07.

155 9 1
                                    

  Assalamualaikum semuanya kembali sama aku hihiii 🤭
Absen dulu semuanya, dari kota mana?

Follow Instagram
@matcha_ivha

📌 JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK BERBENTUK VOTE UNTUK MENGAPRESIASIKAN PENULIS ⚠️
.
.
.
——————————
SELAMAT MEMBACA
——————————
.
.
.
°°°°°°°°°°

"ALYA!" Teriak seseorang dari arah belakang dirinya.

Alya. Gadis itu menoleh kearah belakang, betapa terkejutnya ia melihat sang ayah yang berjalan kearahnya begitu juga dengan semua orang.

Fathir. Lelaki itu sampai di hadapan sang anak, ia meringis saat melihat darah segar keluar dari ujung bibir Alya dan sobek.

"Ngapain? Mau jadi jagoan lagi kamu?  Hah!" Bentak Fathir. Ia sudah kesal sendiri di tambah khawatir akan ujung bibir sang anak sobek mengeluarkan darah. Iyah, semuanya tau akan Zia yang memberitahu semuanya.

Alya menunduk. "Maaf yah bukanya adek mau jadi jagoan lagi, tapi.. emang dua sampah ini rese yah."

Fathir menghembuskan nafas. "Tapi keren sih anak ayah." Kali ini bukan bentakan melainkan sebuah candaan agar sang anak tidak merasa sedih akan tadi dirinya tidak sengaja membentak.

Alya mendongakkan kepalanya. "Keren?"

Fathir tersenyum dan mengangguk. "Keren anak ayah, jangan mau kalah sama dua sampah ini."

Semua orang yang di sana hanya geleng-geleng kepala akan kelakuan anak dan ayah ini.

Salsa. Wanita itu menggeplak lengan sang suami. "Teu aya bédana antara anak sareng bapa." —Anak sama bapak sama saja enggak ada bedanya.

Fathir mengelus lengannya yang sedikit nyeri akan geplak istrinya ini sangat kuat.

"Udah sekarang diobatin dulu lukanya itu." Ujar umi--aminah.

Kini semuanya mulai kembali berjalan kearah tokoh. Dipimpin oleh Fathir yang merangkul sang anak.

Sampai di toko. Alya segera di obati oleh salsa. Kini Alya sedang meringis perih akan alkohol yang bundanya berikan untuk membersihkan darah di ujung bibirnya.

"Aws... Pelan-pelan Bun.." salsa menjawab dengan dehaman.

"Enya, enya, ieu geus lalaunan, geus dititah ulah gelut, tapi malah gelut geus jadi kieu, katuhu? Boga budak awéwé anu kalakuanana siga budak lalaki" -iya, Iya-iya ini udah pelan-pelan, udah dibilangin jangan berantem ini malah berantem jadi gini kan. Punya anak gadis kelakuan kaya anak cowok . Kata salsa sambil menekan luka Alya.

Alya meringis. "Aws... Bunda malah di teken si."

Salsa menghembuskan nafas kasar dari hidungnya, ia cepat-cepat membersihkan luka sang anak.

Selesai mengobati Alya, salsa menutup kotak p3k yang untungnya di mobil ada.

"Nak, nanti jangan kaya gitu lagi ya Ndak baik. Kamu jadi kaya gini." Ujar seorang wanita yang setengah mukanya tertutup oleh kain atau cadar.

ALKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang