The Fantastis Duel

4 1 0
                                    

Leluhur ke-4 mengisahkan duel maut yang terjadi ketika ibu kota akan dipindahkan

••••••••••

Tahun 710

Mereka mengawali pertemuan dengan adu ucapan lalu diakhiri saling mengadu kemampuan. Ya, tidak mengherankan sebab di zaman ini kemampuan supranatural masihlah dihargai. Oh, perlu kalian ketahui hal ini disebabkan karena ibu kota kekaisaran kembali berganti dikarenakan beberapa faktor. Faktor terbesarnya karena alam.

Bentang alam yang dinamis juga cuaca membuat kaisar harus mengambil keputusan dalam pemindahan pusat pemerintahan. Aku yakin sekali beberapa tahun lagi ibu kota pasti dipindahkan. Ya, sampai mereka menemukan tempat yang pas.

Lalu kenapa kami sampai berdebat sengit? Sampai adu kemampuan? Seperti biasa beberapa pejabat senior menolak usulan ini. Kurasa mereka sudah nyaman dengan kehidupan sekarang. Ya, itu bagi mereka berbeda dengan rakyat sekitar ibu kota. Kelaparan, ancaman cuaca juga pangan yang menipis pun menjadi alasan perpindahan ibu kota.

Dasar tua bangka egois.

Untungnya dipihak kami Fujiwara Nofuhito sangat mendukung usulan ini bahkan dia rela beradu kemampuan. Entah secara fisik atau astral.

Tentunya hal ini sudah diputuskan dengan baik oleh dua pihak juga kaisar. Nah, esoknya di area lapangan di dalam istana. Dua pihak yang bertentangan dipertemukan. Dipihak setuju ada Fujiwara Nofuhito dan dipihak lawan si tua Azai.

Babak pertama mereka saling beradu alat musik. Masing-masing memainkan seruling yang nadanya sudah diatur oleh pemusik istana. Ahk, saat aku mendengarnya melodi milik Fujiwara sangat menenangkan hati sedangkan si pak tua jangan ditanya. Telingaku mulai sakit. Pada babak ini Fujiwaralah pemenangnya.

Kemudian di babak kedua Fujiwara melawan menteri kanan Tuan Takako. Mereka mengusulkan adu ketangkasan pemanah. Di sini Fujiawara harus mengakui kekalahan.

Hah, dipikir-pikir ini agak menggelikan. Demi pindah atau tidaknya ibu kota sampai bertanding. Membuang-buang waktu saja. Sayang, aku tidak bisa bercakap lebih banyak karena posisiku masih junior di salah satu departemen keuangan. Jadi, hanya bisa menyaksikan pertandingan konyol ini.

Kemudian di babak ketiga mereka memutuskan adu magis. Katanya Fujiwara dan Tuan Ryou bisa melakukan hal itu karena mereka memiliki darah onmyouji. Wah, ini tidak bisa kulewatkan.

Aku melihat saksama bagaimana Fujiwara dan Tuan Ryou memamerkan aura magis. Tak lama mereka mulai beradu dengan tangan kosong. Setiap tinjuan yang mengenai mereka tanah bergetar hebat. Wah, wah.

Namun, sayangnya Tuan Ryou terlalu teliti dan pertarungannya sangat konseptual. Aku paham dia memang cermat hanya saja itu tak berguna ketika sedang bertarung. Percuma memikirkannya karena itu bisa menjadi titik lemah.

Dan tepat sekali gerakan yang dilakukan Tuan Ryou dengan mudah dibaca oleh Fujiawara hingga Tuan Ryou terpental dan menghangam tiang kayu peyangga atam. Suara hantamannya kencang sekali. Pasti salah satu tulang rusuknya patah.

Setelahnya tidak ada yang berani menantang Fujiwara. Dengan begitu keputusan pemindahan ibu kota disetuji dan Fujiwara Nofuhito yang bertanggung jawab.

Memang ada-ada saja tingkah pejabat ini.

Tertanda,

Takeshiko Goro

••••••••••••••

Wah, wah rupanya leluhur ke-6 mengenal Fujiwara Nofuhito si ahli tata kota yang memindahkan ibu kota ke Nara. Berkatnya semua berjalan lancar. Sayang catatan tentang beliau tidak lengkap sepertinya memang sengaja tidak diungkapkan.
.
.
.

Ps: Wawawa dua hari lagi owo

20 SesonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang