Chapter 21 [amplop dari Sofia]

20 16 8
                                    

"Kak Putra nggak adil"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Putra nggak adil"

______________________

"Taruh tugas kalian semua di atas meja sekarang!" Ujar ibu Wendi, dosen killer itu berjalan mengitari semua meja sambil membawa tongkat panjang.

Sekujur tubuh Desta panas dingin saat ibu Wendi hampir sampai pada tempat duduknya. Karena terlampau bahagia membaca selembar kertas dari Putra, Desta sampai lupa dunia dan seisinya.

Dia masuk ke dalam kelas tanpa membawa buku tugas matematika yang tadi dipinjam oleh Teresa kemudian bergantian dengan Kyra. Desta terus menghubungi Kyra dan cewek itu sedang dalam perjalan. Mampus gue!

"DESTA!"

Tongkat ibu Wendi menghantam kuat meja sampai Desta hampir meloncat dari kursi karena kaget. "I-iya bu."

"Mana tugas kamu!?"

Mata Desta terus berkelana kesana-kemari, "bukunya lagi jalan ke sini bu, bentar lagi sampai kok hehe."

"Sejak kapan buku punya kaki! Nggak usah banyak alasan, bilang aja kamu nggak buat."

"Buat kok bu, tapi..."

"Tapi apa? Pokoknya kamu ibu hukum!"

"Kok gitu sih bu?!"

"Syukur-syukur kamu ibu nggak coret dari absen, sekarang kamu keluar lari keliling lapangan tiga kali habis itu ke ruangan saya kerjain tugas yang tadi kamu nggak buat lalu dikumpulkan, ngerti!"

Desta menelan saliva beberapa kali. Ia memandang keluar jendela, betapa teriknya matahari siang ini. Desta kembali menatap ibu Wendi, "ngerti bu."

Teresa memandang kasihan ke arah Desta yang akan di hukum. Padahal sejujurnya Desta sendiri tidak ingin dikasihani. Seharusnya Teresa yang berada di posisinya sekarang. Sudah susah payah Desta begadang mengerjakan tugas ini, tapi malah dia yang berakhir di hukum. Sedangkan orang lain yang tidak mengerjakan malah duduk santai dan menatap prihatin ke arahnya.

Kyra berlari sekencang mungkin setelah mendapat telpon dari Desta beberapa menit yang lalu, namun saat sampai Desta malah keluar dari kelas bersama ibu Wendi. Mampus, gue telat!

Kyra menyatukan kedua tangannya seraya meminta maaf kepada Desta saat cewek itu melirik kearahnya.

"Udah gue bilang pinjamnya jangan lama!"

Ucap Desta tanpa mengeluarkan suara namun Kyra dapat mengerti gerak bibir Desta.

"Desta! Kamu mau ibu tambah hukumannya?!"

"Eh jangan bu, Desta ke sana nih."

Desta kemudian menyusul ibu Wendi yang sudah lebih dulu darinya. Asli, rasanya Desta ingin menjambak rambut Kyra saat itu juga.

Ubur-ubur Cinta [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang