Leluhur ke-9 merupakan kakak sepupu pertama leluhur ke-10. Mereka memiliki perbedaan nasib juga takdir. Inilah kisah leluhur ke-9 ketika perang seratus tahun pertama kali meletus.
••••••••••••••••••
Agustus 1346
Selama musim panas ini kami semua harus waspada terhadap serangan yang dilancarkan musuh. Di atas padang rumput hijau, kami bisa mencium aroma kematian yang akan hinggap di sini. Ya, sudah dua bulan kami menyiapkan diri dalam pertempuran ini. Kudengar pihak Inggris mengirimkan pasukan terbaiknya. Seketika aku dirundung kegelisahan. Selain itu, katanya mereka memiliki senjata yang lebih baik ketimbang kami.
Kuharap itu hanya desas-desus saja.
Jika benar maka mental prajurit kami hancur.
Ck, sejak dari awal mendengar perseteruan dua kerajaan itu lalu perang ini sangat memuakkan. Ditambah kami harus mengirim pergi orang-orang yang tinggal di sekitar Crécy karena sebagian wilayahnya digunakan untuk keperluan barak kami.
Ditambah beberapa kesatria masih pangkat junior dan belum mahir di medan perang. Hah, ini karena kami kekurangan orang dan melatih mereka dalam waktu singkat pun sangat kacau.
Hami hanya bisa mengandalkan beberapa orang juga senjata yang kami miliki. Setidaknya tekad kami tidak akan pernah luntur.
Oh! Malam itu kami diizinkan menulis surat untuk keluarga atau orang terkasih. Hanya hari itu karena esok kami mulai berperang. Pasukan Kerajaan Inggris telah tiba di area perbatasan dan sedang mendirikan tenda juga.
Tinggal beberapa jam lagi kami pasti beradu di medan perang.
Tentang surat tadi aku mengirimnya ke istriku. Dia sedang bersama anak-anak kami. Dua bulan lalu aku menyuruhnya kembali ke kampung halamannya di Prancis Selatan. Setidaknya mereka aman di sana. Jika perang semakin memanas mungkin aku akan menulis surat untuk paman dari ibuku agar menerima mereka di Spanyol.
Hah, memang gila perebutan kekuasaan di daratan ini. Padahal aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama keluargaku. Malah kacau.
Namun, sebagai kesatria aku tidak bisa lari.
Perang harus kuhadapi meskipun akhirnya masih samar-samar.
Namun, setelah perang meletus rupanya kami para Kesatria Perancis kewalahan. Orang-orang Inggris itu memiliki senjata berlimpah salah satunya meriam yang belum kami miliki. Kemudian, anehnya busur panah panjang mereka mampu menembus baju zirah kami dan kecepatannya melebihi busur crossbow.
Celaka! Sejak dari awal kami seperti hewan uji coba mereka! Apa era kesatria akan punah karena senjata mereka?
Rekan-rekanku pun sudah berguguran.
Diriku sama. Tangan kananku berhasil dilumpuhkan oleh dua anak panah. Seseorang di antara kami segera menyeretku menuju hutan-hutan pinus. Dia berkata bahwa kami bisa melarikan diri dari peperangan ini, meskipun harus dikatakan pengecut.
Awalnya itu ide yang bagus karena intuisiku mengatakan Prancis akan kalah!
Namun, nyatanya kami terkepung.
Dan yang bisa kuingat hanyalah seruan dari rekanku bahwa kami tidak akan kalah.
Setelahnya.
Semua menjadi gelap.
Tertanda,
Beaufort.X.T
••••••••••••••••
Sampai akhir leluhurku ini tak bisa bertemu dengan keluarganya. Jiwanya melekat di daerah itu. Namun berkat keturunannya dia bisa dibebaskan. Kasihan, memang peperangan selalu menimbulkan duka.
.
.
.Ps: Sisa 7 hari lagi!! OwO dan faktanya gaes panah crossbow itu dikalahkan sama long boww.. katanya lebih satset pas bidik musuh. Karena itulah kesatria Prancis kalah telak dari Inggris. Apalagi Inggris pakai meriam, dan pasukan pemanah. Ya tumbang fufufu~

KAMU SEDANG MEMBACA
20 Seson
Ficción histórica[UNBK WGA Gen 9] [The History Journal] . . 20 leluhur menatapmu. Cawanmu terangkat dan telah diisi arak merah. 20 leluhur tertawa. Rasa pahit arak mengguncang lidahmu dan mereka masih terbahak liar. 20 leluhur menyalakan lilin merah. Salah satu di a...