♡♡♡
Jovan mengurung diri untuk beberapa saat, pria itu lumayan terpukul dengan hal-hal yang menimpanya akhir-akhir ini. Dia menyewa apartmen setelah diusir dari rumah, lalu mulai hidup tak sehat dan tidak pernah keluar semenjak hari terakhir sidang perceraiannya dengan Giana.
Surat cerai belum keluar, pengadilan masih memberi waktu untuk mereka berdiskusi, tapi rasanya kali ini sudah tidak bisa diselamatkan. Karena ditengah proses perceraiannya, pikiran Jovan malah dipenuhi oleh Shenna.
Selama sebulan terakhir dia mengamati dari jauh bagaimana Shenna menjalani hidupnya setelah mencampakannya. Dan diluar dugaan, Shenna begitu bahagia bersama Jerryan. Jovan benar-benar dibuang pada akhirnya, itu yang membuatnya sangat-sangat terpuruk.
Tapi tidak hari ini, Jovan akan mengakhiri rasa penasarannya. Ia akan kembali mencoba menemui Shenna dan kembali memastikan untuk terakhir kalinya. Ia tak ingin menyerah begitu saja, hubungannya dengan Shenna tidak semudah itu untuk diakhiri.
Jadi Jovan segera bersiap untuk pergi mencari keberadaan Shenna hari ini. Tempat yang pertama dikunjungi tentu saja kantor tempat wanita itu bekerja. Tapi ia malah dikejutkan dengan fakta bahwa Shenna sudah tak masuk kantor dalam seminggu terakhir.
Jovan tak menyerah, ia mencoba menghubungi kaka keduanya, Jordy, tapi tentu saja panggilan itu tak diangkat dalam sekali percobaan. Bahkan dalam lima kali percobaan pun, panggilannya tetap diabaikan. Selain pada Jordy, ia harus bertanya pada siapa? Sekarang bahkan keluarga pun sudah tidak ada yang peduli padanya.
Lalu Jovan berpikir, apa Shenna kembali ke kantor lama? Dan menjadi sekretaris Jordan? Jadi Jovan segera pergi kesana bermodalkan kartu akses yang ia pikir masih bisa menembus pintu menuju kantornya. Tapi sialnya, kartu miliknya sudah diblokir, bahkan satpam yang dulunya sangat menghormatinya kini dengan berani malah mengusirnya.
Jovan bingung, kemana lagi ia harus mencari? Kemungkinan terakhir adalah Shenna pindah kerja ke perusahaan milik Jerryan. Itu sangat masuk akal jika wanita itu berniat menghindar dari hidupnya.
Jadi, dengan berani Jovan mencoba memasuki gedung Erlangga, tapi belum juga dia berhasil masuk lift, seorang security menahan langkahnya.
"Maaf, ada keperluan apa?" Tegur security tersebut.
Jovan terlalu tergesa-gesa sampai lupa memastikan ke bagian Loby perihal niatnya. Jadi langkahnya ia bawa ke Loby itu untuk menanyakan keberadaan Jerryan.
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" Sapa perempuan muda itu dengan ramah.
"Saya ada janji dengan Jerryan, dia ada diruangannya, kan? Dilantai paling atas?" Jovan masih hafal jalan kesana, jadi ia pikir ia bisa sendiri.
"Maaf, Pak Jerryan hari ini tidak ke kantor. Bisa dikonfirmasi lagi janji temunya kapan?"
Jovan menyerit, kali ini masalahnya Jerryan tidak ada dikantornya sendiri. Apa tidak apa-apa kalau dia menghubungi pria itu lebih dulu? Lalu membuat alasan ingin menemui istrinya terang-terangan? Shit, tidak mungkin.