Suasana senja meliputi rumah Aditya dan Anisa dengan kehangatan yang khas. Sang malaikat kecil mereka, yang kini telah tumbuh menjadi anak yang penuh semangat, berlari-lari kecil di halaman rumah. Jejak langkah kecilnya meninggalkan cerita kecil di setiap sudut.
Anisa duduk di beranda, memandangi senja yang memperlihatkan gradasi warna yang lembut di langit. Aditya duduk di sampingnya, dan bersama-sama, mereka merenung tentang arti sejati dari pelukan keluarga.
"Sudah sepuluh tahun sejak kita menjadi keluarga kecil, bukan?" ucap Aditya dengan suara yang penuh kelembutan.
Anisa tersenyum, "Ya, sepuluh tahun penuh warna, tawa, dan cinta. Sangat cepat waktu berlalu."
Mereka berdua memandang ke arah anak mereka yang tengah bermain di halaman. Anak kecil itu kemudian berlari mendekati mereka, meminta pelukan. Aditya dan Anisa dengan senang hati memeluknya erat.
"Pelukan keluarga adalah tempat di mana kita merasa aman dan dicintai, tempat di mana setiap masalah terasa lebih ringan," kata Anisa sambil mencium kening sang anak.
Aditya menambahkan, "Iya, setiap pelukan adalah pengingat bahwa kita tidak pernah sendirian. Kita selalu memiliki satu sama lain."
Aditya, Anisa, dan sang malaikat kecil mereka, duduk bersama di ruang keluarga. Suasana rumah dipenuhi aroma harum dari teh hangat yang mereka nikmati bersama. Mereka menatap satu sama lain dengan senyuman penuh arti, merasakan kebersamaan yang hadir dalam setiap momen.
"Keluarga adalah keajaiban yang kita bangun bersama, bukan hanya tentang darah daging, tetapi tentang cinta dan ikatan yang kita pilih untuk membentuknya," ujar Anisa, matanya berkilauan melihat kedua orang yang dia cintai.
Aditya menambahkan, "Pelukan keluarga adalah tempat di mana setiap anggota merasa diterima apa adanya, tanpa syarat. Ini adalah tempat di mana kita bisa tumbuh dan berkembang bersama-sama."
Sang malaikat kecil, duduk di pangkuan mereka berdua, tersenyum bahagia. "Aku suka saat-saat kita bersama seperti ini, Papa, Mama," kata sang anak.
Anisa mengusap lembut kepala sang anak, "Dan kami juga, nak. Pelukan keluarga adalah kekuatan kita."
Mereka membiarkan suasana hangat itu menyatu dengan keheningan rumah mereka. Pelukan keluarga, dalam segala sederhana, menjadi pengingat bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk menciptakan kenangan indah bersama orang-orang yang kita cintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Antara Huruf dan Jawa
RomanceAditya, seorang pemuda Jawa berusia 27 tahun yang tengah meniti perjalanan mengejar literasi, tanpa sengaja menemukan jalan cinta di kota Yogyakarta. Suatu malam purnama, dia terperangkap dalam pesona kopi dan senyuman manis Anisa, seorang gadis Jaw...