19.

405 33 0
                                    

"Minumlah dulu airnya"

"Terimakasih bunda"

Bunda maria tersenyum manis sembari duduk di samping adina, "Sama-sama nak.."

"Jadi, apa kamu lagi ada masalah?"

"Umm... Bunda sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu, tapi bunda harus janji untuk gak salah faham dan mendengarkan semuanya hingga selesai"

"Baiklah, bunda janji nak, jadi ada apa sebenarnya?"

Adina menghela nafas panjang dan membuangnya perlahan, dia mencoba untuk memberanikan diri menceritakan tentang semua yang terjadi secara jujur kepada bunda maria yang sudah dia anggap seperti ibu kandungnya sendiri.

"Aku akan menikah bunda"

"Apa? Ka-kamu akan menikah?"

"Benar, aku akan menikah dengan seseorang"

Bunda yang merasa terharu dan bahagia segera menggenggam tangan adina, sorot matanya begitu berbinar menandakan wanita itu sangat bahagia mendengarnya, tetapi lagi-lagi adina merasa bersalah karena akan menyakiti perasaannya.

"Dengan siapa? Lelaki mana yang beruntung mendapatkan kamu nak?"

"Maafkan aku bunda, aku benar-benar minta maaf"

Bunda mengerutkan keningnya, "maaf? Maaf untuk apa adina"

"Maaf karena aku gak bisa menjaga diriku bunda, harga diriku yang seharusnya aku jaga, aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf bunda..."

Tatapan yang semula berbinar kini berubah menjadi tatapan terkejut, bunda maria mengerti apa yang dimaksud oleh adina, dia tidak mungkin salah dalam menebak.

Adina berlutut dihadapannya, menangis sambil menggenggam erat kedua tangannya.

"Maafkan aku bunda hiks, maafkan aku hiks"

"Gak mungkin, adina kenapa kamu bisa seperti ini nak? Apa yang sebenarnya terjadi sama kamu, dan siapa yang melakukan itu sama kamu, apakah kakak-kakak kamu tau soal ini?"

"Mereka akan tau bun, terlebih seseorang yang akan menikah denganku adalah salah satu dari mereka"

"Apa?!" Bunda maria menitikkan air matanya, dia kaget sekaligus kecewa karena ternyata selama ini kepercayaan sepenuhnya kepada laki-laki yang mengadopsi adina gak sepenuhnya baik.

"Ya tuhan, kenapa dia melakukan itu sama kamu dina, bilang sama bunda biar bunda samperin mereka dan bunda akan membawa kamu pergi dari sana nak"

"Bunda rela melakukan apapun demi kamu, bunda akan mengurus kehamilan dan kelahiran kamu meskipun bayi itu tanpa ayah, bunda gak mau kamu menderita tinggal bersama mereka nak, hiks, bunda gak mau sayang..."

Adina menangis sejadi-jadinya, dia memeluk tubuh sang bunda, kedua wanita itu meluapkan semuanya dalam pelukan hangat.

"Bunda... Aku bahagia selama tinggal bersama mereka, jangan salahkan mereka bunda, dulu bunda pernah bilang padaku, takdir manusia sudah ada yang mengaturnya bahkan saat manusia itu belum dilahirkan ke dunia, meskipun begitu takdir bisa di ubah oleh manusia. Aku bahagia tinggal bersama mereka bun"

"Tapi nak..."

Adina menggeleng, dia semakin pererat genggaman tangannya.

"Bunda, kak jeongwoo adalah calon suami aku, dia melakukan ini karena niat baiknya bun, selama ini keadaan rumah gak sebaik dulu, semuanya bertengkar mereka menjadi sangat asing karena perasaan yang gak seharusnya merasa rasakan"

"Maksud kamu, kakak-kakak kamu menyukai kamu?"

Adina mengangguk, "benar, mereka menyukaiku dan mencintaiku bukan lagi menganggap ku sebagai adik tapi melainkan sebagai wanita...."

Sorry If I Love You || TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang