Sekarang menunjukkan jam 12 siang. Itu artinya sudah waktunya masuk jam makan siang. Fii yang ada di ruangannya merasakan kalau perutnya sudah meminta makan, jadi di langsung menutup laptopnya lalu bergegas keluar dari ruangannya. Sebelum menujuh kantin kantor Fii terlihat masuk ke dalam ruangan sekertarisnya. Fii ingin mengajak JiMin untuk makan siang, sekaligus dia mau meminta JiMin untuk mengambil cuti untuk beberapa hari karena Fii perhatikan JiMin sedikit tidak enak badan. Tapi sepertinya orang yang dia cari sudah meninggalkan ruangannya.
Karena tidak menemukan JiMin di ruangan itu Fii langsung keluar dan menanyakan keberadaan Jimin pada karyawan lain.
"Lee, apa kau lihat JiMin.? " Tanya Fii menghampiri seorang karyawan wanita yang masih sibuk dengan laptopnya.
Wanita itu langsung menghentikan aktivitas.
"Maaf nyonya Jimin sudah keluar sejak tadi. "
"Ohh. Yasudah. Kau tidak makan siang.? " Tanya Fii sangat ramah.
"Nanti nyonya, saya selesaikan perkerjaan saya dulu. " Ucapnya menunduk sopan.
"Tinggalkan pekerjaanmu, nanti saja kau lanjutkan. " Ucap Fii lalu pergi begitu saja.
"Baik Nyonya. " Ucapnya meskipun sudah tidak di dengar oleh Fii.
Sedangkan orang yang sedang Fii cari, sedang duduk di taman yang tidak jauh dari kantor. Jimin memutuskan ke taman itu karena dia merasa harus menghirup udara segera agar dia tidak terus memikirkan Yoongi.
Jimin menatap jari manisnya dimana tersemat satu buah cincin yang sangat cantik.
"Kamu dimana Hyung, aku sangat merindukanmu. Tolong cepat kembali. " Ucap Jimin mengecup cincin itu.
Jimin benar-benar merindukan Yoongi.
"Andai saja kau ada di sini Hyung, aku pasti akan datang menemuimu dan memperlihatkan cincin ini padamu, sekarang aku memakai cincin pemberianmu Hyung. " Ucap Jimin lagi.
"Hyung. Apa disana kau masih mengingatku.? Apa aku masih pantas menunggumu kembali.? Waktu itu kau bilang kalau aku memakai cincin ini, aku menerima cintamu. Sekarang aku sudah memakai cincin ini Hyung, cepatlah kembali aku sangat merindukanmu. " Jimin tidak tau lagi harus bagaimana dia benar-benar menyesali semua penolakannya.
Namun tanpa Jimin sadar terlihat seorang pria berdiri tidak jauh darinya. Dan mungkin pria itu mendengar apa yang Jimin katakan sejak tadi. Pria itu terus memperhatikan gerak gerik Jimin.
Hingga tidak lama seorang pria datang menghampiri Jimin dan langsung duduk di sampingnya.
"Kkamjagiaa.. " Ucap Jimin spontan saat pria itu duduk di kursi yang sama dengannya.
"Apa kabar.? " Ucap pria itu menatap Jimin.
Bukannya menjawab pertanyaan pria itu Jimin malah diam menatap pria itu, Jimin tidak percaya kalau pria itu sekarang berada di sampingnya.
"Kenapa diam..? " tanya pria itu lagi.
"Ahh. Tidak apa-apa, sejak kapan kamu datang.? " Ucap Jimin setelah sadar dari keterkejutannya.
"Baru saja, aku sengaja datang ke sini karena ingin bertemu denganmu. " Ucapnya sambil menatap Jimin.
Namun Jimin hanya diam saja.
"Bagaimana..? "
"Eoh. Apanya yang bagaimana.? " tanya Jimin balik.
"Bagaimana dengan pertanyaanku, apa kau sudah ada jawaban.? "
Jimin terlihat kebingungan karena dia tidak mengerti apa yang sedang pria itu katakan.
"Jawaban apa.? " tanya Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara DENDAM & CINTA[END]
Fiksi Penggemar"Aku akan membuatmu jatuh sama seperti apa yang di lakukan oleh kedua orang tuamu, terhadap keluargaku. " KTH Jangan goyah Kim Taehyung. Tujuanmu menikahinya hanya karena DENDAM, Jangan sampai hatimu bermain dalam permainanmu sendiri. "KTH