Part.06

86 73 9
                                    

Assalamu'alaikum semuanya 🤗
Gimana nih,kabarnya?

Sebelum baca ceritanya kalian panggil aku 'Moona' aja yaa. Terus aku panggil kalian 'Mooners' yaaa...

Bantu komen di setiap paragraf nya🙌

Bismillahirrahmanirrahim ...

~•Happy reading•~


Kini Firah tengah berjalan sendirian menyusuri tiap koridor kelas X untuk menuju sampai di kelas nya. Hari ini, hari terakhir nya sekolah di SMA MUTIARA BANGSA. Dia akan menggunakan hari ini dengan sebaik-baiknya. Kalau diingat mundur kembali banyak kenangan yang mengesankan di sini, yang membuatnya tak kuat menahan cairan bening yang sudah menggenang di pelupuk nya. Bagaimana tidak membuat nya menangis? Dia akan mengakhiri kenangan di masa SMA nya sampai di hari ini.

Memang tidak sedikit yang sering julid kepada nya, tapi dia tidak memusingkan hal itu. Karena itu terserah mereka saja, toh orang lain juga punya penilaian nya masing-masing. Tidak semuanya harus kita tuntut untuk menyukai kita. Karena sejatinya kita pun menilai orang lain dengan pandangan kita sendiri.

"Firah!" teriak seorang gadis yang tengah berlari ke arahnya.

Ternyata teriak 'kan itu dari sahabat nya, Firah pun memutuskan untuk menunggu Fiyah sampai di hadapan nya.

"Hufth"

"F-fir, kam-mu t-tumben b-berangkat p-pagi?" celetuk nya.

Fiyah telah sampai di depan sahabatnya dengan nafas tersenggal sehabis berlari untuk mengejar jarak nya.

"Tenang kan diri mu dulu Fiyah, baru berbicara," Tutur Firah. Tak lupa dia menghapus jejak air mata nya sebelum Fiyah mendekati nya, supaya tak terlihat sahabat nya bahwa dia habis menangis.

Fiyah pun menuruti apa yang dikatakan Firah. Dia mulai menimalisir jantung nya yang sedang berdisko ria di dalam sana.
Beruntung jantung nya tidak sampai copot.

Kalau sampai copot, koid lah moona😒. Fiyah be like.

Ya Ndak pa pa, biar tak meresahkan Firah juga😎. Moona

Skip..

"Tadi kamu, bilang apa Fiyah?" tanya Firah setelah melihat temannya kembali baik.

"Masa harus diulang sih Fir?" keluh sang empu.

"Ya, lagian kamu berbicara habis lari-larian. Aku nggak mengerti lah," balasnya dengan santai.

Sedangkan Fiyah menatap nya bengong dengan bergumam dalam hati, 'ini anak nya yang lagi kurang? Apa aku nya yang memang pelan ngomong nya? Tapi perasaan liat orang lain gak pernah sampe kek gini deh? Au ah, pusing mikirin nih anak satu.' dengan menggelengkan kepalanya.

Firah yang melihat sahabatnya menggeleng-gelengkan kepala membuat nya heran.

"Fiyah kamu kenapa sih geleng-geleng kepala kayak gitu?"

Sang empu tersentak dengan pertanyaan yang terlontar dari Firah, dia pun hanya bisa membalasnya dengan cengiran andalan nya.

"Sudah lah, jangan dipikirkan. Mending kita ke kelas saja, orang lain juga udah banyak yang berdatangan," putus Fiyah. Dia memilih mengajak sahabatnya untuk segera ke kelas, dari pada melanjutkan pembicaraan tadi yang tidak bermutu menurut nya.

NOBLE IDEALS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang