"Kamu sungguh suka sama Ewil?"
"Apa Tante pikir aku dipaksa suka sama Ewil?"
"Bukan." Yolan, tertawa lembut. Dia membantu Renu menata kue di dapur. "Aku penasaran, dulu kalian ga pernah akur, sekarang udah saling suka aja."
"Aku ga pernah bilang ga suka sama Ewil."
Yolan menoleh. "Apa yang sangat kamu sukai dari Ewil?"
Renu merenung, menatap kue di atas piring di tangannya. Dia suka menghabiskan waktu berdua Ewil, dari mengikuti cowok itu bermain futsal meski hanya duduk di sisi lapangan sebagai penonton, dia suka berduaan di perpustakaan di rumah Dirman, dia suka mendengar permainan piano sumbang Ewil, dia suka duduk di belakang saat Ewil berkendara, dia suka ke tempat rahasia Ewil, dia suka menceritakan imajinasinya yang aneh di dalam kepala kepada cowok itu, dia juga suka menyusun rencana perjalanan di akhir pekan.
Dia suka saat-saat berdua saja dengan Ewil, apa pun itu.
"Jadi, apa dari Ewil yang kamu sukai?" ulang Yolan.
"Banyak," gumam Renu.
"Lalu, apa yang kamu ga suka dari dia?"
"Ketololannya," ucap Renu pelan. Alis Yolan bertaut. "Hah?! Tante, ga gitu maksudnya," imbuhnya cepat sambil mengibaskan tangan.
"Menurutmu Ewil banyak kurangnya, tapi kamu masih suka sama dia?"
"Maaf, ga ada maksud jelekin anak Tante."
"Dia memang anak yang penuh keraguan," kata Yolan. "Tapi untuk sesuatu yang berhubungan sama kamu, dia selalu yakin."
"Yah ...." Setuju sekaligus tidak setuju. Ewil adalah pribadi yang tak menentu. Dia penuh keraguan dan keputusannya bisa berubah tak menentu. Dia akan gigih kepada sesuatu saat hal itu menguntungkan baginya saja.
"Jangan salah paham dengan aku yang bertanya tentang perasaan kamu," ujar Yolan. "Aku cuma takut perasaan kalian cuma perasaan sesaat yang bisa menghancurkan hubungan kalian di masa depan. Putus. Berkelahi. Atau ganggu kuliah kalian."
Putus? Berkelahi?
Ujung-ujung kuku tiba-tiba begitu gatal. Menyiksa. Meminta digigit hingga penggal.
"Tenang, Mama sudah bikin perjanjian sejak kami pacaran," beritahu Renu. Membentuk dinding dari dugaan masa depan yang digambarkan Yolan. Mencoba bersembunyi di balik perjanjian tertulis, menjadikannya pegangan kukuh dari deburan yang menggoyahkan. Diperkuat sikapnya selama ini yang sengaja dibentuk agar menjauh dari pertengkaran, apalagi putus.
"Aku percaya kalian anak yang bertanggung jawab."
Renu mengangguk. "Kami berusaha, Tante."
"Syukurlah." Yolan mengelus pundak Renu. "Saling menyukai membuat kalian berubah menjadi lebih baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
What We are Worried About
Novela JuvenilRenu dan Ewil sudah saling mengaku saling suka, setelah permainan gila yang menyiksa, mereka sepakat untuk bersama Lalu, setelah pacaran, harus apa? ©️ Desember 2023