Hai readers~ Buat yang ga notice, mulai part ini udah ga flashback ya.. ini kelanjutan dari scene yang ada di Bab 1 Enjoy~ Vote and komen kalo berkenan :) terimakasih 🫶
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♡♡♡
Shenna pergi dari Hotel lebih dulu, meninggalkan Jovan yang masih sibuk dikamar mandi. Sambil mendorong koper kecilnya, Shenna memilih taxi untuk membawanya pulang pagi ini. Pulang kemana? Yang jelas bukan ke rumah barunya bersama Jerryan, atau rumah keluarga Jerryan. Shenna malah kembali lagi ke Apartmennya sendiri, yang sebagian barangnya sudah dipindahkan ke rumah baru yang nantinya ia tempati bersama Jerryan.
Ia beristirahat sebentar, membawa sebagian bajunya untuk menginap dan bersiap-siap kembali untuk semua rencananya hari ini.
Sebelum pergi ke rumah mertuanya, Shenna menyempatkan diri mampir ke rumah keluarga Mahesa untuk memberi oleh-oleh dari Bali. Tidak banyak, hanya hiasan dinding dan beberapa aksesories yang sempat ia beli saat pergi jalan-jalan sendiri itu.
Sebenarnya sedikit ragu, takut bertemu Jovan. Tapi melihat mobil pria itu tidak ada di parkiran, barulah Shenna berani untuk masuk. Lagipula ini masih siang, Jovan pasti langsung ke kantor pagi tadi. Kalau mengingat lagi kejadian semalam, rasanya benar-benar keterlaluan, bagaimana bisa mereka melakukannya lagi hanya karena terbawa suasana, padahal mereka hampir saja selesai.
Kali ini mereka harus benar-benar selesai, jadi Shenna berusaha untuk tidak berinteraksi dengan Jovan kedepannya. Untuk menghindari hal-hal diluar batasnya, meskipun entah ia bisa atau tidak. Kemarin harus jadi yang terakhir, ia berjanji pada dirinya sendiri.
"Shenna? Aku pikir Giana. Sini duduk, sayang." Suruh nenek Jovan melihat sosok Shenna yang tertahan didepan pintu.
"Giana, kemana?"
"Biasa, ngurus Ibunya yang sakit-sakitan itu. Dari pagi dia belum pulang juga."
Shenna mulai masuk dan duduk diujung sofa, berdekatan dengan kursi roda nenek Jovan. Tanpa aba-aba nenek Jovan mengelus-ngelus rambut panjang Shenna yang sedikit bergelombang hari ini, dan sang empunya hanya bisa tersenyum.
"Kamu makin cantik aja abis pulang honeymoon. Suami kamu gak ikut?" Puji Nenek Jovan.
Shenna sempat tersipu sebelum menjawab pertanyaan terakhir, "Dia kurang enak badan, oma."
"Terus kamu tinggalin gitu aja?"
"Sebentar. Karena aku mau ngasih oleh-oleh ini, semoga oma suka ya."
Nenek Jovan sangat antusias membuka bingkisan itu. "Ck,ck, kamu masih aja inget kalau oma suka hiasan dinding dari Bali. Biar aku ganti, berapa harganya?"
"Ish tidak usah. Itu aku beli khusus untuk oma."
"Yasudah, terima kasih, sayang. Kamu mau minum apa? Biar oma siapin."
"Gausah loh oma, ini udah ada jus jeruk." Tunjuk Shenna pada cemilan yang tersedia diatas meja.
"Itu minuman kemasan. Biarpun udah tua gini, aku masih pintar meracik minuman."