Thirty Three

1.4K 118 12
                                    

Aneh. Mau berapa kali pun Zane memikirkan alasan dibalik perubahan sikap Kavita, ia tetap saja merasakan sebuah kejanggalan. Semuanya terasa terlalu cepat dan meski perubahan itu tak khayal membuat sesuatu di dalam diri Zane dihinggapi rasa puas nan senang yang berpadu, tetap saja terasa aneh. Rasanya seperti sebuah kedamaian yang tercipta sebelum badai menghadang.

Zane yang kini sedang berdiri di depan jendela ruangan kantornya yang terbuka, kembali menghisap rokoknya. Pemikiran mengenai pernikahannya dengan Zarina benar-benar membuat dadanya dipenuhi perasaan tak menyenangkan. Beruntung, itu semua bisa diimbangi dengan sikap Kavita yang beberapa hari ini terus saja membuatnya senang karena perubahan sikap perempuan itu.

Tapi semakin dekat dengan hari H pemberangkatan Kavita ke Singapura, entah kenapa perasaan Zane jadi tidak menentu. Apakah ini hanya prasangkanya saja? Apakah ikatannya dengan Kavita sudah sekencang itu? Sampai ia merasakan sebersit perasaan tak mengenakan saat membayangkan Kavita akan pergi jauh darinya.

Jangan lemah, Zane. Kau tidak boleh menjadi ketergantungan dengan kehadiran Kavita.

Karena kalau sampai itu terjadi, ucapan Zarina beberapa saat lalu akan menjadi kenyataan. Bahwa tanpa kehadiran perempuan itu di hidupnya bisa membuat sosok sempurna yang selama ini sudah dibangun Zane sedemikian rupa, hancur begitu saja.

Zane sedang fokus mengurai rasa frustasinya ketika pintu ruangannya tiba-tiba saja terbuka setelah terdengar ketukan beberapa kali. Sebelah alis Zane terangkat tatkala memandang Reno yang terlihat buru-buru menghampirinya dengan ekspresi tak karuan. "Ada apa?"

"Nyonya Nathania sekarang ada di rumah Kavita, Pak. Beliau mengamuk." Zane berdecak sebelum kemudian membuang rokoknya ke asbak dan melangkah cepat keluar ruangan.

Sial. Padahal tinggal menunggu satu hari lagi sebelum keberangkatan Kavita dan ayahnya ke Singapura. Dan setelah itu, ia bisa memastikan bahwa hubungannya dengan perempuan itu tidak akan meninggalkan jejak. Sial sekali, ibunya sudah menemukan perihal ini dengan waktu yang singkat,

Ia harus cepat. Ia harus segera melindungi Kavita, melindungi wanitanya.

=====

Jantung Kavita terasa berhenti berdetak ketika menemukan sebuah mobil familiar yang terparkir manis di depan rumahnya. Ketakutan yang selama ini ia pendam dan sangkal habis-habisan bahwa kejadian seperti ini akan terjadi, kini meluap ke permukaan dan membuat tubuhnya bergetar hebat.

Tanpa memperdulikan barang bawaannya, Kavita langsung turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam rumahnya. Dan begitu langkahnya semakin dekat dengan pintu, telinganya dapat menangkap suara Nathania Edzard yang tengah berteriak.

"Tidak tahu diri! Sudah buat suami saya meninggal, sekarang kau ganti menyuruh anak murahanmu itu untuk menggoda anakku! Sekarang katakan, berapa uang yang kau butuhkan, hah?!"

"Apa maksud, Nyonya? Saya tidak mengerti."

Nathania tertawa sarkas. "Kau tidak mengerti?!" perempuan itu lalu mengambil sesuatu dari dalam tasnya sebelum melemperkan beberapa lembar foto yang didapat dari orang suruhannya kepada Bayu. "Lihat betapa murahannya anakmu itu! Anakmu menggoda Zane! Dia bahkan datang dan menginap di rumah anakku! Kau pikir, apa yang dia lakukan?! Anak kotormu itu pasti menggoda Zane dengan tubuhnya!"

Bayu tidak dapat berkata-kata. Tangannya bergetar tatkala memungut beberapa lembar foto yang menampakan putri semata wayangnya sedang dalam posisi yang cukup intim bersama degan sang tuan muda. "Tidak, Nyonya. Ini pasti cuma salah paham, anak saya tidak mungkin-"

"Sudah ada buktinya, Bayu! Kau benar-benar tidak becus dalam mengurus anakmu itu!" Nathania lalu tertawa penuh sarkas. "Hebat sekali! Kau benar-benar hebat karena bisa menyembunyikan niat busukmu itu selama ini. Kau pasti sudah berencana untuk mendapatkan menantu kaya raya seperti Zane kan?!"

Something UnfinishedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang