13. Kepulangan

221 17 2
                                    

Assalamualaikum semuanya kembali sama aku hihiii 🤭

Ini aku Tek kasih target udah yakin enggak tembus🥲 dan bener enggak tembus 😓 yasudah lah namanya juga mencoba yaaa

Ges, aku punya cerita jadi

Follow Instagram
@matcha_ivha
.
.
.
{Pi reading }
.
.
.

°°°°°°°

Hari demi hari keadaan Alya mulai membaik, kini trauma yang Alya miliki sudah mulai membaik, walaupun terkadang masih sedikit ketakutan ketika di sentuh.

Pagi ini Alya telah di perbolehkan pulang. Kini Alya sedang duduk di atas branka menunggu salsa yang sedang berada di dalam kamar mandi. Kebiasaan bundanya adalah ‘ingin ke kamar mandi setiap ingin pulang atau berangkat kemana pun.

Salsa telah selesai ia keluar dari kamar mandi, setelahnya ia berjalan mendekati sang anak yang duduk di branka.

“Hayu pulang.” Salsa menenteng tas yang berisi baju-baju Alya dan juga menuntun Alya berjalan.

Alya turun dari branka ia berjalan bersama sang bunda dengan di ‘tuntun.

Di sela-sela perjalan menuju keluar rumah sakit Alya melepaskan tangan yang di genggaman oleh salsa.

“Bun adek teh bisa jalan sendiri.” Kata Alya. Toh dirinya masih bisa jalan sendiri tanpa bantuan salsa untuk menuntun ia berjalan. Yang terluka bukan kakinya melainkan Tanganya, jadi ia masih bisa jalan sendiri.

“Haish udah atuh enggak papa. Nanti kalau tiba-tiba kamu pingsan teh kumaha?”

Alya tersenyum tipis ia terkekeh. “Haduh bunsay, enggak usah lebay deh. Adek bisa jalan sendiri, lagian yang luka tangan bukan kaki, jadi adek masih bisa jalan sendiri.” Salsa mengangguk, kemudian keduanya berjalan kembali keluar.

Sampai di depan rumah sakit, sebuah mobil hitam berhenti dihadapan keduanya. Salsa dan Alya yang mengetahui mobil tersebut adalah mobil sang ayah, keduanya masuk kedalam.

°°°°°°°°


Sesampainya di rumah kediaman Fathir dan salsa. Mobil itu terparkir di depan pekarangan rumah, dari dalam mobil keluar Alya dan salsa. Keduanya berjalan masuk kedalam.

“Assalamualaikum.” Salam salsa dan Alya.

“Wa’alaikumsalam.” Terdengar seorang yang berjalan dari arah dapur.

“Sudah sampai.” Kata seseorang itu. Salsa dan Alya mengangguk.

“Assalamualaikum.” Salam Fathir baru saja masuk setelah mengambil tas yang berisi baju-baju sang anak—di bagasi mobil.

“Al, kita akan langsung pulang ke jakarta.” Ucap seseorang itu yang tak lain Zaki.

Alya mengerutkan keningnya, apa katanya, pulang ke jakarta? Ia tidak salah dengar? Secepat itu ia harus keluar dari rumah ini? Berbagai macam pertanyaan yang ada di dalam pikiran Alya, membuat ia menoleh ke arah kedua orang tuanya, meminta untuk mengasih tahu Zaki bahwa dirinya ingin di sini terlebih dahulu.

Salsa maupun Fathir tersenyum tipis. “Dek, hari ini kamu langsung ikut sama suami kamu ke jakarta, ayah ngerti apa yang adek mau, adek ingin tinggal di sini kan selama satu hari? Ayah sudah bisa menebak dari raut wajah adek. " Bukan jawaban ini yang Alya mau, menjadikan Alya mengerucutkan bibirnya.

ALKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang