10.

342 35 0
                                    

Kayla membekap mulutnya kaget mendengar hal tersebut.

"Dina, kamu gak pernah menceritakan hal ini dari awal, kenapa? Apa kamu gak nyaman tinggal bareng kakak kamu?"

Adina menggeleng. "Aku nyaman kay, sangat nyaman, aku bersyukur karena bisa tinggal bersama mereka, itu artinya aku memiliki keluarga yang meskipun bukan keluarga kandungku" tersenyum lirih.

"Semua orang taunya aku adalah adik kandung mereka, tapi kenyataannya aku hanya adik yang di adopsi oleh mereka, jujur, aku bahagia hidup bersama mereka, aku bisa merasakan apa itu arti kasih sayang seorang kakak kepada adiknya"

"Tapi di sisi lain, aku juga sedih karena aku tidak pernah tau bagaimana rasanya di sayang dan cintai oleh kedua orang tua kandungku sendiri"

"Aku bahagia, sangat bahagia, tapi bukan kebahagiaan itu yang aku cari selama ini, entahlah, mungkin aku bisa dikatakan gak tau diri karena sudah di urus dan di rawat dari kecil sama mereka, tapi Kay, aku juga ingin bertemu dengan orang tuaku, aku juga ingin merasakan kasih sayang mereka"

"Dimana orang tua kamu? Kalo kamu tau aku pasti akan menemani kamu untuk bertemu dengan mereka"

Senyuman itu semakin membuktikan rasa sakit hati kecil adina.

"Langit" jawabnya sambil memandang langit senja.

Kayla yang masih belum mengerti pun mengerutkan keningnya dan ikut menatap langit senja.

Otaknya masih terus berputar mencoba mencerna ucapan adina.

"Langit?"

"Iyah, langit, tempat dimana semua orang akan kembali ke penciptanya"

Kayla membulatkan matanya, dia refleks kaget dan menoleh ke samping.

Gadis itu tersenyum sambil memandang langit senja.

Tempat kembali? Maksudnya orang tuanya sudah meninggal

Kenapa dia tersenyum? Apa tidak menyakitkan untuknya?

Setegar itu dia menerima kenyataan

"Dina, kamu baik-baik saja?"

"Aku baik, hidupku saja yang melelahkan"

"Dina tolong berbahagialah"

"Aku sudah bahagia kay, tuhan membiarkan aku hidup tanpa orang tua, aku di rawat di panti asuhan kemudian aku di adopsi oleh orang yang awalnya gak aku kenal dan sekarang mereka menjadi kakakku"

"Bagaimana aku harus menampung kebahagiaan ku saat ini? Jika itu di masukkan ke dalam sebuah toples kaca mungkin akan tumpah keluar"

"Maafkan aku" Adina menoleh ke samping, Kayla menundukkan kepalanya.

"Maaf untuk apa?" Tanyanya.

"Aku gak tau kamu sudah melalui banyak hal, awalnya aku pikir hidup kamu bahagia karena memiliki kakak-kakak yang baik dan perhatian sama kamu, tapi nyatanya kebahagiaan yang mereka kasih untuk kamu justru gak bisa mengalahkan rasa rindu kamu kepada orang tua kandung kamu yang sudah meninggal"

"Ada saatnya dimana aku akan bertemu mereka kay, semisalnya lewat mimpi? Itu bisa saja terjadi, aku gak mau menyia-nyiakan hal ini, kakakku yang sudah merawat aku, dan setidaknya ada satu hal yang bisa aku balas untuk kebaikan mereka semua"

"Apa yang ingin kamu lakukan?"

"Entahlah apakah ini bisa membuat mereka bahagia atau tidak, tapi dulu aku pernah janji kalo aku akan mendapatkan nilai bagus dan aku ingin lulus ujian kedokteran, mereka tau kalo cita-cita aku ingin sekali menjadi dokter sama seperti kak doyoung"

Sorry If I Love You || TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang