Four

1.5K 155 5
                                    

Eddy – salah satu senior research analyst Edzard Investment tampak pucat, menunggu detik demi detik sang bos besar memberikan komentar akan presentasinya baru saja. Eddy sudah menelan ludah beberapa kali dengan kedua mata yang menatap lurus seseorang yang menduduki kursi di ujung meja. Zane Ocean dengan aura dominannya yang menguar, masih memperhatikan layar tablet miliknya dan pria itu belum menunjukan tanda-tanda akan memberikan celaan atau pujian kepada Eddy.

Eddy tanpa sadar menahan napas tatkala akhirnya kedua manik biru nan indah namun mematikan itu kini menatap dirinya. Ia terus menyugestikan dirinya sendiri untuk tenang dan siap menerima segala celaan paling menyakitkan yang mungkin saja akan keluar dari mulut bos besarnya.

"Eddy Kurnia, masa kerja lima tahun." Zane mengucapkan informasi mengenai salah satu karyawannya itu lamat-lamat dengan tatapan yang tak pernah teralih dari orang yang ditujunya. Mendengar namanya disebut beserta informasi lama ia bekerja tanpa sadar membuat kedua tangan Eddy bergetar.

"Kamu bekerja di bawah kepemimpinan Pak Erick selama empat tahun. Dan sudah hampir satu tahun ini, pimpinanmu berubah." Zane bergerak memajukan tubuh lalu menautkan dua tangannya dengan siku yang tertempel di atas meja. "Apa kau juga membutuhkan waktu empat tahun, untuk beradaptasi dengan gaya kepemimpinanku?"

Eddy menelan ludah. "Ti-tidak, Pak. Saya akan berusaha untuk-"

"Aku tidak membutuhkan omong kosongmu, Eddy." Zane langsung memotong bawahannya yang pasti hanya akan mengeluarkan omongan tak penting kepadanya. "Apa yang barusan kau paparkan, so old fashion, semuanya terlihat seperti sampah di mataku."

"Kalau kau memang masih mau bekerja di perusahaan ini, ubahlah mindsetmu. Aku ingin memajukan Edzard Investment dengan melakukan perombakan besar-besaran. Tentu saja, arah perusahaan yang akan aku berikan investasi akan berubah. Kau, harus mempelajariku, Eddy. Pelajarilah semua keputusan yang aku ambil selama aku bekerja."

"Perbaiki pekerjaanmu. Aku tunggu sampai jam pulang kerja. Dan tolong, aku tidak ingin lagi mendapatkan rekomendasi investasi tak berguna lagi seperti ini."

"Ba-baik, Pak." Zane sama sekali tidak berniat membalas ucapan bawahannya. Pria itu bergerak bangkit lalu segera membalikan dirinya dan berjalan keluar dari ruang meeting.

Reno langsung bergerak sigap mengambil tablet milik sang atasan sebelum berjalan cepat mengikuti Zane yang sudah terlebih dahulu keluar dari ruangan. Ia berlari kecil sampai akhirnya mulai memperlambat ritmenya tatkala ia sudah hampir menjangkau langkah Zane.

"Nanti malam, aku ada jadwal apa?"

"Nanti malam, Anda harus menghadiri acara ulang tahun Dean Sutedjo. Saya sudah menyiapkan pakaian dan hadiahnya, Pak."

Zane menganggukan kepala sebagai sahutan sebelum kemudian hanya mencipta hening sampai mereka sampai di ruangan pribadinya. "Selain Eddy, aku tidak akan menerima siapapun, Reno. Termasuk anggota keluargaku."

"Baik, Pak."

=====

Zane tidak tahu sudah berapa lama dirinya tenggelam dalam pekerjaan sampai akhirnya ia memutuskan untuk beristirahat sejenak karena kedua matanya yang terasa perih. Zane bergerak menyandarkan dirinya pada kursi sebelum kemudian menatap arloji di tangan kirinya yang kini sudah menunjukan waktu pukul setengah lima sore.

Sepertinya waktu berjalan begitu cepat sampai Zane tidak sadar bahwa setengah jam lagi adalah saatnya jam pulang kantor. Zane lalu menyeringai, teringat akan salah satu karyawannya yang harus menyerahkan pekerjaannya kepadanya dengan tenggat waktu setengah jam lagi.

Zane lalu menghela napas dan saat dirinya berniat untuk bangkit berdiri, pandangannya teralih kepada sebuah benda yang ia dapati tertinggal di mobilnya beberapa waktu lalu. Tangan Zane secara otomatis memanjang untuk mengambil sebuah jepit rambut dengan hiasan pita berwarna mint. Benaknya lalu terlempar pada pertemuan terakhirnya dengan sesosok gadis remaja yang tinggal di rumahnya.

Something UnfinishedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang