Chapter 20 [would you?]

22 20 5
                                    

"Yes or no"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yes or no"

________________

Desta berjalan lesu menelusuri setiap lorong gedung FISIP. Salah satu mata kuliah yang paling ia benci adalah matematika yang di ajarkan oleh ibu Wendi. Pasalnya dosen itu terkenal killer setelah pak Tiko.

Setiap masuk kelasnya yang boleh mahasiswa lakukan hanyalah duduk dan bernapas, selebihnya di larang melakukan gerakan tambahan. Siapa yang kedapatan menggaruk atau balik kanan balik kiri, siap-siap dikeluarkan dan alpa detik itu juga. Hedeh ibu sungguh terlalu.

"Desta."

Merasa namanya di panggil, cewek itu menoleh dan mendapati Teresa yang berlari ke arahnya. "Yo cin kenawhy?" Tanya Desta saat Teresa sudah berada di sampingnya.

"Lo udah buat tugas dari Bu Wendi belum?"

"Kalau belum buat mana mungkin gue hadir sekarang, bisa-bisa di lempar gue dari lantai tiga," jawab Desta.

"Desta cantik, imut, pacarnya kak Putra yang menggemaskan, gue minta tugasnya dong. Mana mau gue di lempar dari lantai tiga bisa mati gue, mana belum nikah lagi."

Desta mengerjapkan mata beberapa kali lalu menghentikan langkahnya, ia berbalik menatap tak percaya ke arah Teresa. "Barusan lo ngomong apa?"

"Desta cantik, imut, pacarnya kak Putra yang meng..."

"Stop stop stop," Desta mengangkat kedua tangan diarahkan ke depan Teresa.

"Sejak kapan gue jadi pacarnya kak Putra hah?"

"Sejak nggak tau deh, tapi berita tentang lo pelukan sama kak Putra saat boncengan di motor udah kesebar jadi yah emang positif pacaran kan."

Desta begitu terkejut, waktu itu saat hampir mendekati kampus dia dengan cepat melepaskan tangannya yang melingkar indah pada pinggang Putra, takut nanti akan beredar kabar yang tidak menyenangkan. Walau sudah menghindari hal itu terjadi, namun mungkin momen itu telah dilihat oleh sebagian mahasiswa dan mereka menyebarkannya hingga dibuat heboh dan Desta baru mengetahuinya sekarang.

"Nggak, nggak, itu nggak benar!" Tegas Desta.

"Hanya kalian berdualah yang tau..." Teresa mengangkat kedua bahunya acuh.

"... Eh ini ada titipan cinta dari kak Putra," hampir cewek itu terlupa, Teresa segera mengeluarkan pouch berwarna moca berukuran sedang dari dalam tasnya, lantas ia serahkan kepada Desta yang memandang penuh kebingungan.

"Ngapain bengong lo, ambil ini."

"Kok gue?"

"Lo maunya siapa, kak Sofia gitu?"

"Kak Putra salah orang kali."

"Kak Putra nggak se-tolol kayak lo!"

"Heh gue nggak tolol ya!"

Ubur-ubur Cinta [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang