Part.12

75 56 5
                                    

Assalamu'alaikum semuanya 🤗
Gimana nih,kabarnya?

Sebelum baca ceritanya kalian panggil aku 'Moona' aja yaa. Terus aku panggil kalian 'Mooners' yaaa...

Bantu komen di setiap paragraf nya🙌

Bismillahirrahmanirrahim...

~•Happy Reading•~

"Kabar yang datang sangat mengejutkan, membuat ku tidak bisa berkata apa-apa. Memang Takdir Allah jangan diragukan, jika sudah rezeki kita. Itu tidak akan melewati nya."

-Zhafirah Muna Azizah-

*****

"Perkenalkan nama Saya Aariz Zayyan Malik panggil saja dengan sebutan Ariz . Dan ini sekertaris saya Ilham," ucap pria paruh baya yang bernama Ariz itu sembari merangkul bahu sang sekretaris dan memperkenalkan nya.

Pak Basir dan Bu Urwa merespon nya dengan anggukkan kepala. "Kalau begitu, salam kenal Pak Ariz dan Pak Ilham. Mungkin kalian sudah mengetahui nama saya dan istri saya. Jadi tidak perlu memperkenalkan diri lagi ya, Pak?" Pak Basir menyapa nya kembali dan memberi pertanyaan untuk memastikan diiringi dengan kekehan ringan.

"Iya Pak, tapi tak apa jika Bapak dan Ibu ingin memperkenalkan diri kembali," ucap Pak Ariz mempersilakan.

"Sudahlah tidak pa-pa, kita langsung ke inti saja. Ini juga, malam semakin larut."
Mereka pun menyetujui ucapan Pak Basir, juga biar mempersingkat waktu.

"Tapi kalau bisa harus ada Firah di sini, Pak. Biar lebih enak menjelaskan nya. Karena ini juga bersangkutan dengan nya."

Pak Basir yang mendengar itu mencoba mempertimbangkan apa yang disarankan sang tamu. Setelah dipertimbangkan dengan matang, Pak Basir pun menyetujui nya dan menyuruh Bu Urwa untuk memanggil putri nya yang berada dikamar nya.

"Tenang saja, Pak. Saya tidak akan menjelaskan yang sebenarnya. Itu biar jadi urusan saya," papar Pak Ariz seolah tahu apa yang dipikirkan pria paruh baya yang hampir sama usianya.

Beberapa menit berbincang kecil sembari menunggu kedatangan Firah.
Kini yang ditunggu telah anteng duduk ditengah-tengah Pak Basir dan Bu Urwa.

"Nah, sekarang Firah sudah ada di sini. Jadi kita langsung bahas saja."

Pak Ariz yang mendengar perkataan Pak Basir pun menganggukkan kepala.

"Saya langsung ke inti aja ya, Nak Firah. Biar cepat selesai juga," ucap nya pada Firah.

Firah tak tahu menahu alasan diajak nya oleh sang ibu, mendengar lontaran dari pria yang telah menolong nya membuat guratan di dahi nya muncul dengan kentara. Orang yang di sana pun menyadari kebingungan Firah. Tapi biarlah Firah juga akan tahu sendiri.

"Jadi begini, Nak Firah. Saya kesini mau memberi beasiswa sekolah sembari mondok. Hal ini juga, sebelumnya sudah saya perbincangkan dengan kedua orang tuamu. Dan orang tuamu memutuskan untuk berbicara langsung dengan mu. Karena semua keputusan ada di kamu." Pria dewasa yang bernama Ariz itu berujar panjang pada Firah.

Sedangkan sang empu yang diberitahu langsung terkejut mendengar hal itu. Ada banyak rasa yang tidak bisa diutarakan oleh nya. Hal ini yang diinginkan nya sudah lama. Namun, ada yang aneh di sini. Bagaimana pria dihadapannya bisa tahu kalau dia sudah tidak sekolah lagi?

NOBLE IDEALS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang