part 9. Mall

83 39 29
                                        

𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐚𝐤𝐮𝐧 𝐈𝐧𝐬𝐭𝐚𝐠𝐫𝐚𝐦 𝐚𝐤𝐮 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐲𝐚 @alindasftr_ makasiii🙏😊

𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐚𝐤𝐮𝐧 𝐈𝐧𝐬𝐭𝐚𝐠𝐫𝐚𝐦 𝐚𝐤𝐮 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐲𝐚 @alindasftr_ makasiii🙏😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Dirga mengedikkan dagu ke arah boncengan motornya, isyarat yang jelas dan tak terbantahkan supaya gadis itu mau naik. Alea menatap Dirga dengan tatapan penuh pertanyaan, seolah ingin menjelajahi kedalaman pikiran cowok itu.

"Apaan?" tanyanya, suaranya terdengar sedikit bingung, mencerminkan kebingungan yang menyeruak di dalam hatinya.

"Lo mau pulang? Atau mau diem di sini sampe malem?" tanya Dirga, suaranya mencoba menunjukkan kesabarannya, meskipun hatinya sedikit terusik dengan sikap Alea yang terkesan cuek. Ia berharap pertanyaan itu bisa menarik perhatian Alea dan menghilangkan keraguan gadis itu.

"Hah," sahut Alea, "serius?" Ia menaikkan sebelah alisnya, menunjukkan keraguannya yang tak terselubung.

"Lu kira gue maen-maen apa?" jawab Dirga, nada suaranya sedikit meninggi, menunjukkan sedikit ketidaksukaan pada sikap Alea yang terkesan meragukan niatnya.

"Lo ngga macem-macem kan sama gue karena gue udah omelin Lo waktu itu?" tanya Alea menunjuk dengan jari telunjuknya ke arah Dirga, matanya menatap Dirga dengan penuh kecurigaan, seolah ingin menembus kedalaman hati cowok itu dan membaca niat sebenarnya.

"Ga usah banyak omong Lo, tinggal naik apa susahnya sih!" Ucapnya sambil memberikan helm kepada Alea. Dirga terlihat sedikit kesal dengan pertanyaan Alea yang tak kunjung henti.

Alea hanya diam berpikir sebentar, 'haduh, gimana ya... Masa gue harus pulang sama dia? Tapi kalo nungguin taxi datang, entar kesorean lagi.  Tapi... gue kan masih ngga kenal sama dia. Tapi kalau ngga ada dia, gue entar balik sama siapa coba?' gumamnya dalam hati. Ia terjebak dalam dilema, ingin cepat pulang, tapi juga takut dengan Dirga.

"Ya udah, awas Lo sampe boong sama gue, pokoknya Lo harus anter gue sampe depan rumah gue, titik." Ucapnya, mengambil helm di tangan Dirga, lalu memalingkan wajahnya dari Dirga, dan memasang helmnya. Alea terlihat kesulitan saat memasang helm. Jari-jarinya terlihat kaku dan tak lugas dalam menyelipkan pengikat helm. Akhirnya, Dirga membantu memasangkannya. Bola mata mereka bertemu, saling bertatapan dalam sekejap. Ekhem ekhem.

Dirga mengelus tenggorokannya yang tiba-tiba terasa kering. Ia merasa ada sesuatu yang berbeda ketika matanya bertemu dengan mata Alea. Ada sebuah getaran yang menyeruak di dalam dadanya, seolah mengingatkannya pada sesuatu yang telah lama terlupakan.

"Ga nyangka, gue bisa mandangin dia sedekat ini," batin Dirga, suaranya mengalir lembut di dalam hatinya.

"pasang helm aja gabisa lu," kata Dirga, nada suaranya terdengar sedikit mengejek. Ia mencoba menutupi rasa malunya dengan menunjukkan sikap yang sok tegas.

"Apaan sih," gerutu Alea sambil menepis tangan Dirga dengan sedikit kasar.

"Dih,  paan sih,  udah  cepet  naik!"  Alea  mengerutkan  keningnya,  suaranya  terdengar  sedikit  kesal.  Ia  pun  naik  ke  motor  milik  Dirga,  mencoba  menjaga  jarak  sejauh  mungkin. Jarak  yang  tercipta  antara  mereka  seolah  mencerminkan  jarak  perasaan  yang  masih  membentang  luas.  Alea  masih  merasa  tak  nyaman  berada  dekat  dengan  Dirga.

Dirga  mulai  menyalakan  mesin  motornya,  suara  mesin  itu  menggelegar  seolah  mencerminkan  detak  jantung  Dirga  yang  masih  berdebar  kencang.  Saat  itu  pun  Dirga  sengaja  memperlambat  gas  motornya,  mencoba  mencuri  pandangan  ke  gadis  berambut  cokelat  itu  dari  sepionnya.  Ia  ingin  melihat  ekspresi  Alea,  ingin  mengetahui  apa  yang  sedang  berputar  di  benaknya.

Saat  Alea  mengetahuinya,  Dirga  pun  pura-pura  memalingkan  pandangannya.  Ia  mencoba  bersikap  cuek,  mencoba  menutupi  perasaannya  yang  sebenarnya.

Dengan  santai,  dan  hening  mereka  tidak  membicarakan  apapun.   Alea  menatap  lingkungan  sekitar  yang  ramai  dengan  pandangan  kosong.  "Ni  cowok  aneh  deh,  kemarin  aja  ...  "  Ia  bergumam  dalam  hati,  mencoba  mencari  alasan  di  balik  perilaku  Dirga  yang  selalu  membuatnya  bingung.  "kemarin aja marah-marah, sekarang kok peduli sama gue, huft, andai aja kak Devan yang ada disini," gumam Alea dalam hati.  Pikirannya melayang,  terbayang wajah Devan yang selalu ramah dan perhatian,  berbanding terbalik dengan Dirga yang  seolah-olah berubah drastis.

Tiba-tiba, motor yang mereka tumpangi berhenti mendadak di depan sebuah mall yang ramai, menghentikan laju mereka yang baru saja pulang sekolah. Suara rem mendadak itu membuat Alea terkejut,  dan ia mengerutkan keningnya,  masih duduk di atas motor,  heran dengan keputusan Dirga yang tiba-tiba.  "Loh, kok berhenti?" tanyanya, suaranya terdengar sedikit protes,  mencerminkan rasa heran dan kebingungannya.

ALGA (BERSAMBUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang