Part.11

85 59 0
                                    

Assalamu'alaikum semuanya 🤗
Gimana nih,kabarnya?

Sebelum baca ceritanya kalian panggil aku 'Moona' aja yaa. Terus aku panggil kalian 'Mooners' yaaa...

Bantu komen di setiap paragraf nya🙌

Bismillahirrahmanirrahim...

~•Happy Reading•~

"Jika jalan takdir sudah tertulis, maka mau bagaimana lagi? Kita hanya bisa pasrah dan menerima hasilnya saja."

_NOBLE IDEALS_


*****

Semuanya telah usai tak bisa terelakkan, kini kedua orang tuanya benar-benar telah berpisah. Walaupun surat penceraian belum sampai ditangan. Namun keduanya telah berpisah atap. Dan kini seorang gadis yang tepatnya Fiyah sedang berada dalam kebimbangan untuk memutuskan.

Dia sedang bimbang untuk memilih ikut dengan siapa, tapi dari lubuk hati yang terdalam bukan ini yang dia inginkan. Dia menginginkan keduanya masih bersama, kalau bisa dia ingin bersikap egois.

Semuanya sudah tidak bisa kembali utuh, mau bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur. Dan takdir untuk nya memang berjalan seperti ini. Dia tidak bisa menentangnya.

Keduanya memang memperlakukan nya dengan baik, tapi kurang nya hanya kasih sayang. Dan itu sampai-sampai membuat pikiran nya memutuskan untuk tidak ingin ikut dengan kedua nya, lebih baik sendiri. Tapi di sisi lain dia juga ingin ikut bersama salah satunya.

Dan sekarang, ketiganya telah berkumpul di ruang tamu yang berada dirumahnya. Sedang menantikan keputusan yang akan diambil oleh Fiyah.

"Bagaimana Fiyah? Apakah sudah memutuskan?" tanya pria paruh baya yang menjadi peran Ayah dalam hidupnya.

Sedangkan wanita dewasa yang menjadi peran seorang Ibu terhadap nya. Masih menyimak percakapan keduanya dan akan mendengarkan apa yang menjadi keputusan putri nya.

"Sebenarnya, F-fiyah masih bingung Pah," ucap nya dengan ragu-ragu.

Kedua orang dewasa berbeda gender itu hanya bisa menghembuskan nafas pasrah. Mungkin anak gadisnya, masih perlu waktu. Keduanya juga paham, pasti berat berada di posisi seperti itu.

"Ya udah, nanti kalau sudah memutuskan beritahu Mamah sama Papah dan jangan lebih dari seminggu. Itu waktu untuk kamu mempertimbangkan untuk memutuskan," celetuk mamah Fiyah dan beranjak meninggalkan keduanya.

Fiyah hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan lesu. Sedangkan pria paruh baya yang melihat nya merasa bersalah.

"Fiyah, dengarkan Papah ya, Nak."

Sang empu yang dipanggil Papah nya pun, mengalihkan seluruh atensinya pada pria paruh baya yang telah berpindah tempat duduk disebelah nya.

"Papah gak akan maksa kamu untuk ikut dengan papah dan papah juga akan menerima apa yang menjadi keputusan kamu. Papah minta maaf, jika selama ini papah kurang memperhatikan kamu. Sampai kamu merasakan kesepian, papah juga minta maaf jika papah kurang mengerti akan dirimu, Nak. Tapi satu hal yang harus kami tahu, dalam lubuk hati yang terdalam papah sangat menyayangi kamu. Papah gak mau kehilangan kamu. Dan papah minta maaf yang tidak bisa mempertahankan keluarga ini, papah gagal menjadi kepala keluarga untuk memimpin kalian," papar nya dengan diiringi anak yang sudah mengalir. Dia pun langsung merengkuh bahu sang anak untuk memeluknya.

NOBLE IDEALS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang