18. Hadiah

2.4K 63 1
                                        

Dua bulan kemudian.........

Hari berganti dengan minggu, minggu berganti dengan bulan. Hari demi hari mereka lalui bersama. Hingga tibalah hari dimana Devansha akan melaksanakan olimpiade Matematika di Chorzow, Polandia.

Hari ini adalah hari keberangkatan Devansha ke Chorzow, Polandia. Saat ini Devansha, Shea dan Givano serta beberapa bodyguard sudah berada di bandara untuk mengantar Devansha.

"Sana pergi, nanti telat check in" usir Shea

"Kamu ngusir aku?" Tanya Devansha dengan nada sedih dibuat buat

"Iya" ketus Shea

"Cium aku dulu" Shea yang mendengar ucapan suaminya itu hanya memutar bola mata dengan malas ntah kenapa dia tidak mood hari ini

Cup

"Udah sana pergi"

"Hanya segitu? Itu bahkan ga kerasa, sayang"

Shea melotot "disini banyak orang ada papa juga, aku malu"

Shea merasa malu karna memang sekarang Givano bahkan bodyguard sedang mengantarkan tuan mereka yang akan pergi ke Chorzow, mereka semua berkumpul di bandara itu.

"Okay......kasih aku pelukan sayang" Ucap Devansha dengan tangan terbuka saat menerima pelukan dari Shea

Devansha kemudian berjalan mendekati sang papa untuk berpamitan.

"Devansha akan pulang bawa hadiah terbaik untuk papa" ucap Devansha sambil memeluk sang papa

"Papa yakin itu"

"Jangan lupa kirim kabar"

"Hmm.....Aku pergi, bye....... i love you" pamit Devansha dan langsung berlari

Shea membalas lambaian tangan sang suami saat Devansha pergi

"I love you to" balas Shea

Setelah acara berpamitan Shea dan Givano langsung masuk kembali ke dalam mobil, seluruh bodyguad yang melihat adegan manis tadi mereka hanya tersenyum.

"Akhirnya ada yang bisa meluluhkan si kutub utara, bahkan dia sekarang begitu hangat" Ucap Givano pelan yang dianggukan benar oleh semua bodyguard disana

~~~~~••••••~~~~~

Next day, morning.......

Bangunan putih dihadapan Devansha nampak dipenuhi orang-orang, lebih tepatnya para peserta olimpiade seperti Devansha.

Devansha berjalan menuju ruangannya seraya melihat suasana dan tempat baru yang ia tapaki. Devansha sesekali menampilkan senyum saat beberapa peserta melakukan hal sama padanya.

Sebelum ke ruangannya, Devansha terlebih dahulu menelfon Shea karna sejak tadi malam ia belum memberikan kabar pada sang istri karna sibuk belajar.

"Hallo" Suara serak dan berat Devansha memulai pembicaraan

"Aku pikir kamu sampai ke planet Mars makanya gak nelfon dari tadi malam, bahkan gak bisa ya bales chat" omel Shea dari sebrang telfon, sedangkan Devansha yang mendengar itu hanya tersenyum

"Apa cewek - cewek disana sangat cantik sampai gak sempat buat ngabarin?"

"Sebernarnya aku gak terlalu nungguin kabar dari kamu, karna aku tau pasti kamu sangat sibuk Tuan Alaric Luan Devansha Cayden"

SHEA : The Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang