8:𝑫𝒊𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒚𝒂!

30 3 0
                                    

Budayakan VOTE dan
COMMENT!

.

REASON TO RUN!

.

.Happy Reading~

.

Oh yang benar saja, kau pasti bercanda.

Jungkwon sebisa mungkin berusaha untuk tidak mempedulikan Sehun yang berada diluar kelasnya, memerhatikannya seperti penguntit. Lihatlah bagaimana dia bersandar ke pintu sambil berpeluk tubuh, tatapan matanya seolah menguncinya.

Beruntung kelasnya lagi sibuk, kalau tidak dia yakin bajingan itu akan menemuinya.

Setiap detik dan menit yang berlalu membuat Jungkwon semakin berdebar. Ia tidak dapat mengalihkan perhatiannya dari Sehun. Apa bajingan itu tidak punya kelas? Sial, ingin sekali ia memaki.

Dapat ia dengar pelajar perempuan saling berbisik diantara mereka. Memuji ketampanan Sehun dan Jungkwon melawan keinginan untuk muntah.

Tolong, biarkan dia belajar dengan tenang. Namun mendengar namanya dipanggil sang guru, saat itulah ia sedar ia terlalu memperhatikan ke luar kelas.

Mengapa Sehun berada disini?

Jungkwon tidak berhenti dari gelisah, apa dia akan mengejarnya lagi? Dan yang lebih parahnya lagi dia terperangkap, tidak ada jalan buat kabur, bajingan itu sudah menunggunya diluar pintu seolah menunggu tikus keluar dari lubang.

Sesudah kelas ini berakhir, ia yakin Sehun pasti akan langsung menerkamnya. Dan satu-satunya jalan keluar yang tersisa adalah ia harus lompat ke luar jendela.

Mahu itu dia akan mendarat di atas orang atau semak-semak, itu belakang cerita.

Jungkwon perasan senyuman yang lelaki itu berikan padanya sama sekali tidak ramah. Terlihat menjijikkan, itu lebih seperti Sehun sedang mengamatinya dengan pandangan sinis seolah mengejeknya dengan seringai nakalnya.

Itu membuat Jungkwon teringat apa yang telah ia lakukan pada Doohan. Memang benar mereka berdua belum membicarakan apa yang terjadi setelah hari itu, tetapi Jungkwon merasa sama rapuhnya dengan Doohan.

Topik itu tidak pernah diangkat bahkan satu kali pun setelah Doohan awalnya mengabaikan peristiwa tersebut, dan pada akhirnya mereka menjalani hari ini seolah-olah hal itu tidak pernah terjadi.

"Baiklah kelas, cukup disini saja pelajaran kita hari ini." Jungkwon panik tatkala gurunya berdiri, kelasnya sudah berakhir.

Memerlukan setidaknya 15 minit untuk menunggu guru lain masuk sebelum kelas bermula tetapi bagi Jungkwon itu terasa seperti di neraka, jadi mahu tak mahu ia harus membuat rencana.

"Guru, biarkan aku membawanya." Jungkwon mempelawakan diri untuk membantu sang guru membawa buku.

"Oh, Jungkwon. Kamu tidak perlu repot-repot. Ini tidak seberapa." Guru wanita itu ingin mengambil kembali bukunya namun Jungkwon menahannya, membuatkan mereka berdua kini terlibat dalam sesi tarik menarik.

"Aku memaksa guru. Aku tak mahu guru kelelahan." Jungkwon bersikeras, senyumannya terlihat begitu ikhlas.

Gurunya menghela nafas, "Ah bisa saja kamu. Baiklah, kamu mendapatkannya."

Jungkwon tidak dapat menahan diri dari tersenyum lebar. Ia memberikan tatapan sinis pada Sehun saat ia berjalan keluar. Lelaki itu tidak dapat melakukan apa-apa padanya selama ia bersama guru. Dia yakin, bajingan itu pasti akan menyerah.

Manakala Sehun hanya mengamati kepergian Jungkwon dari jauh. Dia tidak beranjak, tidak juga bereaksi. Ia hanya menyilangkan lengannya disana, tidak mempedulikan pelajar-pelajar perempuan yang berdesakan di belakangnya sebelum sudut mulutnya tertarik ke atas.

ℝeas𝕠n To R𝕦n;【Jungkwon】Where stories live. Discover now