23. Laki-Laki Sabar

1.1K 33 1
                                    

Setelah pertengkaran kecil yang sedikit menguras emosi tadi, saat ini Shea masih enggan untuk membuka suara. Saat Shea mengatakan kalau mau cerai, saat itu Devansha memutuskan untuk keluar dari kamar daripada pertengkarana mereka semakin lanjut, dan saat ini Shea tengah menangis sendirian di kamar itu.

"Mau sampai kapan kamu nangis?"

Mendengar suara Devansha, Shea langsung mengusap air mata di pipinya, mendongakkan kepala agar air mata selanjutnya tidak akan jatuh.

"Makan dulu ya sayang, udah malam, kamu dari tadi belum makan" bujuk Devansha lemah lembut, menghilangkan ego dikepalanya

"Tinggalin aku sendiri! Nggak usah peduliin aku!" Ketus Shea

Devansha hanya menghela napas pelan, ia kemudian meletakkan makanan itu di atas nakas dan duduk disamping Shea yang tengah menangis itu.

"Makan ya, cantik" ucap Devansha mengusap lembut rambut panjang Shea

Sedetik kemudian Shea mendorong tubuh suaminya itu untuk menjauh, saat ini ia tak mau berada dalam jarak dekat dengan Devansha. Rasa kesal dan marahnya langsung meningkat, ingin sekali menghabisi Devansha di menit itu juga.

"Gapapa mau pukul atau gigit aku, asalkan kamu makan ya?" Devansha harus ekstra sabar menghadapi Shea yang kini tengah mengandung

Sedangkan Shea, meskipun lapar, ia tak punya keinginan untuk makan. Sekarang perempuan itu benar-benar tidak memperdulikan nyawa yang ada di dalam kandungannya.

"Aku nggak napsu makan" ketus Shea

"Kamu harus ingat, kamu itu lagi hamil" balas Devansha mencoba menahan emosinya

"Aku nggak peduli! Aku nggak peduli, mau dia mati, aku nggak peduli!" Teriak Shea

"Shea, hey......anak itu nggak salah apa-apa. Ok, aku yang salah, kamu boleh marah sama aku. Sekarang gini aja, kamu mau apa? Aku bakal turutin, asalkan bukan cerai"

"Aku mau ketemu sama Kenzie hari ini" jawab Shea masih enggan untuk menatap Devansha

"Gak"

"Yaudah aku nggak mau makan!" Tantang Shea

Nertra indah Shea menangkap tangan Devansha yang terkepal menahan emosi. Sedangkan Shea berusaha sekuat tenaga agar tidak tersenyum, anggap saja ini sebagai balas dendam karna membuat hati Devansha terluka.

"Nanti seteleh kamu selesai makan baru aku anterin kesana" ujar Devansha

"Serius?" Wajah Shea langsung berubah mendengar ucapan Devansha barusan

"Hmm"

"Makasih" refleks Shea langsung memeluk Devansha dari samping dan yang dipeluk tentu terkejut bukan main

"Sesenang itu kamu mau ketemu sama Kenzie" batin Devansha

Devansha hanya menghela napas kasar, kemudian mengambil makanan yang ada diatas nakas. Sejujurnya, sedari tadi Shea sudah lapar, tetapi keras kepalanya yang membuat bertahan.

"Buka mulut, aaa......"

Sebelum Devansha mengangkat sendok, Shea lebih dulu meraih sendok itu.

"Aku bisa makan sendiri" ketusnya

Devansha hanya membiarkan istrinya makan sendiri. Tidak ada yang bersuara, yang terdengar hanya suara dentingan sendok beradu dengan piring.

~~~~~•••••••~~~~~

Sesuai janji, Devansha mengentar Shea ketemu Kenzie. Shea memilih cafe untuk ketemuan sama Kenzie dan disetujui Devansha.

Sesampainya disana, Shea langsung merentangkan kedua tangannya ke arah Kenzie. Kenzie yang mengerti maksud Shea, langsung memeluk Shea. Sedangkan Devansha melihat pemandangan didepannya dengan tatapan tidak suka dengan tangan yang terkepal.

Setelah itu Shea dan Kenzie memilih tempat duduk yang nyaman, sedangkan Devansha duduk di tempat lain dan memantau Shea dan Kenzie.

Shea berbincang-bincang dengan Kenzie sampai larut malam. Devansha? Matanya tidak luput dari Shea dan Kenzie. Hingga laki-laki itu melirik jam yang melingkar ditangnnya ternyata sudah menunjukkan jam 22.00 Devansha langsung menghampiri Shea.

"Kita pulang sekarang" ujar Devansha tanpa ekspresi sedangkan Kenzie menatap tak suka pada sikapnya yang kelihatan memaksa.

Shea melihat jam yang ada di handphone nya dan benar, jam sudah menunjukkan pukul 22.00 sudah larut.

"Zie.....gue balik dulu ya?" Pamit Shea

"Iya, hati-hati"

Devansha kemudian menggenggam tangan Shea menuju mobil. Didalam mobil hanya ada keheningan yang mereka berdua rasakan.

Di jalan menuju ke mansion, Shea duduk di mobil dengan tangannya yang lentik sedang bermain-main dengan sabuk pengaman mobil.

Sesekali, matanya bergerak ke samping, tertarik pada laki-laki yang mengemudi dengan tenang di sebelahnya. Lampu-lampu di jalan menyala merah melewati jendela. Hingga akhirnya Devansha memecah keheningan diantara mereka.

"Nanti kamu harus langsung tidur, jangan banyak begadang, itu nggak baik buat kesehatam kamu" ujar Devansha

"Hm"

Setelah itu, tidak ada lagi percakapan diantara mereka. Pasangan itu larut dalam pikiran masing-masing, hingga tak terasa mereka sudah sampai di mansion.

Tanpa aba-aba Shea langsung turun dari mobil dan berjalan menuju ke kamar mereka. Devansha, laki-laki itu terlebih dahulu membuat susu untuk Shea barulah ia ke kamar mandin untuk membersihkan diri.

Setelah mengganti bajunya, Shea kemudian berjalan menuju meja rias untuk memakai skincare, memakai cream malam, lotion, dan yang lainnya. Setelah melakukan semua ritualnya, Shea akhirnya bisa merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil main hp.

Cklek!

"Sayang.....kamu belum tidur hmm?" tanya Devansha lembut saat melihat Shea sedang mamainkan hpnya, scroll ig.

"Hmm" balas Shea singkat, Devansha faham kalau Shea sedang gak mood, biasalah wanita hamil.

"Susunya udah diminum?" Tanya Devansha sambil mengelus rambut Shea.

"Udah tadi, tapi masih mual"

Tangan Devansha terulur untuk mengelus perut rata istrinya. Sedangkan Shea hanya memejamkan matanya merasakan tangan hangat Devansha menyentuh perutnya.

"Jangan nyusahin mamamu ya nak, papa yakin kalau kamu lahir, kamu adalah orang paling beruntung dan paling bahagia bisa lahir dari rahim wanita secantik mamamu" ucap Devansha yang masih mengelus perut Shea dan perempuan itu sudah mulai ngantuk dan memejamkan matanya tetapi masih mendengar ucapan Devansha.

Devansha terus memandangi wajah damai Shea yang sedang tidur dan terus memujinya "emang boleh ya, secantik ini" gumam Devansha dan akhirnya matanya pun terasa berat dan ikut menyusul Shea ke alam mimpi.















Jangan lupa vote and comment

Klik👇

SHEA : The Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang