22:𝑷𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏𝒌𝒖

14 2 0
                                    

Budayakan VOTE dan
COMMENT!

.

REASON TO RUN!

.

.Happy Reading~

.

"Shit."

Saat Hwanjun mencuba untuk bangun, dia dilanda rasa pusing yang sangat hebat hingga dia hampir terjatuh kembali ke tempat tidur namun dia malah memejamkan mata dan mencuba mengatur nafasnya.

Akhirnya, rasa pusingnya hilang meninggalkan sakit kepala yang tumpul di belakang matanya.

Butuh beberapa saat baginya untuk bangun dari tempat tidur tetapi akhirnya, dia berhasil duduk tegak di tepi tempat tidur. Hwanjun mengerang ketika merasakan nyeri yang menusuk di tulang-tulangnya saat tubuhnya digerakkan untuk bangun.

"Akh- sstt..." Dia memegangi jarinya yang patah, itu masih membiru dan lembam. Hwanjun menarik nafas, cuba meredakan rasa sakit yang ia rasakan dan itu berhasil meskipun masih gemetar.

Sudah jam berapa sekarang? Dia melihat ke luar jendela dan melihat langit mulai gelap. Berapa lama dia pengsan?

Hwanjun mencuba mengingat kembali apa yang terjadi padanya. Bukankah bajingan itu menjualnya? Jadi kenapa dia masih ada disini? Itu tidak penting, yang perlu dia lakukan adalah memikirkan bagaimana dia akan keluar dari neraka ini. Meski usaha terakhirnya gagal tapi dia tidak akan menyerah.

Ketika Hwanjun akhirnya berhasil berdiri, kakinya terasa goyah dan sebelum dia menyadarinya, kepalanya terbentur lantai keras yang membuat rasa sakit di belakang matanya jauh lebih buruk dari sebelumnya.

"Ahh, sial." Hwanjun mengumpat, mencuba untuk mendapatkan keseimbangan tetapi tangan dan kakinya menolak untuk bekerjasama.

Sakit kepalanya mulai migrain dan badannya terasa seperti tertahan oleh batu. Saat dia hendak menyerah dan tetap di tempatnya berada, dia mendengar langkah kaki di luar pintu sebelum suara familiar terdengar.

"Oh, kau sudah sedar." Itu adalah Hanseok, bersandar di kusen pintu sambil mengamati dengan malas bagaimana Hwanjun berusaha untuk berdiri.

Hwanjun tidak membalas, hanya memberinya geraman. Dia butuh mandi, sakit kepalanya begitu sakit, hampir membuat sekelilingnya berputar.

Hwanjun memejamkan mata selama beberapa detik sebelum menarik nafas dalam-dalam dan memaksa tubuhnya bergerak. Butuh beberapa saat baginya untuk berdiri tegak lagi, tetapi ketika dia melakukannya, dia tidak membuang waktu lagi sebelum mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi.

Tubuhnya mengerang dan pecah-pecah saat Hwanjun bergerak tapi dia memaksakan diri untuk terus berjalan.

Ketika dia sampai di kamar mandi, Hwanjun memutuskan mandi air panas akan membantu mengatasi nyeri tubuh dan otot sehingga dengan rencana tersebut, dia menyikat gigi dan mandi air panas sebentar yang memang membantu mengatasi nyeri otot tetapi tidak membantu panas tubuhnya.

Saat Hwanjun selesai dan keluar, dia tidak melihat sosok Hanseok dimana-mana, bagus dia sudah keluar.

Dia segera berdandan, namun dalam sekejap dia merasakan badannya kepanasan seperti terbakar. Hwanjun menarik leher baju ke bawah dan mencuba mengipasi wajahnya dengan tangannya tapi bukannya merasa lebih baik, dia malah merasa merinding di sepanjang leher.

Sepertinya dia demam. Bagus sekali. Satu lagi masalah dalam satu hari.

Saat dia sedang melamun, terdengar bunyi klik kecil dan suara-suara yang datang dari luar. Kebingungan bercampur kepanikan ketika Hwanjun melihat Hanseok kembali berjalan masuk dengan kotak P3K di tangan kanannya.

ℝeas𝕠n To R𝕦n;【Jungkwon】Where stories live. Discover now