Kakak Tingkat

48 11 7
                                    

Anna Andreas.

Gadis yang mengagumi pemuda dikelas sebelah. Gadis populer yang menjadi tipe idaman setiap pemuda disekolahnya. Tapi, jangan pikir tidak ada yang akan menolaknya.

Eza Erlangga.

Salah satu pemuda yang berani menolak cinta dari seorang Anna Andreas. Dengan percaya dirinya, ia mempermalukan Anna didepan teman temannya. Dan itu, membuat Anna sungguh muak dengan sikap Eza yang selalu seenaknya.

Satu kata yang ia ucapkan setelah itu.

"Gue, nyerah sama lo."

...

Hari ini, pagi yang cerah ini. Satu sekolah digemparkan dengan pengakuan dari siswi populer kesayangan mereka. Atau biasa disebut, Ratu Sekolah.

Pengakuan bahwa Anna menyerah atas cintanya, tentu membuat bahan perbincangan bagi para siswi. Apalagi para siswa yang kini juga bersiap siap memperjuangkan cinta mereka untuk Anna.

Dan, ini pertama kalinya. Seorang Anna Andreas mengalami patah hati dan putus cinta.

Bukan hanya para siswa dan siswi. Bella, sahabat baik Anna bahkan mempertanyakan keputusan Anna yang terdengar sangat tidak mungkin.

Seorang Anna Andreas, putus cinta? Gila!

...

Brak!

Seorang siswi menggebrak meja Anna. Sontak sang gadis mendongak, menatap siswi didepannya.

"Beneran, mau nyerah? Bisa tercoreng nama baik, lo!"

Anna menyeringai. "Lebih buruk lagi, kalau gue perjuangin seseorang. Bahkan sampai bertingkah kayak orang gila."

Siswi tadi hanya bisa mengelus dada. Antara setuju, dan tidak dengan pendapat seorang Anna Andreas.

Gadis itu duduk dibangku, tepat didepan Anna. Menatapnya lekat, dan memegang bahunya.

"Lo, nggak malu?" Tanya gadis itu serius.

"Hah? Ngapain malu?"

Gadis itu berdecak kesal. "Selama ini, lo nggak pernah nyerah dalam hal apapun!"

"Lebih memalukan lagi, kalau seorang Anna Andreas gila gilaan ngejar seseorang yang jelas jelas nggak pantes buat gue..."

Anna menggantung kalimatnya.

"Lebih tepatnya, gue yang nggak pantes buat dia." Lanjut Anna.

Sang gadis menghela nafas, dan menatap Anna lekat. "Janji lo, mana?"

"Janji? Janji apa?"

Siswi tadi berdiri, lalu berkacak pinggang. "Lupa?"

Anna menggeleng. Ia tak pernah melupakan janji gilanya terdahulu. Anna menatap keluar jendela kelasnya.

"Nggak. Gue nggak akan pernah lupa sama janji gue..."

Anna kembali menggantung kalimatnya. Memberikan senyuman penuh arti.

"Well... Mungkin mencoba bersembunyi dibalik janji lain? Mungkin, janji gila itu bisa terkubur."

"Gila! Lo cewek tergila yang pernah gue temui, Na!" Umpat sang gadis.

Anna tertawa kecil. "Tenang, La. Kalau nggak mau ikutan, nggak usah nggak papa."

Yap, Bella. Sahabat sejati dari seorang Anna Andreas. Mari kita lihat sudut pandang dari Bella tentang Anna.

.

Gadis gila. Tak berperasaan. Pintar, cantik. Tapi itu semua tidak bisa menutupi sikap buruknya.

Cinta Yang TerbuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang