PROLOG

805 20 1
                                    

Assalamualaikum semua nya.
Ini cerita pertama aku jadi mohon maaf bila ada typo dan alurnya dan tulisan ga rapi, maklumlah kan namanya cerita pertama.
Kalo udah baca jangan lupa minimal vote ya Oce👌

Follow Instagram
@matcha_ivha
°°°°°°°°°°°°°°°

.
.
.

——————————

Happy reading

——————————

.
.
.

********

Perjodohan adalah hal yang dilakukan oleh orang zaman dulu dan apakah perjodohan itu masih ada di zaman sekarang? Perjodohan adalah pernikahan yang dilakukan dengan memilih pasangan oleh orang tua atau orang lain.

Di sebuah kota jakarta yang ramai oleh kendaraan roda empat dan kuda besi. Pagi dengan banyaknya asap kendaraan yang membuat polusi.

Di sebuah gedung yang tinggi, tepat pada sebuah ruangan khusus, ada seorang lelaki tampan dengan gagah menggunakan jas. Di adalah CEO ternama di seluruh Indonesia.

Lelaki itu duduk di kursi dan Dengan lincah jari jemarinya mengetik di laptop.

Sampai suara ketukan pintu membuat lelaki itu memberhentikan jari jemarinya. "Masuk." Ucap lelaki itu.

Terdengar suara kenop pintu terputar dan pintu di buka menampakkan seorang sepasang suami istri dan seorang gadis.

"Assalamualaikum." Salam semua serempak.

Lelaki itu yang fokus dengan layar laptop kini pandangannya teralih pada ketiga orang yang datang.

"Wa'alaikumussalam." Jawab salamnya, ia berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri ketiganya.

Lelaki itu menyalami tangan suami Istri itu atau Abi dan uminya. Sedangkan gadis yang di samping uminya menyalami tangan lelaki itu.


"Kok Ndak ngabarin?" Tanya lelaki itu.

Pria paruh baya atau Abi terkekeh. "Sengaja, soalnya sekalian kasih kejutan."

Lelaki itu pun ikut terkekeh. "Ya udah duduk yu." Lelaki itu mempersilahkan orang tuanya dan gadis itu dengan sopan.

Ketiga orang itu mengangguk dan  berjalan kearah sofa ruangan lelaki itu. Sampainya, ketiga duduk di sofa, begitu juga lelaki itu yang ikut duduk di sofa bersama.

"Pekerjaan gimana? Lancar?" Tanya sang Abi.

Lelaki itu mengangguk. "Alhamdulillah lancar."

Setelahnya, Hening menghampiri keluarga itu. Hawa dingin yang memenuhi ruangan itu membuat semua di sana diam tidak ada yang berbicara maupun berkutik. Dengan seorang pria paruh baya—kepala keluarga yang sedang memikirkan topik pembasahan.

Sampai sang abi berdeham membuat semua di sana menatap sang abi. Sebelum memulai bicara sang Abi mengambil nafas dan menghembuskannya. "Sebenernya kami kesini ingin membicarakan sesuatu dengan kamu nak." Ucap sang Abi.

ALKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang