⏳ T h e A d v e n t u r e B e g i n s ⌛

193 21 0
                                    


_______________________________________________

Kami semua terjatuh, Susan dan Peter menoleh ke arah belakang dan berdiri, Lee membantuku untuk berdiri   "impossible." Bisik susan "sudah kubilang, tak ada yang tak mungkin" Aku berbicara kepada susan sambil meliriknya dan terkekeh. "we're back here.." Lee menatap ku sambil tersenyum   "kau bawa bukunya?" Tanya Lee, aku mengangguk "ya, selalu ku bawa" Aku mengeluarkan buku catatan ku dari saku dan memberikannya kepada Lee.

"Buku apa?" Tanya Peter kepada ku dan Lee, Lee segera menyembunyikan buku catatannya  "nothing!" Jawab kami berdua secara berbarengan dan tertawa, mereka semua menatap kami aneh.

"Uhm... Lucy, kami minta maaf karena sempat tak percaya pada mu, dan aku rasa kata maaf tak akan cukup.." Ucap Peter dengan penuh penyesalan   "ya, tak cukup" Lucy menjawab, tapi setelah itu ia melemparkan bola salju kearah Peter   "itu mungkin cukup!" Peter terkekeh dan melempar balik bola salju kearah Lucy, dan akhirnya kami bermain lempar bola salju.

Ada saat dimana Susan tak sengaja melempar bola salju kearah Edmund, Edmund terlihat kesal "ouch! Hentikan." Mata kami semua tertuju kepada Edmund, Peter mulai berbisik kepada nya ".. Kau berbohong"   "Kau juga tidak percaya!" Balas Edmund   "cepat minta maaf kepada Lucy" Edmund hanya diam.
"Katakan kau menyesal!"   "Okay, okay, aku minta maaf."

"That's alright, anak kecil tidak tahu kapan harus berhenti berkhayal"   Aku tersenyum
Susan mengusulkan bahwa sebaiknya kami semua untuk segera kembali  "tidak kah kalian ingin lihat-lihat terlebih dahulu?" Tawar Edmund.

"Kalau itu.. Biarkan Lucy yang memutuskan" Ucap Peter sambil melirik ke arah Lucy, Lucy tersenyum lebar   "aku mau kalian bertemu dengan Mr. Tumnus!"  Jawab Lucy dengan semangat dan melirik kearah ku "Tapi.. Kita tidak bisa berjalan di salju dengan pakaian seperti ini" Ujar Susan.

"Memang tidak, tapi kurasa Professor tidak akan keberatan jika kita meminjam ini" Peter membagikan satu-satu mantel kepada kami semua. "Here" (Name) yang sedang melamun tidak sadar jika Peter memberikannya mantel "(name), (Name) are you alright?" Peter sampai memiringkan kepalanya untuk memastikan (name) baik-baik saja  "eh! Ah.. I- iya, terimakasih" Diambilnya mantel yang Peter berikan.

Ia memakai mantelnya, Peter memandang lekat wajah gadis di depannya ini, (name) tak sengaja menangkap Peter yang sedang memandangi nya "kenapa?" Tanya (name) namun Peter hanya menggeleng.



















🚪



















Mereka semua berjalan menuju rumah
Mr. Tumnus,  (name) berjalan di paling belakang, selama perjalanan (Name) hanya diam, ia seperti sedang banyak beban pikiran.
Peter yang menyadari bahwa (name) tidak banyak bicara sedari tadi, ia mundur kebelakang untuk menyamakan langkah kaki.

"Hei.. (Name), kau tak apa?" (Name) yang merasa di panggil menoleh ke samping kanan nya, "oh..iya, aku tak apa-apa" Jawab (name) sembari tersenyum, (name) kembali menundukkan pandangan. Peter bukan orang yang gampang di bohongin jika soal seperti ini, tentu ia tidak langsung percaya
"..Kau yakin? Kau terlihat seperti orang stress"

(Name) terkekeh "aku sudah bilang, aku tidak apa-apa, Peter Pevensie." Jawab (name) dengan melirik Peter. Mereka mendengar suara Lucy, dan reflek melihat ke depan, (name) terkejut melihat pintu rumah Mr. Tumnus yang rusak terbuka, ia menutup mulutnya, gadis itu reflek berlari ke arah rumah itu.

"(Name)!" Teriak Peter lalu ikut berlari mengejar (name).

Aku masuk kedalam rumah Mr. Tumnus, di dalam semuanya kacau balau, barang berserakan, aku berani bertaruh bahwa Mr. Tumnus di bawa oleh 'Jadis'

T H E   G R E A T   K I N G  ||  PETER PEVENSIE×ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang