mission 3. || masalah darurat.

25 7 1
                                    

"Mungkin ini cara yang tepat untuk menyembunyikan identitas yang ada dalam black eagle sebagai tim peretas" - Daniel Zenshi Astralestia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mungkin ini cara yang tepat untuk menyembunyikan identitas yang ada dalam black eagle sebagai tim peretas" - Daniel Zenshi Astralestia
.
.

.
.
.
Happy reading flying-!!!

"Oke rencana pertama berhasil...."

"Hallo Devandra, salam kenal!!", Serentak seluruh anggota berseru walaupun tidak menyangka bahwa Devandra seperti Daniel. "Lalu bagaimana dengan ancaman yang kau dapat dari mafia itu Ikbal?",

"Saya diberi waktu selama 2 Minggu untuk memikirkan apakah menyerahkan diri atau ia yang akan membunuh saya tanpa saya sadari" jelasnya.

"Baiklah, nanti akan saya pikirkan lagi,dan kalian semua bisa kembali ke asrama masing-masing" jelas sang komandan dan seluruh anggota Black Eagle kembali ke asrama masing-masing.

"Lyn, sadar gak sih yang tadi kita lihat itu Daniel?", Evelynna yang 1 kamar dengan Devania mulai berfikir "iya sih, tapi gak mungkin itu Daniel" jelas Evelynna yang tengah mendengarkan musik di sana.

"Daripada ngomongin orang lain, mending kita marathon Drakor, gimana??", Evelyn yang notabene nya penonton setia Drakor mengangguk seketika.

«. . . . . .»

"

pergi dari sini, cepat!!!", Kelvin yang berteriak tak karuan membuat seluruh anggota keluar dari kamar nya masing-masing karna teriakan Kelvin.

"Ada apa ini??"

Flashback on...

Saat Kelvin akan tidur sesudah ia membereskan kamar nya, ia seperti melihat cahaya dekat lampu tidur seperti alat pelacak dan saat didekati oleh Kelvin dan benar saja itu adalah alat pelacak dan bom aktif.

dengan panik ia membangunkan Ikbal yang tengah tertidur pulas, awalnya Ikbal tak menggubris Kelvin namun karna gangguan dari Kelvin membuat Ikbal terbangun "apasih ribut-ribut, gua lagi mimpi nikah sama Waifu gua malah di ganggu", kesal Ikbal.

"Kita pergi dari sini!!"

"Lo gak liat sekarang jam berapa??masih jam 11 loh, lagian ada apa sih??", Tanya Ikbal yang masih setengah sadar. "Di kamar kita ada pelacak dan bom aktif mangkanya gua bangunin lo", jelas Kelvin.

Mendengar itu, Mata Ikbal seketika terbuka dengan lebar dan pergi ke kamar Devandra dan Wave kemudian setelah itu ia pergi ke kamar Bimantara dan Azka untuk membantu Ikbal nonaktifkan pelacak itu.

"Sial, sorry Ikbal udah gua coba segala cara tapi bom dan pelacak ini terlalu kuat" jelas Bimantara, namun Devandra tengah meretas sistem untuk nonaktifkan pelacak dan bom nya "maaf banget ni Ikbal, gua udah retas seluruh sistem yang gue bisa tapi sistem keamanan pelacak dan bom nya terlalu kuat", Ikbal mencerna pemikiran nya dan tanpa fikir panjang ia segera menyalakan alarm karna hanya itu yang ia bisa

Flashback off.....

Saat ini, seluruh anggota yang masih setengah sadar sudah berkumpul dalam markas begitupun dengan Ikbal dan Kelvin yang membawa alat pelacak beserta bom aktif tersebut."anak-anak yang masih mengantuk bisa mencuci muka kalian terlebih dahulu",jelas komandan yang ada disana.

Beberapa menit kemudian seluruh tim dengan keadaan sudah tersadar penuh mulai berdiskusi satu sama lain. "Jadi guys, gimana cara nya biar ni dua barang keparat pengganggu kita ini gak aktif??",
Tanya Ikbal membuat seluruh anggota berfikir.

Dan setelah itu tim udara memberi saran membuat seluruh anggota menoleh ke arah mereka berdua "gimana kalau kita buang lewat jalur udara aja??".

"Nanti klo udah di buang yang ada meledak di atas".

Dan usul itu tidak disetujui kemudian tim dari penyusun rencana memberikan usul "kalau di buang ke Markas besar mafia aja gimana??".

Seluruh anggota menoleh ke arah Devania, setelah mendengar usul Darinya mereka mengangguk yang berartikan bahwa mereka setuju dengan Devania. dan Devania meminta alat pelacak beserta bom aktif itu yang ada pada Kelvin dan dengan percaya diri Kelvin memberikan alat pelacak dan bom aktif itu pada Devania. Setelah itu mulai pergi membawa alat pelacak itu menggunakan motor nya dengan cepat.

"Gua heran sama Devania, kok dia bisa kayak gitu tanpa rasa takut sedikit pun padahal usul itu cukup gila menurut ku".

"Coba tanya ke Devania nya sendiri, menurut gue itu udah ciri khas nya dia sendiri, bisa aja suatu saat nanti kita kehilangan Dia bakal ngerasain gimana".

Beberapa waktu berlalu, Devania telah kembali Dengan wajah sumringah terukir di wajah nya yang membuat anggota lain merasa kebingungan dengan sifat Devania yang selalu berubah-ubah secara tiba-tiba "Vania,lo sawan ya??", Devania tak menggubris perkataan Hanin dan kemudian berlari menuju kamar nya dan pintu ditutup cukup keras.

"anj-" latah Kelvin disana "komandan kayak nya kita perlu orang pintar di sini, Devania sawan itu", usil Hanin kemudian disusul dengan gelengan kepala dari komandan "sudah-sudah, kalian kembali ke asrama masing-masing,ini sudah larut malam", perintah nya.

.
.
.
.
.

Keesokan paginya, seluruh anggota Tengah berkumpul di dalam kelas atau bisa dikenal sebagai markas mereka,ada yang asik dengan ponsel,ada yang tengah mengobrol dan ada yang tengah me review kelakuan anggota lain.

"Guys,kita libur 1 Minggu gini bosen gak??"

"Pake nanya lagi lo, Zabrina"

"Iya bjirr,bosen gada kejadian yang bikin kita sibuk gitu ya,fak lah kata gue teh", Sementara itu sang kapten tampak termenung di meja nya.

"Woi baliho kabupaten!!", padahal bukan nama Ikbal yang dipanggil namun ia menoleh "sadar juga lo".

Dengan muka masam sang kapten,ia dengan spontan menunjukan jari tengah nya pada anggota nya itu.
"Jangan kayak gitu napa, kenapa sih lo??", Tanya Kelvin,namun Ikbal tak menggubris dan Beberapa waktu kemudian ia menjawab Kelvin "lo pasti ngeliat kan, Minggu kemarin gue di ancam sama si tua".

"Lah iya ya, Minggu depan lo harus berhadapan dengan Dia, terus kenapa lo gak latihan??"

"Lo tau kan kalau mafia itu terlalu kuat, buktinya kemarin gua lawan dia malah gua yang kalah,pasti nya Minggu depan nyawa gua bakal melayang".

"Lo harus latihan Bal, gimana lo mau Menang lawan mafia itu kalau lo gak latihan dari sekarang??", Damn, kata-kata itu seperti tamparan untuk diri nya yang seperti nya sudah menyerah pada mafia tersebut

"Kita bakal bantu,dan nanti gue yang urus rencana nya jadi lo tinggal duel dan Lo bisa bebas dari ancaman itu gimana??", Ikbal mulai berfikir sejenak,apa salah nya ia berlatih dari sekarang?? tentunya itu diangguki oleh Ikbal yang membuat seluruh anggota bergembira "jadi,bisa kita mulai??".

"BLACK EAGLE....!!!"

"SIAP,TANGGUH,JAYA,MENANG!!!".

seluruh anggota bertepuk tangan dan mulai membantu Ikbal,kapten mereka "mohon bantuannya,black eagle...."

To be continued.....

Author's Instagram account:
@fluffyviii_
@bubble.bunnies_

Class 9C Instagram account:
@gofec.dutemur

IX C class story.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang