerah tetapi tidak memalingkan muka. 

“Aku tidak sabar untuk memakan vagina cantikmu lagi.”

Dia menggigit bibirnya, matanya berkedip karena rasa lapar yang langsung menuju ke penisku. Aku memanjat di antara kedua kakinya dan duduk di dalamnya. Aku menguatkan diri dengan siku dan membuka pahanya lebih jauh untuk memberi ku akses yang lebih baik dan pemandangan yang indah. 

Tadi malam, aku belum bisa melihat setiap detail indah vaginanya seperti sekarang. Mengetahui Yeorin sedang memperhatikan, perlahan aku menjilat jejak basah dari pipi pantatnya yang gagah ke lembah kecil antara labia dan paha bagian dalam. Kebutuhannya terhadapku mengalir keluar dan aku menjulurkan lidahku dan menjilatnya dari celahnya. Dia tersentak, vaginanya mengepal karena kebutuhan.

“Jimin,” bisiknya. "Tolong."

Sial, dia terdengar seolah mulutku adalah penyelamatnya. Dia akan segera menyadari bahwa lidah ku lebih baik daripada alat apa pun. Aku akan memakannya setiap hari. 

Mata kami bertemu lagi, dan rasa memiliki memenuhi diriku saat melihat wajahnya yang cantik dan membutuhkan. Bibirnya terbuka, pipinya memerah, dan matanya meminta lebih padaku. 

“Apakah kau ingin vibratornya?”

Dia menggelengkan kepalanya dengan cepat.

“Atau kau ingin aku menjilat vaginamu, Yeorin? Menjilatnya dalam-dalam sampai kau menyentuh lidahku?”

"Ya," katanya terengah-engah.

Bagaimana aku bisa menolaknya? 

Bagaimana aku bisa menolak suguhan lezat ini? 

Dia berbau harum. Aku memberikan ciuman paling sederhana ke klitorisnya yang membesar. Sekali lagi, dia mengepal dan menarik napas tajam. Jari-jarinya menyentuh rambutku, hampir menyakitkan.

Aku memutuskan untuk berhenti menggoda. Yeorin sudah basah dan siap menghadapi lebih banyak lagi.

Menatap mataku untuk memperhatikan wajahnya, aku menjilat mutiara kecilnya dengan jilatan yang perlahan dan disengaja, melingkarinya dengan ujung lidahku, hanya memberikan sedikit tekanan. 

Aku dibalas dengan erangan gemetar. Aku menciumnya dengan bibirku, menjelajahi lipatan lembutnya dengan lidahku, mencicipinya. Aku menyelam di antara bibirnya dan menjilat klitorisnya lama-lama, meluangkan waktu agar dia bisa merasakan ku di setiap ujung saraf vaginanya yang indah. Tapi aku membutuhkan lebih banyak. 

Him & iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang