Selamat membaca
Jangan lupa vote dan komen.
"Paket!"
Fajar yang akan rebahan diatas sofa ruang tamu terhenti karema suara gedoran tukang paket dari luar. "Cod ini pasti soalnya kaga dilempar," gumamnya menunda rebahannya lalu membuka pintu rumahnya.
"Atas nama?" tanya Fajar didepan pagar rumahnya.
"Freya Fransischa," jawab tukang paket.
"Berapa?"
"Dua ratus lima puluh lima ribu paket skincare."
"Bentar ya pak," kata Fajar masuk ke dalam rumahnya lalu mengambil uang di dompet istrinya yang ada di kamar atas. Setelah mendapatkan uangnya ia membayar paket tersebut.
"Foto dulu pak buat bukti," kata tukang paket.
Fajar menurut mengacungkan jempolnya sambil tersenyum menampilkan giginya membawa paket tersebut. Tak lupa ia hanya mengenakkan style-an kutang bolong-bolong berwarna putih dan celana pendek selutut. Sudah seperti orang yang baru menerima bansos.
"Wah sip. Makasih pak." ujar tukang paket lalu mengegas motornya pergi.
Fajar penasaran dengan apa yang dibeli putri pertamanya itu maka dari itu ia membaca deskripsi paket. "Facial wash, Masker, Sunscreen doang dua ratus lima puluh rebu buset," gumamnya.
Ia meletakkan paket milik Freya itu diatas meja karena anaknya itu masih les.
"Bapak satu tambah tiga berapa?" suara putri keduanya dari tangga.
"Habis tiga berapa kalau ditambah satu angka?" tanya balik Fajar dari ruang tamu.
"Dua."
"Pinter. Nggak usah main hari ini," kata Fajar membuat Natalia mendengus lalu melempar buku pr-nya kesal.
"LILI AYO MAIN!" suara panggilan teman-teman Natalia diluar.
"Lilinya lagi tidur. Besok aja mainnya," jawab Fajar dari jendela ruang tamu.
"LILI ENGGAK TIDUR! LILI LAGI DIPENJARA BAPAK!" sahut Natalia keras membuat Fajar menghampirinya dengan tangan yang memegang sabuk.
"Kerjain pr mu atau ini melayang."
"Ih bapak! Kenapa kasar?!" protes Natalia.
Ctas.
Fajar mencambukkan sabuk sekolah Freya ke anak tangga yang ada disamping Natalia membuat Natlia langsung menjerit tangis karena kaget dan takut. "Aaaaa hiks mima..."
Karena tidak tega melihat Natalia ketakutan, ayah lima anak yang tengah menjahili anak ketiganya dengan menakutinya langsung memeluk putri keduanya itu. "Cup cup cup. Yang pinter sama nurut gitu nak biar bapak nggak marah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Serumah beda keyakinan
Romance«ᵇᵉᵇᵉʳᵃᵖᵃ ᵖᵃʳᵗ ᵖʳⁱᵛᵃᵗᵉ, ᵈⁱ ʰᵃʳᵃᵖ ᶠᵒˡˡᵒʷ ᵈᵘˡᵘ ˢᵉᵇᵉˡᵘᵐ ᵐᵉᵐᵇᵃᶜᵃ» [M] Pacaran beda keyakinan? Sudah biasa. Tapi pernah gak sih lo bakal berumahtangga dengan keadaan beda keyakinan? Dari awal pacaran sampai nikah pun pasangan ini kayak memegang prinsip...