18:𝑲𝒂𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒖𝒏

8 3 0
                                    

Budayakan VOTE dan
COMMENT!

⚠️ Warning! Kematian sementara ⚠️

REASON TO RUN!

.

.Happy Reading~

.

Doohan melayang dalam kegelapan yang
tiada akhir, hanya fikirannya yang menemaninya. Dia merasakan arus kecil menarik anggota tubuhnya dan menariknya ke segala arah saat dia mencari-cari di dalam air.

Dia merasa terputus. Dia tenggelam dalam air bertinta gelap, dalam arti tertentu nyaman. Dia sendirian tapi dia menikmati waktu sendirian, dan hanya dirinya sendiri. Matanya yang terbuka tidak dapat melihat apa pun, terlalu gelap, Doohan tidak dapat mengendalikan tubuhnya.

Air keruh yang gelap berputar-putar di sekelilingnya dan menjadi semacam asap hitam yang berputar-putar, Doohan terjatuh ke tanah yang muncul entah dari mana namun mendarat dengan anggun di atas kakinya. Asapnya berubah warna menjadi gradasi dari putih menjadi hitam.

Semuanya berputar-putar di
sekelilingnya, Doohan tersenyum dan tertawa, menikmati tarian mereka.

"Bangun!"

Doohan mendengar suara yang menuntut serta rasa perih yang keras di pipi kanannya yang merupakan tamparan, saat dia ditarik dengan kasar keluar dari mimpi indahnya. Dia sekali lagi dipenuhi dengan kegelapan.

"Bangun!" Doohan mendengarnya lagi,
perlahan dia mulai penyegerakan tubuhnya. Ketika dia perlahan-lahan sadar, Doohan mulai merasakan tekanan kuat di tangan, lengan, leher, kaki, pergelangan kaki, dan area perutnya.

Semakin dekat dia untuk bangun, semakin banyak tekanan yang diberikan pada area tersebut, Doohan tidak menyukai perasaan itu dan berusaha sekuat tenaga
untuk kembali tidur, kembali ke kegelapan, ke pelariannya yang palsu.

Namun itu hanya sia-sia dan dia semakin mendekat ke kenyataan pahit.

"Bangun!" Doohan mendengar suara
menjengkelkan itu lagi, tapi kali ini suaranya lebih jelas dibandingkan sebelumnya. Dia cuba menggerakkan tubuhnya dan melepaskan diri dari tekanan.

Matanya mengintip terbuka hanya untuk
menemukan cahaya terang yang menunggu matanya terbuka.

Doohan memicingkan mata kesakitan ketika dia mencuba mundur dari cahaya itu, namun yang membuatnya ngeri dan kecewa, dia menemukan bahawa borgol logam yang tak terhindarkan menekannya di kasur yang memantulkan cahaya terang di atas.

Seluruh tubuhnya berkeringat dingin, Doohan tidak tahu apa yang akan terjadi ketika dia bangun, tapi tidak
seperti ini. Pipinya berdenyut-denyut, dia sama sekali tidak menyukainya.

"Ah, akhirnya. Aku bertanya-tanya kapan kau akan bangun, padahal kau tidak terlalu menikmati waktumu." Kata Eunwoo sambil menyeringai dan Doohan membalas penghinaan itu dengan memutar mata.

"Bagaimana perasaanmu?"

Dia memasang wajah tanpa ekspresi, "Akan jauh lebih baik jika aku tidak melihat wajahmu setelah aku bangun."

Mengabaikan lelaki itu yang ketawa, Doohan memeriksa sekitar.

Dia tidak lagi berada di ruangan terakhir yang ia tempati, namun bukan juga ruangannya. Melainkan ruangan itu kosong kecuali beberapa kerusi dan lantai serta dinding yang kotor. Bau kayu terbakar dan makanan memenuhi hidungnya.

Tidak butuh waktu lama buatnya untuk menebak. "Ini ruang bawah tanah."

"Kau benar." Balas Eunwoo sambil tersenyum, "Setelah kau dibawa pergi oleh Sehun dan aku tidak tahu apa yang ia lakukan padamu...tapi kau pengsan. Tubuhmu penuh luka dan Sehun memerintahkanku untuk menempatkanmu disini selama perawatanmu."

ℝeas𝕠n To R𝕦n;【Jungkwon】Where stories live. Discover now