Chapter 22 [sayang dan Cinta]

25 16 0
                                    

"Akan gue buat lo percaya dan nggak ragu lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akan gue buat lo percaya dan nggak ragu lagi."
___________________________

Sudah sepuluh menit Putra menunggu Desta di dekat halte kampus. Sesuai dengan apa yang ia ucapkan kepada Desta waktu itu.

"Kak Putra," panggil Desta sambil melambai. Putra menoleh.

Desta segera berlari menghampiri cowok itu yang mungkin sudah menunggu lama dirinya. "Sorry kak, kayanya nggak bisa pulang bareng deh kita soalnya gue lagi ada urusan," ujar Desta yang baru saja datang.

Putra mengacak surai Desta. "Lain kali chat aja," ujar Putra sambil tersenyum.

"Mending ngomong langsung kak."

Putra menyeringai kemudian menarik Desta mendekat, "bilang aja kangen mau ketemu gue," ucap Putra, membuat jantung Desta berdetak tidak karuan. Buru-buru gadis itu menjauh.

"Dih kepedean!" Tutur Desta malu.

Putra suka, suka melihat Desta salah tingkah seperti tadi, suka melihat semburat merah di pipi Desta yang selalu muncul, dan semua tentang Desta selalu membuat Putra kecanduan. Namun setiap melihat Desta, sebagian hatinya merasa tersakiti seakan semesta tidaklah adil karena hanya membuat dirinya saja yang mengingat semuanya, sedangkan Desta tidak sama sekali. Tapi Putra juga berterimakasih karena semesta telah mempertemukan dirinya dengan cinta pertamanya yang sudah lama hilang.

"Yaudah hati-hati ya, kalau mau jemput tinggal chat aja."

Desta mengangguk paham. "Oke kak," balas Desta.

Putra tersenyum simpul lalu memakai helm, kemudian detik berikutnya motor Putra melaju meninggalkan Desta yang masih terus menatap punggungnya yang perlahan menghilang.

Di seberang sana, terlihat Kyra yang baru saja keluar melewati gerbang. Gadis itu melihat Desta sendirian berdiri di tempat parkiran seperti sedang menunggu seseorang. Pikirnya mungkin Desta menunggu kakaknya Putra.

Kyra bermaksud untuk menghampiri Desta namun langkahnya lebih dulu terhenti saat melihat Sofia si nenek sihir itu menyerahkan helm kepada Desta. Setelah itu motor Sofia pun melesat pergi meninggalkan Kyra yang penuh dengan tanda tanya. Mereka berdua ngapain?

Beberapa jam yang lalu setelah Teresa memberikan amplop pemberian Sofia untuk Desta, gadis itu menyetujui ide cemerlang dari seniornya Sofia. Ia memutuskan untuk mengirim pesan kepada Sofia pada nomor yang tertera di amplop itu.

Kira-kira mereka berbincang lewat chating hampir sekitar enam menit dan kemudian memutuskan untuk membeli beberapa barang untuk dekorasi nanti sepulang kampus.

Dan keduanya berakhir di sebuah tokoh murah meriah yang cukup banyak antriannya.

"Bisa lama nih kita," ujar Sofia kepada Desta yang juga menyetujui.

Ubur-ubur Cinta [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang