[1]

26 4 11
                                    

Salahku masih terjebak di dalam labirin indah yang dia ciptakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salahku masih terjebak di dalam labirin indah yang dia ciptakan.

-Joy

* * *

"Sekarang ceritain."

Menghela napas panjang Joy membuka laci nakasnya. Mengambil 2 buket mawar dari sana menyerahkannya pada Irene yang duduk di sofa. Tanpa kata Joy mendudukkan dirinya di samping Irene.

"Akash yang ngasih, gue juga ga tau ada apa, ga ada tanda-tanda dia naksir gue juga, tetiba aja udah dikasih 2 buket mawar," Jabar Joy.

Membolak-balik buket mawar di kedua tangannya, Irene mengernyit heran. "Ini beneran Akash yang ngasih? Akash yang tiap harinya nempel Alesha, Akash yang itu?"

"Lo aja heran apalagi gue."

"Ini maksudnya Akash suka gue ya Rin? Kok bisa? Dia kesambet? Atau liat gue dari ujung sedotan?" Lanjut Joy dengan pertanyaan beruntun penuh kebingungan.

"Pelet lo nyasar kali, ya kali Akash suka lo. Kaya ga ada cewek lain aja."

Alih-alih tersinggung Joy mengangguk-angguk setuju. "Ya 'kan aneh. Dia juga masih nempel tiap hari sama Alesha. Aneh banget tiba-tiba ngasih gue mawar."

Joy dan Irene saling bertukar pandang seakan saling telepati mencari jawaban bersama.

Seakan terpikir sebuah ide demgan cepat Joy mengambil ponselnya di meja. "Tanya langsung aja apa ya?"

"Emang lo sekontak sama Akash?"

"Iyalah kan sekelas."

Lagi lagi Irene dibuat mengerutkan keningnya, "Heh dari SD lo sekelas sama dia ga pernah tuh satu kontak."

Mengerjapkan mata bulatnya, ponsel Joy terjatuh tatkala kedua tangannya menutup mulutnya dengan ekspresi terkejut. "Baru sadar, seminggu yang lalu tiba-tiba dia juga minta disimpan nomernya sama gue."

"Hayo lo, aduh adik Joy ada juga yang suka ternyata," ledek Irene.

"Gimana apanya, pacaran aja ga, lagian Akash juga ga jelas siapa tau dia nitip bunganya buat Alesha kan?" Joy masih berusaha menyangkal.

"Ngapain nitip Lo, emang Lo kurirnya," kata Irene tidak terima. Enak saja sahabatnya dijadikan kurir.

"Ngga tau juga bingung gue," ucap Joy pasrah melemaskan bahunya bersandar pada sofa.

"Makanya coba cerita," ucap Irene gemas. Gemas dalam artian sebal tentu saja.

Menatap Irene diam selama 5 detik, Joy menegakkan duduknya. Mulai mengalirkan cerita.

* * *

Satu minggu yang lalu.

Joy tertawa cekikikan dengan novel romansa komedi di tangannya. Membalik halaman satu demi satu, bau buku-buku tebal dari perpustakaan sekolah menyeruak masuk ke indera penciumannya.

Hello Joy (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang