Keesokan harinya Rendra mengendarai mobilnya ke sebuah rumah yang berada di pusat kota. Rumah yang tampak sederhana dan tidak terlalu besar itu menjadi tujuannya untuk menghabiskan waktu istirahat siangnya.
Rendra membuka pintu rumah setelah menekan kode pengaman yang sudah dihapal di luar kepalanya. Rumah ini adalah tempatnya menghabiskan waktu saat istirahat siang ataupun setelah pulang dari kantor.
"Sayang, mukanya kenapa kusut begitu?"
Seseorang menyambut Rendra dengan sebuah pelukan. Ya, ini adalah rumah kekasihnya. Orang itu tinggal seorang diri setelah kedua orangtuanya meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Rumah yang tidak ingin dia ubah sedikitpun meski dia memiliki uang untuk melakukannya. Kenangan bersama orangtuanya di sana tidak ingin dia buang begitu saja.
"Kamu udah makan siang?" tanya Rendra. Kedua lengannya balas memeluk tubuh sang kekasih.
"Belum. Nungguin kamu." Orang itu menarik tangan Rendra menuju meja makan. "Aku udah beli makanan kesukaan kamu."
Rendra duduk mengikuti pacarnya dan mereka makan siang bersama. Tidak ada obrolan apapun selama mereka menyantap makanannya. Rendra masih sibuk dengan pikirannya dan pacarnya yang mengerti dengan keadaan Rendra hanya menunggu sampai lelaki itu membuka mulutnya.
Setelah selesai dengan makan siang, baik Rendra maupun pacarnya tidak ada yang beranjak dari meja makan. Rendra menatap sang pacar dengan raut serius.
"Kenapa?" tanya pacarnya lembut.
"Semalem aku ketemu cewek aneh," jawab Rendra.
Pacarnya tertawa pelan. "Emang ada cewek yang gak aneh di mata kamu?"
"Tapi ini yang paling aneh, Babe."
"Gimana?"
"Dia ngajak aku nikah."
"HAH?!" Pacar Rendra tampak sangat terkejut. "Terus kamu bilang apa?"
"Aku belum jawab." Rendra menundukkan kepalanya.
"Jadi kamu ada pertimbangan buat nikahin dia gitu?"
Rendra kembali mengangkat kepalanya dan menatap kekasihnya yang tampak emosi. "Bukan gitu, Babe. Dia bukan ngajak nikah beneran. Tapi dia mau nikah kontrak sama aku."
"What? Kontrak?"
Rendra mengangguk. Dia menjelaskan apa yang diucapkan Khaylila padanya kemarin malam. Semuanya Rendra ceritakan tanpa ada sedikitpun yang ditutupi.
"Oke. Aku ngerti," jawab pacar Rendra dengan raut wajah yang sulit diartikan.
"Aku harus gimana?" tanya Rendra.
"Kamu maunya gimana?"
"Aku gak tahu. Aku takut nyakitin kamu kalo aku nikah sama dia."
"Dan kalo kamu gak nikahin cewek itu, dia bakal nyebarin tentang kita. Kamu mau ambil resiko sebesar itu? Aku gak pernah masalah dengan hubungan kita, Sayang. Mau apapun namanya, yang penting kita saling cinta, itu cukup buat aku. Lagipula penawaran dia cukup menarik. Dia bisa jadi tameng kita dalam waktu yang lama."
"Tapi aku gak ada niat untuk nikah dengan orang lain selain kamu, Babe."
Tangan Rendra digenggam oleh kekasihnya. "Kamu tahu kisah kita bakal berakhir gimana kalo kamu tetap keras kepala. Ini kesempatan buat kita, Sayang. Ibu kamu gak bakal minta apa-apa lagi setelah kamu menikahi perempuan pilihannya. Setelah itu, kita bisa bebas."
"Janji dulu sama aku kalo kamu gak bakalan cemburu sama dia. Aku gak akan pernah setuju dengan tawarannya kalo ada sedikit aja rasa gak rela dari kamu."
"Emang kamu tertarik sama dia? Kalo aku gak tahu sebesar apa cinta kamu sama aku, aku juga gak akan mau melepas kamu gitu aja, Sayang."
Rendra tersenyum. "Aku gak akan tertarik dengan perempuan manapun, Babe. Kamu satu-satunya buat aku dan selamanya akan begitu."
****
Khaylila tahu lelaki itu akan datang menemuinya. Meski sudah terlambat setengah jam, Rendra tetap duduk di hadapannya, menandakan bahwa dia setuju dengan penawaran Khaylila.
Gadis itu mengeluarkan selembar kertas bertuliskan beberapa syarat darinya. "Kalau ada yang mau kamu tambahin silahkan."
Rendra membaca dengan seksama kontrak yang ada di depannya.
1. Pihak A dan Pihak B akan menikah 4 bulan terhitung sejak penandatangan kontrak dilakukan.
2. Pihak A dan Pihak B harus selalu terlihat saling mencintai di depan keluarga besar keduanya.
3. Pihak A dan Pihak B akan membiayai diri masing-masing sesuai kesepakatan bersama.
4. Sentuhan fisik hanya diperbolehkan di depan keluarga.
5. Setelah menikah Pihak A dan Pihak B akan tinggal di tempat yang telah disediakan oleh Pihak A.
6. Pihak A dan Pihak B tidak diperkenankan ikut campur dalam urusan pribadi masing-masing.
7. Kontrak akan dilaksanakan minimal 1 tahun sejak penandatanganan dan akan berakhir sesuai kesepakatan bersama.
"Poin 5 ini apa? Setelah menikah kita tinggal dimana?" tanya Rendra.
"Saya sedang membangun sebuah rumah di luar kota. Kemungkinan selesai masih lumayan lama, jadi saya akan menyewa apartemen di dekat kantor kamu untuk kita tinggali," jawab Khaylila.
Rendra sedikit tercengang mendengarnya. Kantornya terletak di kawasan yang cukup elit. Tidak murah menyewa apartemen di sana.
"Maaf kalau saya menyinggung, tapi kamu dapat uang dari mana? Menyewa apartemen di dekat kantor saya lumayan menguras kantong," ucap Rendra.
"Selama ini saya punya pekerjaan, Rendra. Hanya saja keluarga saya tidak tahu. Saya seorang penulis yang memiliki cukup banyak buku yang sudah terbit. Tabungan saya cukup untuk sekedar menghidupi diri saya sampai tua," jawab Khaylila.
"Saya kira kamu cuma princess yang besar di dalam istana. Ternyata kamu cukup mandiri," ucap Rendra.
"Tidak semua yang kamu lihat sesuai dengan apa yang kamu pikirkan."
"Baiklah. Tapi saya mau uang sewa apartemen kita bagi dua. Toh, saya juga tinggal di sana. Tidak adil rasanya kalau kamu membayar sendiri," ucap Rendra.
"Oke deal. Untuk biaya rumah tangga lainnya kita bagi dua juga? Atau kalau kamu keberatan juga tidak apa-apa. Biar saya yang urus. Kamu juga perlu membiayai keluargamu, kan?"
Rendra menganggukkan kepalanya. "Saya juga punya pekerjaan, Khaylila. Saya rasa saya bisa menangani semuanya dengan baik."
Khaylila tersenyum. "Ada tambahan lain untuk kontraknya?"
"Apa kita akan menikah 4 bulan lagi?"
"Ya. Setidaknya kita harus melalui masa pacaran dulu, kan? Keluarga saya tidak akan langsung setuju begitu saja kalau saya bilang mau menikah besok," jawab Khaylila. "Ibu kamu juga pastinya akan terkejut."
Rendra terkekeh pelan. "Kapan tepatnya kontrak ini berakhir. Di sini tidak tertulis dengan jelas."
"Kita akan berpacaran selama 4 bulan dan menikah selama 8 bulan. Setelah itu kamu bebas mau memutuskan kontrak atau tetap lanjut. Saya rasa saat itu rumah saya di luar kota sudah jadi dan kamu bisa jadikan itu alasan untuk pergi juga. Kalau kamu mau bebas seperti saya, kamu harus punya alasan kenapa kamu pindah."
"Ide bagus. Kita pikirkan itu nanti. Kalau kontraknya terus lanjut, saya bisa terus pakai kamu sebagai tameng," ucap Rendra.
"Kamu juga bisa ajak dia kalau nanti kita pindah. Rumah saya lumayan besar untuk kita tinggali bertiga," ujar Khaylila.
"Jangan bercanda, Khaylila. Itu akan terlihat sangat canggung."
Khaylila menggedikkan bahunya. "Saya tidak pernah bermasalah dengan hal seperti itu selama kalian tidak mengganggu saya. Kita bertiga bisa jadi teman baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eleftheria
Romance"Saya punya penawaran menarik buat kamu, Rendra." "Penawaran? Jangan bilang kalo kamu tertarik dengan ucapan Ibu saya yang mau ngejodohin kita." "Kurang lebih begitu. Tapi dengan keuntungan yang lebih besar." "Keuntungan? Kamu mau main-main dengan p...