Part.17

80 41 0
                                    

Assalamu'alaikum semuanya 🤗
Gimana nih, kabarnya?

Sebelum baca ceritanya kalian panggil aku 'Moona' aja yaa. Terus aku panggil kalian 'Mooners' yaaa...

Bantu komen di setiap paragraf nya🙌

Bismillahirrahmanirrahim ...

~•Happy Reading•~

"Kemuliaan seseorang adalah agama-nya, harga dirinya adalah akal-nya. Sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlak-nya."

(H.R Ahmad dan Al-Hakim)

*****

Tak terasa mobil pun telah tiba di halaman ndalem. Mungkin sekitaran 45 menit lagi azan dzuhur pun akan berkumandang. Sebelumnya juga, mobil yang ditumpangi mereka berhenti dua kali di rest area untuk beristirahat sejenak.

Dan kini, Pak Ariz dan keluarga Firah pun telah keluar dari dalam mobil. Mereka semua akan segera menuju ke ndalem yang didahului oleh Pak Ariz-selaku orang yang membawa mereka.

"Bu, ada toilet gak, ya?" tanya Firah pada Bu Urwa. Karena dia merasa ingin membuang air kecil.

"Pasti ada, tapi ibu juga ndak tahu, nak." Bu Urwa melihat sekitar yang terlihat hanya bangunan-bangunan kelas. Entah di mana letak toilet yang dicarinya.

Pak Ariz tak sengaja mendengar perbincangan keduanya pun berbalik menatap ke arahnya dan berucap, "Nanti saja di dalam. Kalau toilet santri pastinya jauh, agak di belakang letaknya."

"Owalah, gitu yaa, Pak. Kirain toilet santri dekat."

"Iya, Nak Firah. Kalau begitu, ayo! Kita segera ke ndalem. Takutnya, keburu azan," ajak Pak Ariz sembari melangkahkan kembali kaki jenjangnya.

Hanya membutuhkan beberapa langkah untuk sampai diteras ndalem. Kini Pak Ariz pun mengetuk pintu dibarengi ucapan salam.

Tok ... tok ... tok

"Assalamualaikum."

Tidak perlu membutuhkan waktu lama untuk mengetuk pintu. Terdengar jawaban salam dari dalam.

"Wa'alaikumussalam," jawab seorang wanita paruh baya sembari membuka pintu untuk menyambut tamu-nya.

"Owalah, Pak Ariz toh. Bagaimana kabarnya nih, Pak?" sambutnya dengan diselingi senyuman ramah wanita itu.

"Iya nih, Alhamdulillah saya baik. Bagaimana dengan-mu, Rida?"

"Alhamdulillah, seperti yang dilihat sekarang."

"Ouh iya, silakan masuk," ucapnya mempersilakan sembari mengajak tamu-nya untuk masuk. "Maaf, tadi saya lupa mempersilakan," sesalnya.

Mereka pun ikut masuk ke dalam, dan duduk di sofa yang tersedia di sana.

"Sebentar, Saya mau panggil suami dulu sekalian suruh santri buatkan minum dan camilan untuk kalian," ucap Umi Rida. Namun langkahnya baru seperempat suara Pak Ariz menghentikannya.

"Iya, kenapa, Pak?" tanya Bu Rida sembari menatap pada sang empu.

"Ini, Nak Zhafirah. Mau ikutan ke kamar mandi," beritahu Pak Ariz sembari menatap sebentar ke arah Firah.

"Ouh iya, boleh. Mari sama, Umi!" ajak Umi Rida.

Firah pun menatap Ibunya sebentar dan Bu Urwa pun menganggukkan kepalanya-sebagai pertanda memperbolehkan. Firah melihat respon itu, pun beranjak menghampiri Umi Rida dan mengikutinya.

NOBLE IDEALS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang