Budayakan VOTE dan
COMMENT!.
REASON TO RUN!
.
.Happy Reading~
.
Layar menjadi hitam dan lelaki itu mendapat tepuk tangan meriah atas presentasinya, namun tugasnya belum selesai. Dowon menjawab pertanyaan dari calon pelanggan, ilmuwan, dan reporter hingga pembawa acara menyatakan pertunjukan telah selesai.
Dia berterima kasih kepada pembantunya yang membantunya selama sesi wawancara dan saat ia ingin keluar dari sana, seseorang yang ia kenal telah menunggunya diluar pintu. Tahu apa ingin dibahas, lelaki itu mengundangnya ke kantornya di lantai sepuluh gedung itu.
Pengawal mereka tetap berada di luar pintu sementara dia duduk.
Ruangan itu tidak banyak berubah dalam beberapa tahun terakhir. Masih ada dinding gelap dan lantai kayu. Karpet Persia tebal berwarna merah tua dan potret mencolok dari tuan rumah dan anak buahnya, duduk di atas perapian kuno, melengkapi tampilannya.
Pandangannya kembali ke tuan rumah.
Lelaki itu tampak jauh lebih tua dibandingkan terakhir kali dia bertemu dengannya. Pelipisnya hampir seluruhnya berwarna abu-abu dan berat badan lelaki itu bertambah. Tubuhnya tidak bisa lepas dari pembusukan, namun naluri bisnisnya yang tajam masih sempurna.
"Apa yang kau mahu kali ini?" Tanya Dowon yang merupakan ketuanya sambil dia duduk di kerusi kulit hitamnya. Bahan itu mengerang pelan.
Tanpa repot-repot menyuruh anak buahnya duduk, dia pun menuangkan minuman pada dirinya sendiri dan memandang lelaki itu yang kini sedang berdiri di hadapannya dengan kedua tangan yang berada di belakang.
"Lapor, Jitae ditemukan tewas."
Dowon membeku untuk sesaat, "Bagaimana dengan alatnya?" Tanyanya sambil menyesapnya. Alkohol terasa membakar tenggorokannya dan dia berusaha untuk tidak batuk.
"Ketika kami menemukan tubuhnya, kami tidak menemukan sampel di mana-mana. Kami berpendapat sampelnya telah dirampas." Ia baru ingin membuka mulut ketika anak buahnya lanjut berkata, "Tapi Jitae lebih dulu bertindak menelan beberapa sempel. Kami sudah mengeluarkannya dan ini adalah sampelnya."
Ia mengeluarkan sebuah botol kecil berukurang 10ml. Sangat sedikit tetapi cukup untuk penelitiannya. Di dalamnya terdapat cairan berwarna biru muda. Waktu seakan melambat apabila Dowon menghulurkan tangan dan menyentuhnya.
Setelah sekian lama dia menantikannya, akhirnya dia mendapatkannya!
Dia tidak menyangka ini adalah nyata tapi benda itu berada jelas di hadapannya seolah menyeru namanya di sebalik botol. Sesuatu yang selama ini dia incar, pada akhirnya jatuh ke tangannya. Dia bukan main senang dan berdiri tidak sabar.
Dengan bunyi gedebuk pelan, Dowon meletakkan kembali gelasnya di atas meja dan menyentuh botol itu. "Lalu bagaimana hasil tesnya. Ada apa-apa yang kau temui?" Ia memandang sampel tersebut.
Bawahannya tidak langsung menjawab dan dia yang menyadari itu mengalihkan perhatiannya ke arah lelaki itu. Anak buahnya tampak tidak yakin namun kerana melihat wajah tidak senang dari ketuanya, ia akhirnya buka mulut.
"Seperti perkiraan tuan, hasil tesnya sangat jelas. Ini adalah Anosia. Tapi ada penghalang yang membuat kami tidak dapat mengaktifkannya selama penggunaannya. Hasil kajian juga menunjukkan, Anosia tidak menerima mana-mana tubuh dan jika dipaksa, hanya akan membuat pemikiran dan perilaku yang tidak rasional, sama seperti penggunaan narkoba pada umumnya."
YOU ARE READING
ℝeas𝕠n To R𝕦n;【Jungkwon】
Acción"Teruslah merengek dan aku akan menidurimu disini." *** Tak terpikirkan oleh Jungkwon, Hwanjun dan Doohan, dimana kesalahan kecil mereka telah membawa mereka harus berurusan dengan 3 geng motor terbesar. Berhenti dari geng Revan, mereka fikir mereka...