[3]

22 4 0
                                    

Duduk pada ubin keramik dingin Joy menonton tanpa minat layar televisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Duduk pada ubin keramik dingin Joy menonton tanpa minat layar televisi. Berbeda dengan para remaja lain yang tengah kisruh di hadapannya. Joy membenahi posisi earphone di telinga.

Earphone yang menyumbat kedua indera pendengar tidak merendam sepenuhnya suara-suara ribut dari beberapa remaja itu yang sedang sibuk bermain play station dan sebagian penontonnya.

Joy bersandar lesu. Seketika menyesali kesetujuannya untuk bergabung bersama pemilik rumah yang sedang ditempatinya saat ini membuat girl grup cover dance yang entah berantah kejelasannya untuk ditampilkan saat pentas seni sekolah sekitar dua bulan lagi di sekolah.

"Ga mau."

"Ayo lah Joy, demi persahabatan! Udah mau kelas dua belas lho. Lo ga mau bikin memori bagus gitu..."

"Ga." Dusta Joy. Ini demi kebaikannya yang sedang dibujuk paksa.

"Yang begitu nanti biasanya nyesel sih," celetuk si pembujuk.

Berdecak sebal Joy menyentak sendok soto yang sedang digenggamnya. "Kenapa gue sih? Kan banyak tuh anak cewek di kelas. Yang jelas bukan gue yang ngerasa merinding diliat banyak orang."

"Harus lo karena itu lo. Gue maunya sama lo."

"Gue udah sibuk PMR kalo sore. Itu bikin gituan latihan 'kan makan banyak waktu." Joy mengeluarkan alasan logis untuk bantahannya.

"PMR kumpul cuma tiap Kamis. Gue udah tahu semua agenda lo pulang sekolah. Paling juga sisanya di rumah drakoran."

"Males Lin!" Joy akhirnya mengeluarkan rengekan andalan. Mencoba menjebak sahabat dari SD nya yang masih memaksa. Evelina Ester namanya. Lin atau Elin adalah panggilan akrabnya.

"Halah tinggal gerak, paksain! Lo tuh harus gerak, ngurek mulu ga di kelas ga di rumah!"

"Kalau nanti ga bisa gimana? Emang lo udah rencana mau bawain cover dance apa? Terus yang ikut siapa aja?"

"Pokoknya ikut aja Senin nanti. Ke rumah gue!"

Begitulah pada akhirnya Joy pasrah terbujuk hingga sampai di rumah Evelina. Penentuan tentang apa yang akan ditampilkan nanti sewaktu pentas seni sekolah tertunda diakibatkan Daniella salah seorang anggota membawa rombongan gengnya.

Rombongan geng berisikan lima remaja. Daniella, Cakra dan ketiga sahabat karib Cakra. Sedangkan anggota grup abal-abal ada lima; Evelina, Daniella, Joy dan dua teman kelas lainnya. Di ruang keluarga Evelina kini total ada sembilan remaja termasuk Joy. Selain kelima anggota grup buatan Evelina, Joy hanya kenal sebatas teman sekelas.

"Joy."

Joy mendongak begitu suara halus dari salah satu teman dekatnya menyapa indah pendengaran. Netra bulatnya tertuju pada senyum lembut yang menyapa.

Hello Joy (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang