Teringat Lagi

3 2 0
                                    

Hari ini, diadakan sebuah pawai untuk menyambut hari suci Ramadhan yang minggu depan akan datang. Anna beserta teman temannya tengah berkumpul dilapangan sekolah. Dengan hiasan kepala yang telah dibuatkan oleh Yessa dan Dara.

Setiap murid jalan berdua dengan pasangan jalannya. Anna bersama Bella tentunya. Kedua sahabat itu benar benar tak bisa dipisahkan. Tapi, Anna menggerutu dan mengumpat pelan. Ia dan juga para murid malah dijemur terlebih dahulu di lapangan sekolah. Dibiarkan berdiri dibawah terik matahari yang menyengat.

Mata Anna melihat kesana kemari mencari sosok yang ia cari. Ia mengira bahwa sosok yang ia cari sudah bersama dengan rombongannya. Jadi, ia biarkan saja. Dan fokus pada kelasnya tersendiri. Entah Bella dimana, tapi kini Anna berada bersama Dita dan Anesh. Mereka berbincang tak jelas. Ya, untuk mengisi waktu disaat itu.

Beberapa waktu, lagi lagi mereka masih dijemur. Mereka bertujuh memutuskan untuk duduk, tak peduli jika pakaian mereka kotor karena pasir. Kami berbincang bersama, hingga Yessa bertanya sesuatu yang menyita perhatian Anna.

"Eza mana nih? Biasanya paling heboh." Celetuk Yessa di tengah perbincangan.

"Nggak ada tanda tanda dia dateng. Emang dia nggak masuk, Ra?" Tanya Yessa pada Dara yang duduk di depannya.

Dara merespon dengan gelengan. Suasana hati Anna menjadi buruk seketika. Sehari tanpa melihat pemuda itu? Apakah bisa?

Anna duduk bergeser mendekati Dita. Salah satu gadis yang tahu jika ia menyukai Eza. "Yah, Eza nggak masuk." Bisik Anna lesu.

Dita mengangguk, menyabarkan diri Anna agar sabar menghadapi hari tanpa Eza. Anna mengangguk, dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya.

Suara guru terdengar, meminta mereka untuk berdiri. Anna berdiri berdampingan dengan Bella. Di belakangnya ada Dita dan Anesh. Didepannya ada Dara dan Firda. Lalu dibarisan paling depan, ada Yessa dan Nisa. Anna berbalik, menatap Dita.

"Gue mau ngetes kakak cowok gue." Ucap Anna sedikit riang.

Dita menatap Anna jahil. "Idih, kakak."

"Iya! Emang kakak!" Anna menjulurkan lidahnya dengan jahil, meledek Dita yang berada dibarisan belakangnya.

Perjalanan pun dimulai. Setiap kelas membawa poster buatan masing masing. Para murid juga diberikan brosur untuk dibagikan kepada warga sekitar. Ya, asik memang. Tapi, pikiran Anna masih terganggu karena Eza tak ikut dalam acara ini. Padahal rencananya, Anna ingin curi curi pandang terhadap pemuda itu.

Beberapa waktu kemudian, mereka singgah terlebih dahulu di sebuah lapangan untuk beristirahat. Mereka memakan snack yang mereka bawa, termasuk Anna dan ketujuh temannya. Mereka duduk bersama, dan memakan snack bersama.

"Ta, Dita. Nggak foto?" Tanya Yessa, memakan salah satu snacknya.

Dita menggeleng. "Kameranya pada burik."

Tawa mereka meledak seketika. Ya, bisa dibilang apa kata Dita memang benar. Kamera ponsel mereka burik burik.

"Nggak bener, tapi nggak salah juga." Celetuk Anna masih sedikit tertawa.

"Ya, cekrik cekrik aja. Daripada malah nggak ada momen?" Usul Firda.

Dita mengangguk. Memotret pemandangan sekitar menggunakan ponselnya. Tak lupa memotret asal siswa maupun siswi disana.

"Aib nggak tuh?"

Dita tertawa. "Nggak papa. Biar nanti dibuat meme atau stiker!"

Selesai beristirahat selama beberapa waktu, mereka lanjut berjalan sembari membagikan brosur. Lelah memang, karena jarak cukup jauh. Apalagi, jarak yang diambil memang jauh. Padahal, ada jarak yang lebih dekat.

Cinta Yang TerbuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang