[2]

25 5 9
                                    

Ada orang lain yang menyatakan rasanya terhadapku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada orang lain yang menyatakan rasanya terhadapku. Namun dia yang pertama terus mengusik.

-Joy

* * *

Joy berjalan memasuki gerbang sekolahnya dengan tenang. Kakinya terus melangkah satu demi satu memasuki area sekolah. Sesekali Joy menengok kanan-kirinya melihat pemandangan sekolahnya.

Walaupun sudah satu tahun Joy bersekolah di sini, tetapi ia masih kagum dengan sekolahnya yang asri. Lapangan utama sekolah yang luas di alasi rumput jepang yang subur. Gazebo di tepi lapangan dipenuhi tanaman gantung.

Berbelok memasuki area koridor kelas Joy akan mendapati beberapa pot tanaman hias ataupun bunga cantik yang menghiasi depan ruang kelas.

Menaiki tangga, heals pantofel hitam Joy menimbulkan gema ke seluruh koridor menimbulkan efek bunyi menandakan keadaan sunyi sekolah.

Tentu saja sunyi, itu karena Joy sengaja berangkat pagi demi berbicara tanpa gangguan dengan Akash. Sepengetahuannya Akash itu selalu menjadi yang pertama sampai di kelasnya. Jadi Joy berusaha menjadi yang kedua.

Berhenti melangkah setelah sampai pada ujung koridor. Kepala Joy mendongak melihat papan tanda kelasnya XI-10. Menarik napas panjang Joy mengangkat tangannya memutar gagang pintu kelas.

Bunyi deritan pintu kayu yang dibuka memecah keheningan. Diam beberapa detik Joy melongok ke dalam kelas. Melihat adanya Akash yang sudah duduk tenang di dalam kelas Joy lekas menghampirinya.

"Kemarin lo ke rumah gue?"

Joy memperhatikan Akash yang masih tenang mengerjakan soal-soal latihan di buku LKS.

Tangan Akash dengan lincah membolak balik mencari jawaban soal. Mata tajam yang terbingkai kacamata bulat itu menyusuri kata yang tertulis berusaha mencari jawaban yang tepat. Sehabis ketemu jari jemari panjangnya mulai menulis jawaban yang tepat tersebut.

Menyaksikan itu semua Joy jadi berpikir kembali. "Ya kali laki gini sama gue?"

Selagi Joy masih asik memperhatikan, Akash mendongak membenarkan kacamatanya ia menatap Joy. "Iya. Ada yang mau gue omongin."

"Apa?"

Dengan mimik wajah kalemnya Akash menarik tangan Joy menginstruksi agar duduk di depannya. Selepas itu ia mengambil buket mawar lain dari laci mejanya. "Just ordinay confession, I like you so much, Joy."

Menengadah netra bulat Joy tenggelam dalam sorot tajam Akash yang penuh keambigu berbalut ketenangan.

"Gue mau jadi pacar lo." Akash memperjelas maksud tujuannya.

Tidak menelan mentah-mentah pengakuan dari Akash. Joy berdehem pelan. "Lo tau ini terlalu tiba-tiba, apa yang lo liat dari gue? Interaksi aja baru-baru ini."

Hello Joy (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang