♡♡♡
Giana menyambut suaminya dengan antusias saat melihat mobil yang sangat ia kenal itu mulai memasuki pekarangan rumah. Jovan keluar dari dalamnya, dan Giana sesegera mungkin langsung mengambil alih beberapa barang yang suaminya bawa.
"Pulang kerja udah kaya pulang liburan aja, bawa oleh-oleh segala." Celetuk Giana saat membongkar isi papper bag itu ternyata makanan khas dari 2 kota, Bogor dan Bandung.
"Kamu beli rasa yang sama sampe 3? Ngelindur apa gimana?" Protes Giana, dan Jovan mendelikan bahu. "Kamu suka yang rasa keju, kan?"
"Iya. Tapi aku juga pengen nyobain rasa lain." Dan Jovan hanya geleng-geleng kepala mendengarnya. Pria itu segera memasuki kamar mereka untuk membersihkan badan.
"Mau makan sama apa?" Tanya Giana sembari membantu suaminya mengeringkan rambut.
"Aku udah makan diluar. Jadi gausah repot-repot." Selesai dengan masalah rambutnya, ia mengacak-acak rambut Giana hingga istrinya itu kesal.
"Aku baru ke Salon loh." Ringis Giana tak terima. Jadi ia sisir kembali rambutnya sampai rapih.
"Makan malem sapa siapa? Dimana?" Tanya Giana ikut naik keatas ranjang, kemudian tidur diatas lengan suaminya dengan nyaman.
"Biasa, di Resto deket kantor." Jawab Jovan mulai memejamkan matanya.
"Jangan tidur dulu." Rengek Giana hingga Jovan refleks membuka matanya kembali. "Kenapa?"
"Kita ngobrol dulu, kamu gak kangen apa sama aku?"
Mendengar pertanyaan istrinya, Jovan segera menggerakan tangan kanannya yang menjadi bantal Giana untuk mengurungnya dalam pelukannya. "Dikit." Bisiknya.
"Aku kangen banget .. " balas Giana mempererat pelukan mereka.
"Rumahnya udah fix kejual?" Tanya Giana tiba-tiba membahas Rumah mereka di Bogor yang dilelang. Jovan menjadikan alasan Ke Bogor untuk menjual rumah lama mereka, lalu ke Bandung baru untuk menemui rekan kerjanya.
"Udah. Uangnya aku masukin ke tabungan Jema." Balasnya dengan yakin.
Padahal ia tidak ke Bogor, apalagi ke Bandung. Rumah di Bogor itu ia anggap terjual agar mereka tak lagi menginap disana, Jovan malah berencana merenovasi rumah itu agar lebih bagus. Nantinya akan ia pakai untuk bertemu dengan Shenna mungkin.
"Padahal aku suka banget sama rumah itu," lirih Giana membayangkan betapa sejuknya disana.
"Aku malah bosen, mending nyewa Hotel atau Villa aja kalo ke Bogor. Biar ada suasana baru." Dan Giana hanya mengangguk setuju meskipun sebagian hatinya tak rela.
"Tadi siang Shenna kesini .. " Giana menggantung kalimatnya membuat mata Jovan benar-benar terbuka sempurna, rasa kantuknya hilang seketika mendengar nama Shenna disebut oleh istrinya. "Kapan Shenna mulai kerja?" Tanya Giana melanjutkan kalimatnya.