iya

1.4K 200 14
                                    

"kakak tidak apa apa?" ucap becky berdiri mendekati freen

freen memejamkan matanya, mengusap wajahnya yang tersiram minuman, hatinya terasa sesak sampai sangat ingin marah, namun sebisa mungkin dia menahan rasa kesal dan amarahnya.

"terimakasih sudah memberitahu ku semua itu tuan zayn" ucap freen menatap datar zayn, mengabaikan ucapan becky.

"bajuku basah, aku pergi duluan" ucap freen mengambil ponselnya

"kakak mau pulang?" ucap becky

"silahkan lanjutkan pembicaraan kalian, permisi" ucap freen beranjak keluar, mengabaikan becky.

alih alih mengeluarkan amarahnya freen lebih memilih pergi, menenangkan dirinya sendiri.

"ayah tunggu aku" ucap namo menyusul freen

becky memijat pelipisnya, melihat freen mengabaikannya dia tau freen marah, karena sedari dulu itu kebiasaan freen saat marah, dia pasti meninggalkan siapapun yang membuatnya marah.

"kak zayn seharunya tidak seperti itu" ucap becky melihat zayn

"apa aku salah?" ucap zayn

"dia memang brengsek" ucap zayn

"kakak tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi" ucap becky

"dia juga terluka selama ini, dia memiliki alasan kenapa dia meninggalkan ku" ucap becky

"benarkah?" ucap zayn

"dia tidak berbohong?" ucap zayn

"tidak, aku melihat sendiri bagaimana terlukanya dia" ucap becky

"berhenti menyalahkan freen, dia tidak sepenuhnya bersalah" ucap becky

"baiklah aku mempercayaimu" ucap zayn melihat bagaimana seriusnya becky

"maaf" ucap zayn

"sepertinya freen marah" ucap zayn

"susul saja jika kamu khawatir" ucap zayn

"kak zayn tidak masalah di tinggal sendiri?" ucap becky merasa tidak enak meninggalkan zayn, mereka baru bertemu setelah sekian lama.

"tidak apa pergi saja, kita bisa bertemu lain hari, toh aku masih memiliki waktu beberapa hari di sini" ucap zayn

"baiklah, aku pergi duluan" ucap becky beranjak meninggalkan zayn

"hm" gumam zayn mengangguk melambaikan tangannya ke arah becky

---------------------------------------------------------------------------

freen menghentikan langkahnya, dia menyadari namo mengikutinya.

"kenapa kamu mengikuti ku?" ucap freen membalikkan badannya melihat namo

"siapa yang mengikuti mu?" ucap namo mendekati freen

"aku tidak mengikuti mu" ucap namo

"lalu kenapa kamu ada di sini?" ucap freen

"entahlah" ucap namo acuh, gengsi rasanya jika mengaku dia benar mengikuti ayahnya.

"ayo pulang" ucap namo melirik freen

"kamu tidak pulang dengan ibumu dan zayn?" ucap freen

"apa yang kamu katakan? aku datang bersamamu kenapa aku harus pulang dengan paman zayn" ucap namo

freen tersenyum, rasa kesalnya sedikit surut mendengar ucapan anaknya.

"ayo pulang" ucap namo menarik lengan freen, keduanya kembali melanjutkan langkahnya.

Life Together. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang