Keesokan harinya, dipagi hari Ryujin pergi menuju supermarket untuk membeli beberapa jeruk. Meninggalkan Yeji yang masih tertidur pulas dikamar.
Yeji terbangun beberapa menit setelah Ryujin pergi, mendapati ketidakhadiran Ryujin, Yeji sedikit lega karena ia masih bingung harus bersikap seperti apa setelah mereka melakukan hal itu semalam.
"Okeeee apa yang akan kulakukan sekarang!", Ucap Yeji dengan excited, senyumnya merekah dengan indah.
( Ia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, setelah itu Yeji membuat dua potong sandwich, menata dengan rapih diatas piring )
"Ini lebih baik, ya ini lebih baik! Seminggu lalu aku dan Ryujin terlalu sering makan onigiri di minimarket."
"Masa-masa yang sangat membosankan."
( Celotehan Yeji memenuhi apartemen)
Yeji cukup aneh sekarang tubuh rampingnya bergerak kesana kemari, ia tampak sangat bersemangat pagi ini.
"Arghh.....kenapa meja ini ada disini", Ucap Yeji kesal karena kakinya membentur kaki meja.
Ketika sedang meniup-niup kakinya, tiba-tiba ada tangan yang memegang pundaknya.
Dengan segera Yeji memutar tubuhnya dengan cepat, lalu mengunci tubuh orang itu menjepit lehernya dengan kaki kirinya, kedua tangannya menarik salah satu tangan orang itu. Seketika orang itu tidak bisa berkutik, bergerak sedikit saja tangannya bisa patah karena kucian Yeji yang begitu kuat.
"Y-yeji ini aku......Ryujin, aku tidak bisa bernafash...", ujarnya dengan wajah yang sangat memerah.
Ryujin menepuk-nepuk kaki Yeji yang melilit lehernya.
Mendengar hal itu Yeji terkejut dan langsung melepaskan kucian nya.
"Uhuk....uhukh....", Ryujin membaringkannya tubuh lemasnya diatas lantai.
Yeji terlihat begitu merasa bersalah, ia tidak menyangka orang itu adalah Ryujin, karena ia terlalu berisik sebelumnya. Yeji tidak menyadari ryujin yang baru saja masuk.
"R-Ryujina, apa kau baik-baik saja?."
Yeji Melihat Ryujin yang berbaring, mata Ryujin terpejam dengan nafasnya yang terdengar cukup cepat.
"Yang tadi itu....sangat...luar biasa Yeji", Ucap Ryujin masih dengan nafasnya yang belum teratur dengan baik.
Ryujin tertawa kecil ketika melihat Yeji yang menatapnya dari atas dengan wajah yang sangat khawatir.
"Aku baik-baik saja Yeji."
"Apa kau yakin?", tanya Yeji masih dengan tatapannya yang penuh kekhawatiran.
"Ya aku baik-baik saja, sekarang menyingkir lah jeruk ku berhamburan", pinta Ryujin karena wajah Yeji menghalanginya untuk bangun.
Yeji melihat sekeliling, ia baru menyadari ada banyak jeruk yang berhamburan karena ulahnya. ia langsung menyingkir, memberi ruang untuk Ryujin bangun.
Mereka berdua memungut jeruk-jeruk itu setelahnya.
"Mianhae", Ucap Yeji tanpa menatap Ryujin karena merasa bersalah, dengan tangannya yang masih sibuk memungut jeruk-jeruk.
Ryujin melihat kearah Yeji beberapa detik, lalu melanjutkan memungut jeruk.
"Tidak apa-apa, aku juga salah karena tidak menyapamu terlebih dahulu, mianhae Yeji-ah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Murder Weapon #ryeji
Azionemenceritakan tentang dua gadis pembunuh, yang menjalankan berbagai misi untuk membasmi para tikus-tikus berdasi, identitas mereka tidak pernah terbongkar. sejauh ini ada 21 orang yg mati dengan meninggalkan motif yang sama dengan korban sebelumnya...