Selamat membaca
Jangan lupa vote dan komen yang banyak jangan dikit-dikit guys.
Sepulang dari acara piknik di Bogor satu keluarga beda keyakinan mengalami demam serta gejala flu dan batuk. Jadi masing-masing di dahi mereka terdapat alat pengompres demam.
Hari ini mereka izin meliburkan diri dari pekerjaan dan sekolah karena sakit.
Aisyah tengah menggendong Galatea yang terus menangis. Disusul Natalia dan Maria yang merengek menangis rewel.
Kepala ibu lima anak itu terasa berat sekali sekarang karena sudah demam harus mengurus dua toddler dan satu anak TK. Belum suaminya dan anak kedunya tengah meriang dan demam tinggi di kamar bawah. Sementara anak pertamanya sudah batuk-batuk dan flu di kamar atas.
Tok. Tok. Tok.
Terdengar suara ketukan pintu di pintu utamanya. Aisyah membukan pintunya menampilkan Jennifer dan Jocelyn membawa mangkuk berukuran besar berisi sayur sup. "Ini cha buat makan," katanya.
"Wah makasih mbak," jawab Aisyah serak menerima mangkuk tersebut tuk diletakkan diatas meja ruang tamu.
"Gak mau ke dokter? Biar dianter bang Khai kalau mau." tanya Jennifer.
Aisyah menggelengkan kepalanya tidak. "Nggak usah mbak, mau isolasi dulu."
"Yaudah kalau gitu gws ibu anak biri-biri," kata Jennifer lalu mengajak putrinya pulang dari rumah Aisyah.
Padahal Jocelyn ingin masuk ke dalam rumah itu tuk menghampiri Gavi tuk sekedar sambang tapi ibunya sudha menggeretnya pulang.
"Ay mau makan nggak? Mbak ipel bawain sup wortel," tanya Aisyah pada Fajar yang memeluk Freya di kamar lantai satu.
"Nggak." jawab Fajar dengan dahi dan dua pipinya ditempeli bye-bye fever.
Freya tidur disebelah ayanmhnya dengan tubuhnya ditumpuk dua selimut tebal karena terus menggigil kedinginan. Ah, Aisyah menyesali atas idenya kemarin bermain hujan di saat piknik.
"Mima hiks...," tangis Natalia dan Maria bersamaan dari ruang tamu.
Belum lagi Galatea terus rewel digendongan ibunya karena di tidurkan sendiri tidak mau.
Aisyah menghela nafas panjang lalu menidurkan dirinya diatas karpet ruang tamu, sebab dirinya sudah tidak kuat lagi meladeni anak-anaknya yang sakit sekaligus rewel. Ya Allah capek! Pengen istirahat!
Natalia mengoyak ibunya yang tidur diatas karpet ruang tamu, "Mima mau mati kah? Hiks..."
Ibunya tidak menjawab membuat Natalia berlari kearah kamar yang ada dibawah terdapat ayahnya mencoba bangun dari tidurnya. "Bapak mima meninggal!"
"Hiks....," tangis Natalia.
Mendengar pernyataan dari putri keduanya barusan membuat Fajar langsung berlari keluar kamar. Masa iya istrinya meninggal? Padahal seperti baru saja menawarinya mau kana atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serumah beda keyakinan
Romance«ᵇᵉᵇᵉʳᵃᵖᵃ ᵖᵃʳᵗ ᵖʳⁱᵛᵃᵗᵉ, ᵈⁱ ʰᵃʳᵃᵖ ᶠᵒˡˡᵒʷ ᵈᵘˡᵘ ˢᵉᵇᵉˡᵘᵐ ᵐᵉᵐᵇᵃᶜᵃ» [M] Pacaran beda keyakinan? Sudah biasa. Tapi pernah gak sih lo bakal berumahtangga dengan keadaan beda keyakinan? Dari awal pacaran sampai nikah pun pasangan ini kayak memegang prinsip...