"Sebelumnya apa anda yakin bahwa Shin Ryujin
Benar-benar perempuan seutuhnya Yeji-ssi.""Ya saya yakin Dok!, Ryujin perempuan seutuhnya."
Didalam ruangan itu Yeji dengan dokter yang menangani Ryujin sedang berbincang mempertanyakan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Shin Ryujin.
"Tapi Dok bagaimana bisa dalam semalam kelamin itu berubah??"
"Baik, saya paham akan kebingungan yang Yeji-ssi pikirkan.....,dari yang telah saya amati kasus seperti ini benar-benar langka terjadi, kami belum bisa memastikan apakah penis itu benar-benar berfungsi atau tidak, namun yang dapat saya sampaikan semua sel dan organ yang ada padanya sama persis seperti yang dimiliki oleh pria pada umumnya, tidak kekurangan apapun."
"Jadi maksud dokter, Ryujin benar-benar berubah dalam semalam?"
"Ada sedikit yang membingungkan karena Ryujin memiliki payudara walau fungsinya tidak begitu sempurna seperti perempuan pada umumnya."
Perbincangan mereka sangat amat serius, Yeji bahkan tidak melewatkan sedikitpun keterangan dokter, keduanya dibuat tercengang dengan apa yang terjadi pada Shin Ryujin.
Sedangkan disisi lain Ryujin tengah duduk diatas kursi yang ada dikamar RS, tempat ia beristirahat setelah ia tidak sadarkan diri semalam.
Ia melihat kearah luar jendela dengan berbagai keributan didalam kepalanya, sampai-sampai suster yang bertugas mengantarkan makanan pada Ryujin dibuat ngeri karena pandangan Ryujin yang terlihat sangat akabsvsgaj.
Matahari pagi sudah menyinari, membuat Ryujin berfikir keras tentang apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya, ia sempat mengira bahwa ingatannya malam itu hanya sebuah mimpi, sampai akhirnya seseorang masuk kedalam ruangannya, Ryujin mengalihkan pandanganya melihat kearah orang yang berjalan menuju kearahnya.
"Apa tubuhmu sudah jauh lebih baik sayang?", ujar Yeji melihat kearah Ryujin dengan tatapan khawatirnya.
"Ya...kurasa begitu."
Tanpa ancang-ancang Yeji langsung memeluk tubuh Ryujin, matanya terpejam dikala ia memeluk Ryujin yang begitu hangat.
"A-aku lapar Yeji."
Ucap Ryujin disela-sela pelukan hangat mereka, Yeji tertawa kecil menyadari Ryujin belum memakan makanan yang diantarkan suster, ia melepas pelukan itu, lalu mengambilkan nampan yang disiapkan oleh pihak rumah sakit.
"Aku tidak mau itu~", ucap Ryujin mem-pout kan bibirnya menolak.
"Ahhh....baiklah aku akan memesan beberapa makanan", ujar Yeji mencubit pelan pipi Ryujin karena gemas.
"Tapi, bagaimana dengan yang lainnya? Bukankah semalam kita camping?", tanya nya.
"Seharusnya mereka sudah pulang pagi tadi, aku sudah mengabari mereka untuk kita pergi lebih dulu."
"Yuna! Yuna pulang dengan siapa??", Tanya Ryujin mengingat Yuna pergi bersamanya satu mobil.
Dengan panik Ryujin bangun dari duduknya mengambil ponselnya yang ada diatas nakas mencoba menghubungi adiknya itu, namun ketika ia menelepon suara deringan ponsel tidak berada jauh darinya.
"Eonni...kau sangat berisik, aku sedang menikmati jam tidurku jadi harap tenang."
Yuna muncul dari balik selimut dengan rambutnya yang seperti singa, Ryujin terkejut karena tidak menyadari adiknya dari tadi ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Murder Weapon #ryeji
Actionmenceritakan tentang dua gadis pembunuh, yang menjalankan berbagai misi untuk membasmi para tikus-tikus berdasi, identitas mereka tidak pernah terbongkar. sejauh ini ada 21 orang yg mati dengan meninggalkan motif yang sama dengan korban sebelumnya...