Pagi ini Devansha dan sang papa menjalankan rutunitas mereka, yaitu sarapan bersama. Suasana di meja makan hening, hanya dentuman sendok yang beradu dengan piring yang terdengar.
Sarapan pun usai, tetapi belum ada yang beranjak dari tempat duduk mereka karna sebelum sarapan tadi Givano memberi tahu kalau ada hal yang ingin dibicarakan.
"Devansha....kamu gak masalahkan minggu depan menikah?" Akhirnya Givano membuka suara
"Gapapa pah" jawab Devansha pasrah
"Devansha......papa harap kamu jalani hubungan ini serius, papa gak mau ada perceraian"
"Gak semua hubungan berjalan mulus pah" bantah Devansha
"Hubungan akan bertahan lama jika keduanya serius dan saling menerima. Papa harap kamu harus serius dan belajar menerima pasangan kamu" nada bicara Givano terdengar seperti menuntut
"Iya pah" jawab Devansha pasrah
~~~~~•••••~~~~~
Xanthus International School merupakan sekolah swasta paling favorit dan terpandang akan murid-muridnya yang memiliki berbagai macam bakat istimewa. Kecerdasan mereka yang di atas rata-rata dan di segala bidang akademik maupun non-akademik membuat sekolah itu terkenal. Tidak hanya itu, murid-murid yang menempuh pendidikan di sana lahir dari keluarga yang memiliki latar belakang dari keluarga terpandang atau konglomerat.
Xanthus International School seolah menjadi sekolah yang hanya menerima sosok murid yang sempurna. Tak hanya murid jenius, bahkan sekolah itu juga dijuluki sebagai sekolahnya para pangeran dan putri kerajaan. Mereka semua bersaing seperti ingin menjadi putra/putri mahkota.Intinya harus jenius dan konglomerat
"Pokoknya kamu harus menjadi yang paling unggul dari yang lain termasuk teman-teman kamu"
"Kamu yang harus jadi perwakilan sekolah setiap olimpiade!"
"Didunia pendidikan tidak ada yang namanya teman. Semuanya adalah saingan!"
Itu adalah tuntutan dari setiap orang tua siswa Xanthus International School. Para orang tua selalu menuntut anak - anak mereka agar menjadi yang terbaik diantara yang terbaik.
Devansha sampai di Xanthus International School bersamaan dengan Shea yang juga baru sampai disana.Devansha berjalan menuju ke kelasnya dengan earphone yang melekat pada telinganya, meskipun melihat Shea yang berjalan disampinganya, namun laki - laki bermata hitam itu hanya acuh seperti tidak mengenal gadis yang berjalan disampingnya.
"Devansha......" tiba - tiba Shea menggandeng lengan Devansha membuat sang empu menghentikan langkahnya
"Kenapa pegang - pegang?" Devansha akhirnya melepaskan earphone yang ada ditelinganya
"Tiba - tiba aku gak tau kelas kita dimana, dan aku takut nanti tersesat di sekolah yang luas ini" ucap Shea seimut mungkin
Devansha hanya memutar matanya jengah dan membiarkan Shea menggenggam tangannya. Selama di koridor mereka menjadi pusat perhatian anak - anak Xanthus International School.
Mereka masuk ke dalam kelas bersamaan, hal itu tentu membuat seisi kelas menggoda mereka.
"Ekhem!!!"
"Setelah satu kelompok kemarin, ada yang makin deket nih"
"Waktu kemarin Shea keluar kelas, keliatan banget Devansha nyariin"
"Kawal sampai pacaran"
"Udah pacaran kali"

KAMU SEDANG MEMBACA
SHEA : The Bad Girl
Roman pour AdolescentsMenceritakan tentang gadis cantik yang diminta papanya untuk balas dendam sama keluarga yang sudah membunuh mamanya. Dia - Zanaya Shea Padya, gadis cantik, licik, jenius, pandai menyusun rencana dan kini telah kembali ke tempat kelahirannya. Gadis k...