Happy Reading! 🥰❤
Aku dan Kak Hana pulang dari pernikahan Nayla pukul setengah sembilan. Membawakan Noah jajan sebagai camilan kesukaannya sebagai pajak karena tidak mengajak bocah itu ikut serta. Untung saja dia tidak tantrum atau merajuk waktu aku, Kak Hana, dan Arshinta berangkat. Noah anteng bersama pembantu sambil dadah-dadah melambai. Aku juga tidak ingin berlama-lama di sana.
Arshinta langsung lari ke Noah membawakan camilan. Kak Hana masuk untuk ganti baju. Aku duduk di teras rumah Kak Hana, masih belum ada niat ikut masuk. Di sini sangat nyaman untuk bersantai. Beberapa saat kemudian Kak Hana keluar sambil membawakanku kacang sebagai camilan.
"Cewek di nikahan tadi. Dia mantan pacarmu, kan? Bukan teman biasa," ledek Kak Hana kepo sekali pada urusanku.
Aku memang agak lama menatap Nayla setelah mengucapkan selamat pada pernikahannya. Itu kelihatan jelas sekali ya?
Aku berdecak sebal, "Sok tahu."
Kak Hana ikut duduk di sebelahku. "Denis gak diundang juga? Aku gak ngeliat Denis di acara."
"Udah dateng duluan. Dia dateng siang, Kak."
"Kenapa gak bareng Denis aja? Kok ngajak aku?"
"Lah, Kakak tahu sendiri, aku kan sibuk ngurusin vila Mbak Indah dari pagi sampe malem."
Kak Hana mengulas senyum. "Awas aja nanti aku tanya Denis kalo ketemu. Bohongmu kurang rapi, Rain. Jujur aja kenapa sih?"
"IYAA, IYAAA! Dia mantan pacarku. PUAS!"
Suara tawa Kak Hana cukup menganggu. Untung saja Arshinta dan Noah bermain di dalam bersama pembantu, jadi bocah-bocah tidak ikut kepo bertanya apa itu pacar atau pertanyaan super annoying Noah seperti, woaah Om Rain punya mantan pacar? Itu makanan jenis apa?
"Cepet banget move on dari Luna. Bagus sih. Arshinta juga butuh sosok Ibu. Mau dibuatin kopi gak?"
"Terserah!"
"Jawabanmu kayak cewek ngambek lagi dateng bulan, sumpah." Kak Hana kembali menertawakanku. Aku heran, apa yang lucu? Harusnya dia bersimpati dong, adiknya baru ditinggal nikah pacarnya. Malah diketawain. Orang gila!
Ah, pernikahan.
Mungkin kalau menikah dengan orang yang tepat, kata pernikahan itu akan berarti sangat membahagiakan. Beda cerita kalau menikah dengan orang yang salah, pasti berubah seperti semulasi neraka.
Apa yang ibuku pikirkan dulu saat memilih menikah dengan manusia sebejat ayahku?
Ibuku Yohana, berhak bahagia. Hanya saja, takdir menggariskan dia bertemu dengan laki-laki brengsek yang menjadi ayahku. Hingga mati muda karena penyakitnya.
***
Yohana berarti Anugrah. Nama depanku diambil dari nama Ibuku. Sedangkan Kakakku mendapat nama Prameswari, nama Ibu sebelum dibaptis gereja. Kota Lampung adalah tanah kelahiran Ibuku dan keluarga ayahku berasal dari Yogyakarta. Ibu seorang anak petani dan peternak sapi, nenek dari Ibuku adalah penjual kain batik tangan keliling yang beliau dulu berasal dari Pekalongan. Bapak seorang rentenir dan makelar tanah.
Kalian mungkin pernah dengar, sejak dahulu Kota Lampung terkenal dengan tukang begal. Kakek dari ayahku pernah menjadi ketua komplotan perampok dan begal di Kota. Sakti dan punya ilmu kebal. Keluarga dari ayahku memang agak sangar.
Kakekku sering beroperasi di Lampung, setelah berhenti dari pekerjaan begalnya, Kakek memutuskan untuk menetap di sana, meninggalkan Parangtritis. Ia menjadi lintah darat, memeras halus uang dari kesempatan hutang orang. Kakek punya sembilan anak, sebagian memilih untuk tetap menetap di Yogyakarta (termasuk orang tua Mbak Indah) dan beberapa ikut membantu pekerjaan menjadi rentenir. Termasuk juga ayahku. Bapak juga sekalian menjadi makelar tanah, karena pekerjaannya dengan tanah kelahiran Ibuku, mereka akhirnya sering bertemu dan jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐚𝐢𝐧𝐛𝐨𝐰 𝐚𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐑𝐚𝐢𝐧
General FictionOrang bilang, Ayah adalah cinta pertama bagi anak perempuannya dan pahlawan nomer satu untuk anak laki-lakinya. Aku membenci ayahku sama seperti aku membenci perselingkuhan itu sendiri. Perselingkuhan membuatku kehilangan ibuku dan putriku kehilan...