Suasana senja melingkupi rumah Aditya dan Anisa. Mereka duduk bersama di ruang keluarga, menatap foto-foto yang terpampang di dinding, merefleksikan perjalanan cinta dan keluarga yang telah mereka jalani bersama.
Anisa mengelus foto pernikahan mereka, "Ingatkah kau hari ini, Adit? Hari di mana kita mengikat janji untuk saling mencintai selamanya."
Aditya tersenyum, "Iya, hari itu adalah awal dari semua keajaiban. Setiap saat bersamamu adalah hadiah terindah."
Sang malaikat kecil mereka ikut duduk di antara mereka, "Apa yang kita lihat, Papa, Mama?"
Anisa membalas sambil tersenyum, "Kita melihat kisah cinta dan kebahagiaan kita, nak. Kita melihat bagaimana keluarga kita tumbuh dan berkembang."
Mereka melihat foto-foto perjalanan keluarga mereka, dari kecilnya sang malaikat kecil hingga momen-momen bahagia bersama.
Aditya menunjuk foto mereka yang terbaru, "Ini adalah keluarga kita sekarang, lengkap dengan semua kebahagiaan dan tantangan."
Anisa menyentuh foto itu, "Dan ini adalah bukti bahwa cinta kita terus berkembang seiring waktu."
Percakapan mereka dipenuhi dengan kehangatan dan kelembutan. Sang malaikat kecil ikut menyuarakan kebahagiaan, "Aku suka keluarga kita, Papa, Mama.
Kalian adalah pahlawanku."
Aditya menjawab dengan penuh kasih, "Dan kalian adalah pahlawan kami, nak. Keluarga kita adalah keajaiban yang terus kita rajut bersama."
Mereka melanjutkan perjalanan melalui album foto keluarga mereka. Anisa menemukan foto lama ketika sang malaikat kecil masih bayi. "Ini adalah saat pertama kali kita membawa dia pulang, Adit.
Ingat betapa kita merasa campur aduk perasaan pada hari itu?"
Aditya mengangguk sambil tersenyum, "Iya, hatiku penuh dengan kebahagiaan dan kekhawatiran. Tapi seiring berjalannya waktu, kita belajar bersama sebagai orangtua."
Sang malaikat kecil tertawa, "Dan sekarang, aku sudah besar, kan, Papa, Mama?"
Anisa mengusap kepala anaknya, "Ya, nak. Waktu terus berjalan, dan kita terus tumbuh bersama."
Sementara mereka melanjutkan perjalanan kenangan, Aditya menunjuk foto wisuda sang malaikat kecil, "Ini adalah salah satu momen paling berharga. Melihatmu tumbuh menjadi pribadi yang tangguh membuat kami sangat bangga."
Sang malaikat kecil tersenyum penuh bangga, "Terima kasih, Papa, Mama. Kalian selalu menjadi dukungan terbesarku."
Anisa menambahkan, "Dan kalian adalah keberkahan terbesar dalam hidup kami. Setiap langkah yang kita ambil bersama, setiap tawa, tangis, dan senyum, semuanya adalah benang-benang indah yang kita rajut bersama."
Dalam percakapan dan senyum mereka, Aditya dan Anisa merayakan perjalanan panjang cinta dan keluarga mereka. Sang malaikat kecil ikut merasakan kehangatan dari cerita keluarga yang telah mereka bangun bersama. Mereka merenungkan betapa berharganya setiap kenangan yang telah mereka buat, dan dengan hati penuh syukur, mereka siap merajut lebih banyak kenangan dan impian dalam kisah keluarga mereka yang indah dan tak terlupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Antara Huruf dan Jawa
RomanceAditya, seorang pemuda Jawa berusia 27 tahun yang tengah meniti perjalanan mengejar literasi, tanpa sengaja menemukan jalan cinta di kota Yogyakarta. Suatu malam purnama, dia terperangkap dalam pesona kopi dan senyuman manis Anisa, seorang gadis Jaw...