09. Mulai Suka?

2.2K 60 0
                                    

Shea kini tengah menunggu Devansha diparkiran. Wajahnya tidak pernah tersenyum hanya ekspresi kesal dan resah yang nampak disitu.

"Hp aku, ehh aku gue mana?" ujar Shea saat meraba isi tasnya

"Kenapa?" tanya Devansha

"Hp aku Dev, kayaknya ketinggalan di kelas deh" serunya sambil cemberut

Devansha hanya bisa menggeleng kepala, istrinya ini memang suka ceroboh

"Yaudah lo tungguin disini, biar gue yang ambilin"

"Tadi aku - kamu, sekarang lo - gue" ujar Shea cemberut

Devansha yang mendengar ucapan Shea hanya bisa diam sambil menahan senyumnya. Devansha langsung beranjak dan pergi ke kelas untuk memgambil handphone Shea.

Tidak menunggu lama, akhirnya Devansha kembali ke parkiran dan memberikan handphone Shea.

"Ni hp lo" Devansha memberikan handphone Shea

"Makasih suamiku" ucap Shea sambil membuat wajah seimut mungkin

"Hm"

Mereka akhirnya masuk kedalam mobil dan mulai memasang seat belt masing - masing.

"Seat belt aku gak bisa" ujar Shea sambil menarik-narik tali Seat beltnya

"Coba sini" Devansha mendekat dan mulai memasang seat belt Shea

Shea tersenyum kemenangan saat Devansha mendekat kehadapannya. wajah tampan Devansha kini sangat terlihat jelas. Bahkan ia bisa merasakan hembusan nafas Devansha.

Detik berikutnya Shea tersenyum tipis saat melihat Devansha berusaha memasang seat beltnya. Wajah serius selalu saja membuatnya gemas.

"Dasar lo tukang boong, ini bisa." ujar Devansha

"Boong apaan orang bener tadi gak bisa dipasang!"

"Modus " ketus Devansha sambil menghidupkan mesin mobilnya

"Devansha" panggil Shea, kini nadanya sangat lembut tidak seperti biasanya

"Hm?"

"Aku boleh minta sesuatu gak?"

"Apa?"

"Boleh gak kalau panggilannya sama kayak tadi di sekolah?"

Tidak ada balasan dari laki - laki itu. Devansha langsung menjalankan mobilnya tanpa berniat menjawab pertanyaan Shea

"Cihh dasar sombong, cuek, nyebelinn!" kesal Shea dan langsung memainkan handphonenya

~~~~~•••••~~~~~

Beberapa menit di perjalanan, Shea dan Devansha akhirnya sampai di mansion. Shea ingin segera rebahan di kamarnya dan mengingat berulang - ulang momen saat bersama Devansha barusan.

Setelah selesai mandi dan mengeringkan badan Shea langsung berbaring di ranjangnya. Ia tidak berhentinya tersenyum seperti orang kesetanan mengingat sosok Devansha.

Shea tersenyum saat mengingat Devansha yang khawatir dan membelanya saat di ruang BK.

"Tunggu - tunggu cowok macem Devansha kerjaannya emang bikin baper orang doang ya?" tanya Shea pada dirinya sendiri

"Astaga gue gak boleh suka sama dia! Inget Shea, dia cuma alat buat balas dendam"

"Tapi dia cowok pertama yang tidur disamping gue dan belain gue, huaa Devanshaaa!!" teriak Shea histeris

Sedangkan di sisi lain, terdengar keras suara tendangan dan pukulan yang dilancarkan oleh Devansha pada sebuah samsak tinju yang menggantung di sudut kanan ruang gym di mansion.

Devansha tampak begitu bersemangat melancarkan serangannya pada samsak tinju itu. Energinya sangat dahsyat dan menggebu-gebu. Perpaduan suara pukulan dan tendangan membuat suasana di ruang latihan itu menjadi begitu bising.

Bugh

Bugh

Bugh

Devansha menarik nafas panjang sambil terus melontarkan serangan ke samsak tinju.

"Arrrgg!!!"

Devansha segera melayangkan kaki kirinya dengan cepat ke arah samsak tinju itu, menimbulkan sebuah suara yang teramat keras. Melihat samsak tinju itu telah terlepas dari gantungannya dan tergeletak di lantai, Devansha pun menghentikan serangannya.

Devansha merupakan pribadi yang suka olahrag, oleh sebab itu ada ruangan gym khusus di mansion untuk Devansha. Dan mengapa Devansha ngegym tengah malam, karna laki - laki tampan itu segang gelisah perihal tentang kejadian semalam.

Devansha menghentikan latihannya sejenak. Nafas Devansha masih agak terengah-engah karena dia baru saja menguras sebagian besar tenaganya untuk menyerang samsak tinju. Laki - laki itu terlihat mengenakan hoodie berwarna abu - abu dan celana training biru muda dengan sarung tinju hitam. Sixpack terlihat jelas di perut Devansha.

Tiga puluh menit berlalu, Devansha  mengusap keringat yang mengalir dipelipisnya menggunakan punggung tangan setelah melepas sarung tangan yang dia kenakan.

Devansha keluar dari gym dengan langkah pelan menuju dapur untuk minum. Sesampainya du dapur, Devansha langsung mengambil air putih dan minum.

Pikirannya dipenuhi oleh Shea.

Detik ini juga Devansha tidak bisa membohongi dirinya sendiri, bahwa ia telah benar-benar jatuh hati pada Shea.

"Ah seperti ini rasanya menyukai seseorang?" Gumam Devansha sambil membayangkan saat-saat ia bersama Shea tadi

"Shea, gue suka sama lo" gumam Devansha sambil tersenyum membayangkan wajah cantik Shea

"Dev.....Devansha!" Akhirnya Shea membuyarkan lamunan Devansha

"Hmm?" Sahut Devansha sambil menatap dalam mata Shea

"Yuk makan siang bareng!"

Di tolak urusan belakangan lah, sama suami sendiri gak masalah kan? Kecuali sama suami orang baru salah!

"Masih keringetan" Devansha menghela napas.

"Yaudah" kesal Shea

"Bilang aja nggak mau makan sama aku" gumam Shea pelan entah Devansha dengar atau nggak biarin aja lagipula kita juga nggak sedekat dulu.

"Ini masih keringetan sayang, tolong jangan negatiftinking mulu"

Mendengar ucapan Devansha, langkah Shea terhenti. Sayang? Apa Devansha lagi kesurupan makanya tiba - tiba manggil sayang? Tetapi, Shea menepis semua pikiran itu dan memutuskan untuk meninggalkan Devansha.

"Terserah, males!"

"Yaudah, ayo makan bareng" ucap Devansha lembut

What? Sejak kejadian tadi Devansha tiba - tiba berubah dan menjadi lembut seperti saat ini.

"Apa Devansha udah cinta sama gue?" Devansha membuyarkan lamunan Shea

Jangan lupa vote and comment🥰

Klik👇

SHEA : The Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang