Raqqah, Tahun 803
Sejak tahun 796 Masehi, Khalifah Harun Ar-Rasyid memindahkan ibukota Dinasti Abbasiyah ke Raqqah. Namun bagian administratif utamanya tetap berada di Kota Baghdad.
Kawasan pemerintahan Abbasiyah yang berada di Raqqah memiliki area seluas 10 kilometer persegi. Salah satu alasan khalifah memindahkan istana karena kedekatannya dengan Byzantium. Jika dari Kota Baghdad ke Anatolia—perbatasan Romawi Timur butuh waktu 15 hari jalan kaki. Maka dari Raqqah ke gerbang benteng Hiraclia bisa ditempuh dengan jarak 9 hari perjalanan darat.
Saat berada di istana Raqqah, seorang kurir dari Romawi Timur membawakan surat untuk Khalifah Harun Ar-Rasyid.
Dari Nicephorus, Kaisar Byzantium kepada Harun Raja Arab.
Sesungguhnya, Ratu Irene yang berkuasa sebelum aku telah mendudukkanmu wahai Harun layaknya benteng dalam permainan catur, sedangkan Irene layaknya bidak. Irene memberikan harta kekayaannya padamu karena bentuk kelemahan dan kebodohan perempuan. Sekarang, setelah kamu membaca surat ini sampai selesai, segera kembalikan semua harta yang sudah dia kirimkan padamu secepatnya. Kalau tidak, maka pedanglah yang akan berbicara di antara kita!
Setelah membaca surat dari Nicephorus yang menganggap bahwa pembayaran upeti dari Romawi Timur kepada kerajaan Islam akibat lemahnya pemerintahan di bawah wanita, Khalifah Harun Ar-Rasyid pun marah.
"Sombong sekali dia! Segera kirimkan pesan dariku untuknya!" ujar Khalifah Harun seraya mengibaskan jubah.
Pria tampan berbadan tinggi itu berjalan menuju ruang kerjanya. Kemudian disusul petugas kerajaan yang sudah menyiapkan tinta serta kertas.
Akibat rasa kesal setelah mendapat tantangan dari Kaisar Romawi Timur, Khalifah Harun Ar-Rasyid pun langsung menulis surat balasan.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Dari Harun Ar-Rasyid, pemimpin kaum mukminin kepada Nicephorus, wahai Anjing Romawi.
Saya telah membaca surat Anda dengan jelas. Wahai anak dari seorang ibu yang kafir... adapun jawabannya, itu akan kau saksikan sendiri, bukan kau dengar!
Salam....
Setelah surat tersebut dikirim oleh kurir kerajaan, Khalifah Harun memerintahkan pasukan abadi yang menjadi ajudan pribadinya untuk rapat terkait strategi perang. Para panglima berkumpul di ruang rapat membicarakan teknis berperang. Setelah saling memahami, mereka membagikan informasi tersebut pada pemimpin pasukan.
Khalifah Harun Ar-Rasyid menyiapkan sebuah angkatan perang yang besar. Siapa pun musuh yang melihatnya pasti akan bergetar. Beliau berangkat dari Raqqah bersama pasukan di hari yang sama dengan terkirimnya surat balasan.
Puluhan ribu prajurit yang dipimpin panglima-panglima hebat itu berpencar melewati Asia Kecil dan menyerbu di daerah tersebut. Puncaknya, saat pasukan sampai di gerbang benteng Hiraclia. Setelah berjalan ribuan mil, akhirnya Khalifah Harun Al-Rasyid dan tentara Islam berhenti di Anatolia barat daya.
"Hancurkan saja semua yang ada di sini! Jangan menyakiti anak kecil dan para wanita!" teriak utusan penting Khalifah Harun Ar-Rasyid pada seluruh pimpinan prajurit.
Tanpa ampun, Harun Ar-Rasyid dan pasukannya mengamuk di wilayah perbatasan antara Byzantium dan Abbasiyah. Dalam waktu singkat benteng tersebut berhasil dikuasai. Sang khalifah merampas barang-barang berharga dan terbaik dari daerah kekuasaan Nicephorus.
"Hancurkan saja kota ini jangan biarkan ada bangunan yang tersisa!" ujar Khalifah Harun ada para panglima.
Tragedi kali ini langsung terdengar oleh banyak orang dari berbagai kalangan. Selain itu, serangan ini juga dikenal sebagai penaklukan kekaisaran Romawi yang gemilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahin Dalam Jeruji Kota Baghdad [END]
Ficção HistóricaBenarkah seseorang bisa bertukar jiwa? Namun, bagaimana jika jiwamu justru berpindah pada tubuh seseorang di zaman yang berbeda? Mahin, mahasiswi University of Baghdad masuk ke tubuh pelayan kerajaan di zaman kekhalifahan Harun Ar-Rasyid. Pelayan it...